part 30

2.9K 187 4
                                    

Manurios.

Saat mengetahui Gwen mempunyai teman yang sangat akrab, hal itu membuatku sangat senang. Bagaimana tidak? Setelah keberangkatan ku ke London, Gwen selalu menghubungiku berkali-kali, bisa di bilang tanpa henti. Aku tahu ini adalah pertama kalinya aku dan Gwen berpisah untuk waktu yang cukup lama, namun, lama kelamaan sikap Gwen membuatku jengkel, jujur saja.. Selalu di hubungi saat kau sedang ingin beristirahat, hal itu sangat tidak mengenakan. Aku berterus terang pada Gwen akan hal itu, dan ia menjawab akan merubah sikapnya, mendengar hal itu membuatku cukup lega, akan tetapi.. Teman akrab Gwen menghubungiku setelah itu, ia bertanya apa yang terjadi sampai-sampai Gwen terus menerus menangis?

Mendengarnya saja membuat ku merasa sangat bersalah, aku tidak suka melihat Gwen menangis, dan kali ini ia menangis karena ku. Aku menjelaskan semuanya pada Suga, dan akhirnya ia mengerti juga paham dengan apa yang sedang terjadi di antara aku dan Gwen, semenjak saat itu pula aku dan Suga sering berkirim pesan hanya untuk memberikan informasi, tentu saja tentang Gwen. Tapi terkadang aku juga sering bertukar pikiran dengannya, lama-kelamaan aku dan Suga menjadi kawan yang cukup akrab.

Setelah itu, hubungan ku dan Gwen kembali sehat, Gwen sudah tidak pernah menangis dan ia sudah semakin mengerti apa yang harus dan tidak ia lakukan. Terkadang ia menghubungiku secara bertubi-tubi, namun hal itu tidak membuatku merasa jengkel lagi, melainkan merasa gemas.

"hey buddy!" sapa Nash sambil mengalungkan lengannya pada leherku, "memikirkan pacarmu yang cantik itu lagi hah?"

"stop it Nash, i'm not really like when you tease me like that. what do you want?" tanyaku dengan nada yang sangat datar.

"ow ow! keep calm buddy hahaha me and Jhonson so hungry just by the way," jawabnya seraya mengusap-usap perutnya.

"let's get some food Nash,"

"kalian tidak mengajakku?!" teriak Niall tiba-tiba dari atas kasurnya.

Aku tidak mengerti, selama aku belajar tadi ia sangat manis tertidur dengan pulas, dan saat mendengar tentang makanan Niall secara tiba-tiba terbangun.

"c'mon Niall," ajakku.

Setelah berkendara mobil yang disupiri oleh Nash, akhirnya kami berempat sampai di makanan siap saji, kami memesan cukup banyak makanan, ya setengahnya akan kami bawa pulang ke dorm untuk teman belajar.

"hey Manu, kau tidak merindukan kekasihmu?" tanya Nash sambil memakan kentang goreng.

"tentu saja aku merindukannya Nash,"

"hubungan kalian baik-baik saja?"

"tentu,"

"kau tidak keberatan jika Gwen berteman dekat dengan laki-laki lain?"

"maksud-mu Suga?"

"ya, laki-laki Korean itu,"

"nope, because i trust him, and her,"

"kau memang laki-laki sejati Manu," sela Niall dengan suara tidak karuan karena burger masih memenuhi mulutnya.

"Manu, i wanna asked you something," tanya Nash.

"go ahead,"

"bagaimana jika orang dari masa lalu, entah dari masa lalu-mu atau Gwen kembali dan masuk ke dalam hubungan kalian?"

Mendengar pertanyaannya membuatku membeku, mataku tidak fokus, dan suara Nash berputar di kepalaku. Orang dari masa lalu, tidak, jika itu terjadi tidak mungkin dari masa lalu ku, tetapi.. Mungkin saja dari masa lalu Gwen. Kembali dan masuk ke dalam hubungan ku dan Gwen? Bagaimana jika laki-laki itu kembali? Bagaimana jika ia kembali pada Gwen dan aku tidak mengetahuinya? Bagaimana jika....

"MANU!" teriak Nash dan juga Niall bersamaan yang membuatku tersadar.

"berhentilah melamun!" teriak Niall. "Nash kau sudah salah bertanya! jangan tanyakan hal itu lagi pada Manu!"

"stop it Nash, lanjutkan saja makan-mu," timpal Jhonson.

"okey okey, my bad, i'm sorry Manu, tidak akan aku ulangi lagi pertanyaan itu,"

Aku tersenyum melihat kelakuan mereka, walaupun terkadang mereka sangat mengganggu, tetapi mereka selalu menemaniku kapan pun itu.

"it's okey Nash, i just.. ah, it's okey," kataku yang lalu kemudian menggigit burger.

"jika ada sesuatu yang membuat-mu kepikiran, kau bisa bercerita pada kami Manu," kata Jhonson.

"ya, tentu," jawabku kembali tersenyum.

***

Setelah kembali ke dorm, aku langsung membuka buku dan mulai meringkas apa saja yang penting di dalam buku pelajaran kedokteran yang sedang aku pelajari, namun, apapun yang aku baca disana seakan tidak terususun membentuk kalimat yang benar, aku sampai harus menutup lalu membuka mata kembali agar bisa fokus belajar, namun.. Hasilnya tetap tidak bisa.

"are you okey?" tanya Niall secara tiba-tiba dari atas kasurnya.

"hm," jawabku dengan tersenyum padanya.

"jika ada sesuatu katakanlah Manu, aku rasa kau sedang banyak pikiran.. hmm, sebenarnya setelah pertanyaan Nash tadi di tempat makan," kali ini Niall mengangkat selimutnya dan terduduk di atas kasur sambil melipat kedua kakinya.

"sebenarnya setelah mendengarkan pertanyaan Nash tadi, aku langsung berpikir tentang masa lalu Gwen,"

"hmm, memang ada apa?" tanya Niall dengan bertumpu tangan dan menatap ku serius meminta jawaban yang sebenarnya.

"saat masih di JHS dulu, Gwen menyukai seorang laki-laki, ia mengejar laki-laki itu sampai-sampai waktu kami berdua pun menghilang, namun.. setelah Gwen menyatakan perasaannya, laki-laki itu mencampakkannya dengan pergi ke Boston,"

"zeez, kenapa ada laki-laki seperti itu? dia bukan laki-laki Manu, i know,"

"sebenarnya, aku tidak marah jika Gwen bersama laki-laki itu, namun, perilaku laki-laki itu yang membuatku muak. melihat Gwen menangis setiap malam dan selalu berkata tidak apa-apa membuat hatiku terasa sangat sakit,"

"tapi untunglah Gwen tidak bersama nya, walaupun ia sempat merasakan sakit, tapi sekarang ia sudah bersama orang yang baik, that's you buddy!"

Senyumku kembali mengembang setelah berbincang sebentar dengan Niall. Walaupun perasaan ku masih terasa tidak enak, namun Niall membantuku untuk hal itu.

M A N U R I O S - 2 [THE END]Where stories live. Discover now