part 25

2.9K 187 2
                                    

Gwen.

Malam ini adalah malam terakhir Manu berada disini, pada hari sebelum-sebelumnya aku membantu Manu membereskan beberapa barangnya yang akan ia bawa ke London nanti.

Hari ini Manu menghabiskan waktunya di dalam kamarku, kami menonton banyak film, mulai dari genre action, animation, horor, comedy, sampai romance yang sukses membuatku meneteskan air mata. Kami menonton film mulai dari terbitnya matahari sampai tenggelamnya matahari, walaupun sesekali kami tertidur saat sedang menonton film, tetapi kami berdua benar-benar tidak beranjak pergi dari dalam kamar.

"aku lelah, ingin merasakan udara segar dulu," kataku sambil beranjak dari duduk dan keluar menuju balkon. Aku langsung menatap balkon kamar Manu yang sedang terbuka, mulai besok malam, balkon itu tidak akan dibuka oleh seseorang yang sama, aku hanya bisa memandangi balkonnya tanpa bertemu dengan orang yang memiliki balkon itu.

Memejamkan mataku lalu kemudian memutar kembali memoriku bersama Manu, aku tersenyum kala mengingat semua itu. Tubuhku menghangat hanya dengan memikirkan kenangan terbaik yang telah aku lalui bersama Manu.

Tiba-tiba, seseorang memelukku dari belakang, ia melingkarkan kedua lengannya di perutku dan menaruh wajahnya di pundakku.

"apa kau akan baik-baik saja?" tanya Manu yang sedang memelukku dari belakang saat aku sedang menatap balkon kamarnya.

"menurut mu? apa aku akan baik-baik saja?" hanya dengan merasakan sentuhan dan hembusan napasnya saja sudah sukses membuat dadaku sesak, bagaimana jika ia benar-benar pergi..

"i love you so much, and you know that.. i always need you, cause you're my home, please.. just wait for me," katanya dengan mengeratkan pelukannya pada tubuhku.

"i love you Manu, aku tau ini agak berlebihan.. tapi, entahlah, rasanya dadaku sangat sesak saat aku harus di hadapkan dengan kenyataan kalau kau akan segera pergi dari sini,"

"aku pergi ke sana untuk menggapai cita-cita ku Gwen, dan kau tau apa tujuan ku bukan? apa pernah kau memikirkan perasaan ku juga? sungguh Gwen, sulit rasanya saat aku harus pergi jauh darimu.. meninggalkan mu beberapa hari saja membuat kepalaku terasa sangat pusing, dan sekarang aku di haruskan untuk meninggalkan mu beberapa bulan, atau mungkin tahun, rasanya sangat menyakitkan Gwen, tapi aku harus melakukannya."

Manu menarik napas yang sangat dalam lalu menghembuskannya di tengkuk ku. Rasanya sangat hangat saat hembusan napasnya mengenai kulitku.

"berusahalah menjadi designer yang hebat Gwen," ujarnya seraya mencium leherku, "aku akan berusaha menjadi dokter yang hebat juga disana, dan kita akan menjadi sepasang kekasih yang sangat keren,"

"Manu..." baru saja ingin mengucapkan beberapa kalimat, tiba-tiba saja Manu memutar tubuhku untuk mengahadapnya.

"i really really love you, and i mean it. believe me, i just ask for it, okey?"

Tidak ada kata lain yang bisa aku ucapkan padanya, aku sangat mempercayainya, aku menyayangi nya, sungguh, aku sangat-sangat menyayangi Manu. Aku mengangguk dan Manu langsung mencium bibirku dengan sangat lembut. Tanpa sadar aku mengalungkan kedua tangan ku di lehernya dan kedua tangan Manu memeluk pinggangku.

Andai saja aku masih bisa merasakan hal seperti ini setiap harinya. Andai saja aku bisa pergi bersama Manu, atau Manu yang menetap disini.

Tapi, semua hanya perandaian. Perandaian yang harus aku kubur dalam-dalam.

"aku sangat mencintaimu, Gwen,"

"aku sangat mencintaimu, Manu,"

Kata kami berdua di sela-sela ciuman hangat itu.

M A N U R I O S - 2 [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang