Chapter 16: Penyelesaian

144 9 2
                                    

[a/n] mulai part ini akan menggunakan author point of view ya guys, happy reading.
-----------------------------------------------------

"Woy! Bangun! Kebo amat lo dek! Bangun!" seru Daniel kepada adik kesayangannya yang masih tertidur pulas di atas ranjang queen size nya.

Hingga saat ini pun tidak ada sahutan dari gadis yang di bangunkannya. Seolah ada nyala lampu diotaknya, Daniel membisikkan sesuatu ke telinga adiknya.

"Veve sayang? Dijemput Aldi tuh. Katanya sih ngajak balikan."

Gadis itu langsung terduduk dan menatap tajam kakaknya. Daniel tertawa cukup keras yang membuat Vera kesal.

Dan jangan tanyakan bagaimana Daniel tahu jika adiknya sudah putus dengan calon tunangannya sendiri. Daniel semakin sering ngobrol dengan Aldi. Bahkan Daniel pun pernah nongkrong bareng teman-temannya Aldi.

"Udah bangun! Gak usah bahas dia, Bang!" ujar Vera dengan memajukan kepalan tangannya didepan Daniel.

"Udah cepetan. Mau gue tinggal?" kali ini Daniel yang mengancam adiknya dengan ancaman-ancaman tidak jelas.

"Iya, gue mandi. Gausah breakfast ya, Bang. Males nih, mood gue buruk."

Vera pun langsung menuju ke kamar mandi yang berada di kamarnya.

***

Aldi baru saja turun dari motornya. Biasanya dia akan membawa mobil jika berangkat dengan Vera.

Aldi sendiri pun masih belum tahu dari mana Vera mendapatkan rekaman itu. Mereka salah paham. Ya. Hanya salah paham.

Saat itu Aldi menolak dare dari Putra. Secara, pada saat itu Aldi masih menjalin hubungan dengan Jihan. Yang mengejutkan lagi adalah dare itu Putra katakan saat mereka berada di kelas 11 tepatnya pada awal semester dua.

"Woy bro!" sapa Radit. Aldi menatapnya bingung. Dia terheran-heran melihat Radit datang sepagi ini.

"Etdah, muka kok kusut gitu. Mabuk lo, Di?" tanya Radit dengan memandang wajah kusut Aldi yang membuat si empunya kesal.

"Cot." ucap Aldi dengan singkat dan dan meninggalkan Radit.

"Akhh" pekik seorang gadis dengan rambut merahnya. Dia terduduk di lantai koridor.

"T-tania? Ngapain lo disini?" tanya Aldi menatapnya sambil mengerutkan keningnya.

"Tolongin dulu kek! Sakit tau," ujar gadis yang Aldi panggil dengan sebutan Tania itu.

Tania adalah sahabatnya dari kecil yang pindah ke New York. Sudah 3 tahun dia tidak bertemu dengan Tania.

Aldi mengulurkan tangannya kepada Tania. Tania pun menerima uluran tangan dari Aldi.

Kring Kring.

Bel masuk telah berbunyi seantero Braga. Aldi langsung berlari menuju kelasnya meninggalkan Tania.

Saat dikelas, dia bingung tak ada tas Vera di kursinya. Dia teringat sesuatu. Rooftop. Aldi melangkahkan kakinya mejauhi bangkunya.

"Aldi mau kemana? Pelajaran akan dimulai!" Seru Miss Kylie selaku guru bahasa inggris kelas dua belas.

"Kebelet, Miss. Gak tahan."

Setelah melihat anggukan Miss Kylie, Aldi langsung menaiki tangga dengan berlari-lari kecil. Aldi pun membuka pintu rooftop.

Aldi tak mendapati orang yang dia cari disana. Aldi mengambil ponsel di saku cenalanya. Shit, umpat Aldi dalam hati.

Vera meneleponnya sebelas kali. Dan juga mengirimi pesan, bahkan dia juga spam line Aldi.

Should I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang