"Manu, makan lah.." Kendall membuatkan ku steak untuk makan malam, tidak hanya cantik dan juga pintar, Kendall juga pandai memasak.

"aku tidak ingin kau kelaparan saat berada dirumah ku," ujarnya dengan tersenyum lalu kemudian membuka apron yang sedang ia kenakan.

"Kendall, maaf.." aku benar-benar merasa tidak enak karena aku menceritakan tentang Gwen padanya.

"hey, kenapa meminta maaf?"

"soal cerita dan mim.." belum selesai menjelaskan, Kendall menutup mulutkan dengan cara menjepit bibirku dengan jarinya.

"tidak apa-apa, aku senang kau sudah menceritakan apa yang kau rasakan padaku.. sungguh, tidak apa-apa Manu. Gwen adalah masalalu-mu, ia yang membuatmu bahagia saat itu, ia yang membuatmu banyak berubah dari tahap awal sampai saat ini.. jika bisa, aku ingin berterima kasih padanya karena banyak merubah dirimu yang kaku seperti yang ada di dalam video milikmu itu.." Kendall berjalan memutari meja dan lalu kemudian duduk di pangkuan ku.

"sekarang kau sudah bersama dengan ku, jika boleh.. aku akan membantumu untuk benar-benar melupakan perasaan mu pada Gwen, walaupun aku yakin perasaan mu darinya tidak akan hilang sepenuh nya," Kendall mengecup bibirku sekilas dan tersenyum, "kau milikku sekarang, aku harus menerima-mu apa adanya Manu.."

Makan malam yang begitu tenang mampu membuatku merasa sangat nyaman untuk berlama-lama dirumah Kendall.

Tidur bersama Kendall di atas kasur yang sama membuat jantungku berdetak begitu cepat, Kendall yang sudah tertidur dengan membelakangi ku dan aku memeluknya, membuatku merasa malu.

Dahulu aku melakukan hal seperti ini hanya bersama dengan Gwen.. Bahkan, aku tidak pernah tidur seperti ini bersama ibuku.

Memeluk Kendall dengan sangat erat dan menghirup aroma parfume dari tubuhnya. Sangat menenangkan..

Terimakasih banyak Ken, and i like you so much.

***

Keesokan harinya.

"buddy!" teriak Nash seraya meloncat lalu kemudian mengalungkan lengannya pada bahuku. "kenapa semalam tidak pulang ke kamar? Niall merindukan-mu sampai hampir gila.." ujarnya dengan tertawa riang.

"hahaha kau ini berlebihan sekali Nash, semalam aku menginap dirumah Kendall."

"what?! Kendall? psikolog cantik itu?"

"em,"

"ka-kau? d-dan i-ia? astaga!" Nash terlihat sangat terkejut, aku tahu apa yang dipikirkannya saat ini.

Merangkulnya lalu kemudian tertawa, "jangan berpikiran yang macam-macam, kami tidak melakukan apapun.." ujarku.

"lalu apa kau berpacaran dengannya?" tanya Nash.

"emm, entahlah.. kami tidak meresmikan hubungan itu dengan kata pacaran, namun, komitmen. ya, kami berkomitmen.." jawabku.

"wah.. wah.." suara Jhonson tiba-tiba terdengar, "ada yang menyimpan ceritanya sendiri rupanya!" Jhonson merangkul ku namun setengah mecekik ku.

"hey Jhonson hentikan!" teriakku.

"tidak akan sampai kau merceritakan semuanya pada kami boy.."

Duduk di taman yang berada di dekat kampus bersama tiga sahabatku, lalu kemudian mereka terkejut saat mengetahui hubungan ku dengan Kendall.

Namun, setelah menjelaskan tentang hubungan ku dengan Gwen, tiba-tiba saja aku menceritakan tentang mimpiku mengenai Gwen pada mereka.

"tapi, apa kau tidak merasa aneh dengan mimpi mu?" tanya Niall.

"maksudmu?"

"emm, kalian sudah lama tidak berhubungan satu sama lain.. lalu, tiba-tiba saja kau mendapat mimpi seperti itu, apa tidak merasa ada yang aneh?" lagi-lagi Niall membuatku merasa bingung.

"ada benar nya apa yang di katakan oleh Niall, namun.. jika Manu menghubungi Gwen, apa Kendall akan baik-baik saja?" ujar Nash, "lagi pula Kendall sudah menerima mu apa adanya, seharusnya kau bisa menyeimbangkan hal itu,"

Nash benar.

"yaa baiklah, aku hanya penasaran," Niall mengangkat kedua bahunya lalu kemudian kembali memakan hotdog yang ia bawa sebagai bekal makan siang.

Malam ini aku ingin mengajak Kendall untum pergi makan malam, namun, ternyata ia sedang sibuk dengan tugas-tugas dan juga skripsinya yang harus ia selesaikan dengan cepat.

"apa aku mengajak Danielle saja ya?" tanyaku.

Mendiall nomornya dan ia langsung mengangkat.

"ada apa?" tanya nya.

"ada waktu luang malam ini?"

"hmm restoran jepang biasa jam 7 malam, jangan sampai terlambat.." kemudian Danielle menutup telfonnya.

Sifatnya yang menyebalkan tak kunjung lepas dari dirinya. Namun, aku terkekeh karena hal itu..

19:00 pm - London, Resto Jepang.

"Manu!" panggilnya dari meja yang berada di dekat jendela, "lama sekali," ocehnya yang membuatku gemas dan menyentil keningnya.

"jangan banyak bicara, pesan saja.."

Setelah itu, kami menikmati makanan yang kami pesan. Rasanya sudah lama sekali aku dan Danielle tidak pergi keluar bersama seperti ini.

Ping! Ping! Bunyi pesan masuk.

Kendall Jenner
kau sedang dimana?

19:16 pm
Read

Manurios
makan malam bersama dengan Danielle
di resto Jepang

19:16 pm
Read

Kendall Jenner
sahabatmu itu?

19:17 pm
Read

Manurios
ya Ken

19:18 pm
Read

Kendall Jenner
ah begitu
bersenang-senanglah malam ini Manu
sampai jumpa besok

19:20 pm
Read

Manurios
tentu :)

19:21 pm
Send

Kendall bukanlah tipikal seseorang yang mudah cemburu, malah, ia lebih senang jika aku pergi bersama orang lain daripada berdiam diri di kamar dan tidak melakukan apapun.

Sepertinya aku beruntung bisa bersama dengannya..

"speak.." ujar Danielle.

"huh?"

"katakan apapun yang ingin kau katakan, asal tidak tentang Kendall. aku sudah tahu,"

"sudah tahu? darimana? bahkan Jhonson, Nash dan Niall baru tahu,"

"aku tidak bodoh seperti mereka, dan kau tahu aku orang seperti apa.."

Ah ya, aku baru ingat jika Danielle adalah calon dokter yang senang bergossip dan memiliki teman dimana-mana.

M A N U R I O S - 2 [THE END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ