Chapter 4 Part 12

Începe de la început
                                    

"Bagaimana selanjutnya komandan?" Curio bertanya kepadaku, terlihat bekas darah biru pada tubuh mechanya.

"Kita serang kakinya, kita akan lumpuhkan monster ini sampai dia tidak dapat bergerak sama sekali, aku ingin tahu bagaimana tangisan monster raksasa ini."

"Graaaauuh"

Tiba-tiba sebuah tinju besar diarahkan kepadaku. Monster yang lain tampaknya menyerang diriku mendengar raungan dari temanya. Tetapi tinju tersebut berhenti hanya beberapa senti dariku, meski tekanan anginya tetap mendorong mechaku. Terlihat rantai-rantai mencengkeram tinju monster raksasa ini.

"Hei, Viskaj jagain dong peliharanmu jangan biarin keliaran kayak gini!" Aku berkata tegar tapi sebenarnya tubuhku gemetar mengalami kejadian yang baru saja terjadi.

"Iya Komandan maafkan saya, anak ini memang riang. Baiklah kembali ke kandangmu monster."

Mecha coklat yang dikendarai Viskaj menarik monster ini dengan rantainya. Tubuh mecha yang bulat dan mungil ini dapat membanting monster yang berbobot ratusan kali lebih besar. Tanah berguncang karena bantingan monster tersebut, tapi aku tidak peduli, aku hanya fokus untuk menghabisi monster yang jadi sasaranku.

"Komandan dia mengaktifkan pelindungnya."

Sekarang seluruh tubuh monster ini diseliputi oleh kulit keras yang berjenis mineral. Mineral yang sangat kuat bahkan pedang laser kami sama sekali tidak dapat menggoresnya. Sama seperti data yang kami dapatkan ketika monster ini terluka dan merasa ancaman berbahaya dia melapisi tubuhnya dengan mineral yang dapat bertahan terhadap benda setajam apapun. Tetapi pelindung ini memiliki kelemahan, kecepatanya akan melambat dengan drastis.

"Gallia bombardir dia!"

Mendengar perintahku Gallia, segera melancarkan serangan rudal bertubi-tubi. Monster yang biasanya gesit ini tidak dapet menghindar dari serangan rudal yang dilancarkan Galia. Tetapi kulit mineralnya masih dapat melindunginya ,monster ini berjalan ke arah Galia ingin membalas seranganya. Tapi serangan kami tidak hanya sampai di sini.

"Sesta sekarang giliranmu."

"Baik komandan."

Pasir-pasir berterbangan yang menutupi pemandangan di sekitar monster itu, meski begitu monster ini tetap berjalan ke arah Galia dari perkiraan arah rudal dan mengandalkan pendengaranya. Hanya beberapa meter lagi dia dapat menghentikan sumber rudal yang memborbardi dirinya, dan jika dia dapat mencapai jangkaunya baginya ini hanya akan menjadi ancaman kecil.

Aku tertawa kecil dalam hatiku melihat perilaku monster ini. Hanya mengandalkan tubuh besar dan insting monsternya. Tidak ada strategi dan pemikiran sama sekali, semua gerakanya sama seperti yang diperkirakan.

Batu besar dilemparkan, ke arah monster itu berlari. Batu berdiameter ratusan meter dilemparkan oleh mecha berwarna merah yang dikendarai oleh Sesta. Mecha yang hanya berukuran puluhan meter tapi tangan besarnya dapat mengangkut batu yang lebih berat ratusan kali daripada bobotnya. Momentum monster ini berlari dan batu besar yang dilemparkan menghasilkan daya yang luar biasa ketika 2 benda masif ini beradu. Suara tubrukan yang besar terdengar memekakkan telinga dan monster itu tersungkur ke tanah, kulit mineralnya tidak dapat melindunginya.

Pertempuran yang sengit ini usai dan saatnya aku menghabisinya, aku mengaktifkan output energi pedangku menjadi maksimum. Kulit mineralnya tetap menjadi rintangan tapi monster ini terlihat tidak bergerak lagi . Aku dapat leluasa memotong lehernya jika tidak ada yang menggangguku. Hanya tersisa beberapa meter lagi sampai aku dapat menghabisi monster ini.

"Komandan awas!"

Noelle mendorongku menghindari semburan asam yang ditargetkan kepadaku. Sebelum aku sempat menghabisi monster yang kulumpuhkan monster ketiga menyerangku secara tiba-tiba.

The Lost ExistenceUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum