dirty laundry

360 62 96
                                    

"What happened?"

Luke berjalan dengan linglung saat baru saja memasuki kawasan sekolah.   "As usual, I've got lack of sleep." Balasnya sembari duduk disampingku dan bersandar pada bangku besi. "This project stressing me out but fun at the same time." Ucap Luke sembari meraih buah jeruk dari dalam tasnya.

"Project? What kind of project?"

"Our band project. We have to write a few new songs, because you know, people wanted us to made more of them," Luke mulai melukiskan senyum mengingat secara perlahan-lahan, band nya yang diberikan nama 5 Seconds of Summer sudah mulai merambat terkenal di internet maupun di kehidupan nyata, "so me and the boys worked really hard to make this successfully."

Kami berdua pun mulai menunggu bel berbunyi dan masuk kedalam home room. Ada satu pr yang belum sempat aku selesaikan, karena tidak begitu mengerti.

"Luke, smile, bup." Ucapku kearah Luke yang ingin melahap buah jeruknya. Dengan muka yang masih lusuh dan baju yang berantakkan dipadukan dengan rambutnya yang terlihat polem membuatnya seperti bocah ilang.

"Is that dirty laundry that youre wearing?" Tanyaku melihat kearah bajunya yang memang lecek. "I don't know, mate." katanya dengan tertawa hebat. Terkadan, Luke memang orang yang sangat receh.

"Dirty laundry looks good on me." Ia sedikit menyanyikan sepenggal lirik dari band All Time Low yang sengaja ia ubah sedikit liriknya.

"BOTENG!" Seruku saat melihat Kian yang tengah berjalan santai sembari menjentikkan jarinya layaknya Michael Jackson. "KIAN!" Si Kian alias Boteng itu pun langsung melepas headphonenya dan melambaikan tangannya.

"Sup, old friend?" Balasnya sembari cengengesan yang langsung minta ditebas. "First of all, don't call me an old friend, I'm still young dude, plus even though I know what the real meaning of old friend, but still I just imagined I'm an old lady who's your friend."

"Yes, nanny." Katanya yang langsung menyambar bangku besi yang berada disamping Luke. "Morning, lad." Katanya yang langsung membuat Luke tersedak dari acara memakan jeruknya yang hikmat.

"Yeu, lemah banget," Kian pun meledek Luke sembari menunjuk Luke yang lagi terbatuk pelan, "langsung keselek anjir, kakek kakek kali ah." Ucap Kian yang langsung dipukul ubun-ubunnya oleh Luke.

"What did you say?" Luke tak terima jika ia dikatain kakek-kakek, "apaan si onta, nabok-nabok." Kata si Kian yang mungkin ia belum tahu jika Luke sudah mengerti Bahasa Indonesia. "Eventhough my face is bule, I know exactly what you were saying, Boteng." Kata Luke sembari mengupas jeruk lainnya dengan kasar.

"I have this freak friend for almost three and a half years," ucapnya sembari mengangkat tanganku, "Arjuna and her, taught me how to speak bahasa, plus we have had a vacation together in Indonesia for two weeks with the other three rats." Katanya dengan melahap jeruk secara barbar.

"So little did I know, I have had enough knowledge for Bahasa."

Kian pun langsung menertawakan Luke dengan ekspresinya yang kucel itu. "Gausah lebay lu anjir, ih." Balasnya yang membuat Luke memutar mata pertamax nya malas.

"Anyway, want some?" Tanyaku menawari Kian jeruk milik Luke yang aku ambil diam-diam karena tadi Luke menggeletakkan beberapa buah jeruk diatas meja. "Hey, that's mine, monkey."

"Don't be a stingy mankind, Lucas."

"Why did you stare at my nose?" Tanya Kian melihat kearah Luke dengan risih, karena ia dari tadi memperhatikkan hidung mancung milik Kian. "Do I have a booger?" Tanyanya lagi yang membuatku langsung ingin muntah.

Hi or Hey // 5SOSWhere stories live. Discover now