Chapter 37: Ujian Nasional

41 4 1
                                    

Hari ini tidak secerah biasanya. Langit berubah menjadi mendung. Tak disangka, pagi tadi hujan mengguyur sebagian Kota Jakarta.

Hari ini juga adalah hari terakhir ujian nasional SMA. Di kelas XII MIPA 1 begitu tenang. Tak ada pergerakan lain selain tangan dan mata mereka yang berkedip.

"Sstt. Sstt. Vera, Vera, soal tentang polisi jawabannya apa?" tanya Jaka sambil berbisik. Jaka duduk di bangku sebelah kiri Vera.

"Bentar." jawab Vera.

Gadis itu menbolak-balik kertas lembar soalnya. Ia mencari soal yang dimaksud oleh Jaka.

"Jak. B." ujar Vera tanpa menoleh Jaka.

"Thanks."

Vera hanya menggangguk pelan. Ia terus berusaha mengerjakan soalnya sendiri. Ia baru saja selesai mengerjakan semua soal ujiannya.

Kring Kring Kring

"Baik anak anak. Sekarang kumpulkan soal kedepan dan biarkan lembar jawaban kalian di atas meja." ucap penjaga ruang dua ujian nasional.

Mereka pun mengumpulkan soalnya dan mengambil tas masing-masing yang mereka letakkan di depan kelas.

"Gimana Nda? Sukses gak?" tanya Vera setelah keluar dari ruang ujian.

"Nomer sepuluh gue belum gue isi. Gue lupa kalo belum gue isi." ucap Nanda memelas.

"Sabar, Nda. Takdir gak ada yang tau. Tunggu aja hasilnya."

Nanda pun mengangguk seakan mengerti. Vera menuju ruang satu untuk menghampiri Angel dan siapa lagi kalau bukan Aldi.

"Hei. Gimana? Sukses gak?" tanya Aldi sambil berjalan ke arah Vera yang akan menuju ke ruangannya.

"Sukses dong. Angel gimana? Nyontek gak dia?" Aldi mengangguk pelan.

"Hampir ketauan malah. Nyonteknya ke aku lagi. Deg-degan sumpah." jawabnya.

"Haha, kamu juga nyontek?"

"Aku mah panggil nama kamu tiga kali udah dapet jawabannya." ujar Aldi.

"Mana bis-"

"VERA!!"

"Anying. Nih coeg mesti ganggu aja." gerutu Aldi. Vera menutup kedua telinganya karena teriakan Angel.

"Gue tadi hampir ketauan. Ya Tuhan. Tuh guru jahat banget lagi." ucap Angel dengan wajah kesalnya.

"Guru mana emang? Tadi ruang gue ditunggu sama guru Brawijaya. Dulu guru les gue." ucap Vera santai.

"Emang gue peduli guru mana dia? Pokoknya nilai bahasa inggris gue kudu bangus neh. Kalo gakak, abis gue." ujar Angel sambil meletakkan tasnya begitu saja di lantai.

"Yaudah sih. Gue doain nilai lo sembilan deh. Entar gue yang sepuluh." ujar Vera yang diikuti tawa.

"Yaudah. Kita kan udah selesai nih ujiannya. Mau kemana neh? Perlu liburan gue." ujar putra dari belakang.

"Gimana ya? Seminggu habis ini deh." ujar Vera.

"Kenapa? Kan langsung enak kalo besok." tanya Angel.

"Kebetulan papa sama mama minggu depan balik ke Indo. Terus katanya mau ngajak liburan. Jadi, kita sekalian aja liburan bareng keluarga." jelas Vera dengan santai.

"What? Kagak ah, emak gue mana mau diajak begituan," pekik Putra.

"Mau. Udah lah. Emak lo pasti cocok sama mama gue. Lagian emak lo 'kan kekinian kalo sama fashion." timpal Vera.

"Tapi kita harus liburan sendiri loh ya!" seru Angel.

"Gue sama Aldi udah ngerencanain itu. Tenang aja. Tapi jadwalnya agak lama lah. Abis pengumuman sbmptn. Ya lo tau lah deket-deket itu ada acara apa," ungkap Vera.

Should I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang