"ya baiklah.. semangat bekerja dokter Leo,"

"em, tentu saja sweetheart.."

Setelah itu dokter Leo meninggalkan ku dan juga Manu di dalam kamar inap.

Aku masih menggenggam tangan Manu dan juga menatapnya, aku bertanya-tanya apa yang ia lakukan di London sampai-sampai membuatnya menjadi seperti ini?
Manu memanglah seseorang yang sangat rajin, terutama dalam hal akademik, namun, ia tidak pernah berlebihan dalam hal belajar, tapi mengapa sekarang aku menatapnya yang sedang tidak sadarkan ini karena kelelahan?

Apa lebih baik aku tanyakan pada Niall?

Ah ya! Niall.

"helo Gwen.." sapa seseorang dengan nada suara yang ber-ciri khas.

"hey, Niall, bagaimana kabarmu?" tanyaku.

"ya i'm good, how about you? emm, and Manu?"

"i'm good Niall, but Manu.."

"ah, apa ia jatuh sakit?" tanya Niall yang tiba-tiba saja membuatku terkejut, "baiklah Gwen, diam-mu aku artikan sebagai jawaban ya,"

"how did you know Niall?"

"oh c'mon Gwen, i'm his roommate.. ofc i know,"

"what happened?"

"em sebenarnya, setelah bertengkar dengan mu beberapa bulan yang lalu, ia tidak pernah fokus terhadap apapun, belajar, makan atau apapun itu.. oh god, Gwen, Manu so messed up, he just think about you," Niall menghela napas panjang, lalu kemudian melanjutkan, "actually.. he's not tell us about his problem, but Danielle did. me, Nash, dan Jhonson, we knew what was happened,"

"apakah seburuk itu keadaannya saat ia bertengkar denganku?"
Aku sudah tidak bisa menahan air mataku untuk jatuh, aku berpikir Manu menyibukkan dirinya dan melupakan ku saat ia tidak mau untuk menghubungiku beberapa waktu yang lalu. Namun aku salah. Aku salah besar.

"Gwen, he missed you, and you must know he truly loves you. aku bahkan tidak mau membayangkan apa jadinya jika kau benar-benar akan berpisah dengannya.."

"Niall, aku tidak mau melepaskannya.."

Aku sudah tidak bisa banyak berbicara sekarang, tangisan ku membuat dadaku berdetak cepat dan seakan mengunci suaraku agar tidak bisa di keluarkan untuk berbicara.

"em, i know Gwen.. jagalah ia disana, dan kabari aku jika ia sudah baik-baik saja, okey?"

"tentu Niall,"

"don't cry babe.. jagalah dirimu, dan sampai nanti Gwen, bye."

Sambungan telfon pun terputus.

Mataku terasa sangat berat dan membuatku mengantuk, namun aku tidak boleh sampai tertidur, aku harus menjaga Manu.

"darlin.." suara ibu tiba-tiba saja memasuki telingaku, apa ia sudah sampai?

"mom?" pandangan ku masih kabur karena aku baru saja menangis, rasanya sangat lelah sekali padahal aku tidak melakukan apa-apa selain duduk dan menangis sambil menatap Manu.

"pulanglah," tambah mom dengan mengulas senyum.

"tapi Manu.." badan ku benar-benar sangat lemas, kepalaku terasa sangat pusing, dan aku tidak kuat jika harus beranjak dari duduk.

"Charles," mom memanggil nama dad.

"baby, let's go home," dad mengangkat tubuhku lalu kemudian mata ku kembali tertutup.

***

Sinar matahari tiba-tiba saja membuatku tidak nyaman, walaupun mataku tertutup, rasanya aku bisa melihat cahaya itu dari balik kelopak mataku.

Aku kembali menarik selimut dan mencoba untuk kembali tertidur, namun..

"AAAAA!!!" teriakku saat menyadari aku sudah berada di dalam kamar dan bukan di rumah sakit.

Suara derapan kaki berlari ke arah kamar dan tiba-tiba saja seseorang membuka pintu kamar.

"apa yang terjadi?!" tanya Garfield seraya duduk di tepi kasur dan menangkup wajahku, "are you okey? nightmare? or something happened?" tambahnya dengan wajah panik.

"i'm okey, i'm okey.." jawabku seraya melepaskan kedua tangannya dari wajah ku lalu kemudian aku melingkarkan kedua tangan ku di tubuhnya, "but Manu's not.."

"hey, it's okey baby, it's okey.. he just need some rest oke?" kakak melepaskan pelukan ku lalu kemudian memegang kedua bahuku, "kita sarapan, c'mon.."

Setelah mencuci muka dan menyikat gigi, aku langsung turun ke bawah untuk sarapan.

"morning beauty," sapa Hayley.
Lihatlah, bahkan tanpa make up pun Hayley tetap terlihat cantik.

"morning Hayley,"

"aku membuatkan-mu sandwich, aku harap kau akan suka.." ujarnya seraya duduk di kursi yang bersebrangan denganku.

"em, thank you,"

"hey," panggil Hayley yang membuatku menatapnya, "Manu akan baik-baik saja.. tenanglah," tambahnya dengan mengulas senyum.

Aku mengangguk dan kemudian menyuapkan sandwich yang dibuatkan olehnya.

Setelah sarapan, aku langsung bersiap untuk pergi ke rumah sakit sampai akhirnya Garfield memanggilku dari halaman belakang.

"ada apa?" tanyaku dengan berdiri di ambang pintu kaca geser penghubung antara halaman belakang dan rumah.

"come here,"

"aku mau ke rumah sakit.."

"tidak usah, beristirahat lah dirumah,"

"no! Manu sedang sakit dan sekarang kau menyuruhku beristirahat di rumah?!" tanyaku dengan berteriak yang membuat Garfield bangun dari duduknya lalu kemudian mendekat ke arah ku.

"stop yelling!" balasnya dengan berteriak, "Gwen, sekali saja, sekali saja hilangkan sikap keras kepala mu itu. apa kau tahu kalau semalam suhu tubuh mu sangat tinggi? hah?! apa kau tahu!"

Suhu tubuhku meninggi? Bagaimana bisa?

"berhentilah menjadi keras kepala!"

M A N U R I O S - 2 [THE END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant