part 21

3.6K 227 2
                                    

edited.
--
Manurios.

Sampainya di rumah, aku langsung masuk ke dalam kamar, meletakkan koper juga barang-barang yang aku bawa dari London. Ternyata kepadatan lalu lintas hari ini sangat tidak baik, padahal aku sampai di bandara saat sore hari, tetapi tiba di rumah saat malam hari.

Membersihkan diri, lalu turun ke lantai bawah untuk membuat segelas cokelat panas.

Tapi langkahku terhenti saat melihat ibu sedang duduk di kursi ruang makan sambil menatap figura foto dan menangis.

"mom, are you okay?"

"ah Manu, ya, i'm okay, kenapa kau belum tertidur?"

"hm seperti biasa, ada apa mom? terakhir aku melihat mu seperti ini saat kau merindukan dad, apa malam ini kau sedang merindukannya?" tanyaku sambil mengusap air matanya dengan ibu jari.

"ah, kalau di tanya aku merindukannya? tentu saja aku selalu merindukannya Manu, tapi malam ini aku menangis bukan karena hal itu."

"lalu ada apa mom?"

"aku hanya belum siap kalau kau meninggalkan rumah Manu, entahlah.. rasanya seperti aku akan ditinggalkan lagi oleh seseorang yang sangat aku cintai." ujar mom sambil meneteskan air matanya.

"ah maaf kalau aku berlebihan Manu, aku hanya.."

"mom.." aku menariknya ke dalam pelukan ku.

Aku tau apa yang ibu rasakan saat ini karena aku juga merasakannya. Tetapi beda dengan ku, aku menyembunyikan semua perasaan itu dengan sangat baik.

"aku janji aku akan selalu menghubungimu setiap harinya, aku janji mom.."

"Manu, tidak perlu seperti itu.." ujarnya sambil tertawa.

"kau sudah sangat dewasa ya sekarang, aku tidak menyangka kau sudah harus pergi ke universitas, ayah pasti bangga padamu Manu."

Ibu mengusap bagian teratas kepalaku, lalu menangkup kedua pipiku, "berjanjilah kau akan belajar dengan baik, lalu kembali kesini dan membuat ku bangga akan hasil yang telah kau lalui Manu."

"ya mom, tentu saja, aku akan kembali, dan aku akan berhasil menjadi seorang dokter yang baik!" kataku sambil tersenyum lalu kemudian mengecup kening ibu.

"jaga dirimu baik-baik disini mom, aku tidak mau mendapat kabar seperti sebelumnya lagi, jaga kesehatan mu, sekarang kau sudah mempunyai seseorang yang di percaya, jadi percayakan beberapa bagian mu itu pada mereka, jangan terlalu mendorong dirimu untuk melakukan semua pekerjaan itu sendirian, mengerti ratuku?" tanyaku yang dihadiahi senyuman juga sentilan di jidat.

"aw momm..."

"kau tetap akan menjadi Manu kecilku, dan tidak akan berubah sampai kapan pun." katanya sambil bangkit dari duduk, "akan ku buatkan cokelat panas untukmu,"


Setelah mengobrol dengan ibu di ruang makan, aku kembali naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamar lalu melakukan kegiatan ku setiap malam; duduk di kursi balkon dan menenangkan pikiran.

Saat ingin membuka pintu balkon, aku terkejut saat mendapati Gwen sedang berdiri di balkon kamarnya, dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menutup kedua matanya.

Aku memperhatikannya dari dalam kamar dan ikut tersenyum saat melihat Gwen yang sesekali tersenyum di luar sana.

Betapa beruntungnya aku bisa mendapatkan wanita sebaik Gwen, dia selalu menutupi kekuranganku tanpa meminta aku untuk menghilangkannya.

Dia selalu berada di belakang ku, entah dalam keadaan apapun, dia selalu mendukungku dan mendorong ku untuk melakukan yang terbaik.

Gwen adalah supergirl kedua untuk ku, dia lah yang terbaik sampai saat ini. Kalau nantinya aku harus berpisah dengannya dan harus mendapati dia bersama dengan orang lain? Aku akan terus menyimpan sebagian dari dirinya di dalam hatiku, karena dia lah aku bisa menjadi seperti sekarang ini.

Dia lah wanita terbaik setelah ibu.

Gwen, kau adalah rumah bagiku. Sejauh apapun aku pergi, selama apapun aku meninggalkan mu, aku akan selalu kembali padamu. Kau adalah orang yang sangat aku butuhkan, aku tidak pernah menyesal bertemu dengan seseorang seperti mu. Kau selalu bilang, kau adalah wanita yang tidak bisa mengerti orang lain, tapi tanpa kau sadari? Kau selalu paham dengan apa yang harus kau lakukan pada orang lain, terutama saat mereka membutuhkan mu.

Cklek.

"kau belum tidur?" tanyaku yang membuatnya membuka kedua mata.

"ya, sepertinya malam ini aku tidak bisa tidur dengan nyenyak.." jawabnya dengan senyuman yang selalu aku sukai.

"apa ada yang kau pikirkan?"

"Manu, sebentar lagi kita akan berpisah.. di pisahkan oleh negara dan juga. waktu, apa kita akan berhasil dengan itu?"

"kalau kita bisa saling menunggu, bersabar dan percaya, aku rasa kita bisa melewati itu semua Gwen."

"hmm, rasanya akan sangat berat ya saat kau harus di tinggalkan oleh seseorang yang setiap harinya mengisi hari-hari mu."

Aku tersenyum mendengar perkataan Gwen, walaupun ia terlihat cukup cuek, tapi aku tau kalau dia sangat menyayangiku.

"ya, tentu.. meninggalkan juga akan menjadi sangat berat untukku."

"hey Manu.."

"ya?"

"bersungguh-sungguhlah dengan studi mu disana, aku tidak berharap lebih untuk hubungan kita, tapi aku hanya minta kau berjanji satu hal untukku.."

"apa itu Gwen?"

"lulus lah dengan nilai yang baik dan menjadi dokter yang hebat, kembali lah kesini dengan cepat dan kalau suatu saat nanti kita harus berpisah.. buatlah aku kembali padamu."

Aku terkejut dengan perkataan Gwen, untuk beberapa kalimat yang dia lontarkan cukup membuat dadaku sesak, tetapi aku tetap tersenyum untuk perkataan Gwen.

"ya Gwen, aku berjanji, karena aku mencintaimu."

"aku mencintaimu, baiklah.. aku harus tidur, besok aku akan pergi pagi hari, bye." katanya seraya menutup pintu balkon dan menguncinya.

M A N U R I O S - 2 [THE END]Where stories live. Discover now