Chapter 32: Terkejut

51 2 4
                                    

Dilihatnya wanita paruh baya itu dengan tatapan yang penuh tanda tanya. Gadis itu mengikutinya hingga sampai di sebuah rumah mewah.

Wanita itu menghentikan mobilnya dan masuk kedalam mobil. Tak lama kemudian, sebuah mobil Mercedez berwarna putih keluar dari gerbang rumah itu. Gadis itu menatapnya sambil menaikkan alisnya. Ia yakin jika wanita tadi tidak akan keluar dengan mobil yang berbeda.

Dan jawabannya tepat sekali. Laki-laki itu keluar dari mobilnya. Ia berjalan menuju mobil gadis itu yang terparkir didepan rumahnya.

Gadis itu membulatkan matanya dan keluar dari mobilnya setelah melihat siapa dibalik jaket hitam yang baru saja keluar dari mobil itu.

"Javier? Ngapain lo disini?" tanya gadis itu sambil memandang laki-laki itu dengan lekat.

"Nah, sekarang gue yang tanya. Ngapain lo di depan rumah gue? Ngefans lo, sama gue?" tanya laki-laki itu.

"Wait a second. Ini rumah lo?"

"Yes."

"Orang itu...?"

"Orang mana? Satpam?" tanya Javier yang membuat gadis itu memukul bahunya.

"Sakit gebek!"

"Biarin wlek! Oya, orang yang masuk pakek jazz merah tadi siapa lo?"

Javier terdiam. Dia seperti baru saja kalah pertandingan catur.

"Jav?"

"Eh? Oh, itu-gatau. Jalang mana sih yang mau buka identitasnya."

"Jav, bentar. Jangan bilang kalo-"

"Gak woy! Mana mau bokap mau sama orang kayak gitu." jawab Javie dengan muka marahnya.

"Lah terus?"

"Dia minta tanggung jawab sama om gue. Eh, om gue aja gak pernah dateng ke night club. Lah dianya minta tanggung jawab. Gila 'kan tuh orang. By the way, lo kesini ngikutin tuh orang? Gak guna banget sih." ujar Javier.

"Dia nyokapnya Jihan." jawab gadis itu.

"Vera-ku pacarnya Aldi yang cantik, lo ngomong apaan? Jihan pacarnya Gevin? Lah pan lo juga tau orangtuanya meninggal gara-gara kecelakaan pesawat." Javier mencubit pipiku pelan.

"Ibu tiri." gumamku pelan.

"WHAT?! Are you kidding me with the fucking information?"

"I'm seroius. It's not fake anymore."

"Shit! Terus keadaan Gevin gimana?" Javier kini merubah raut wajahnya menjadi serius.

"Malah dia yang cerita sama gue." jawabnya sambil menyenderkan tubuhnya di samping mobilnya.

"Jihan kok gak pernah cerita ya? Secara gue temen mainnya. Gue juga temennya Aldi sama Gevin. Dan-"

"Gevin sama Aldi aja gak tau kalo gak gue kasih tau." sahut gadis itu dengan cepat.

"Heh?"

"Jadi, intinya gue cari tau tentang Jihan. Semuanya. Bahkan gue pakek detektif langganan papa." jelas gadis itu sambil menggaruk tengkuknya.

"Sampek segitu sayangnya lo sama Gevin, Ve? Ya Tuhan. Lo itu-"

"Itu dulu banget, Jav. Waktu gue jatuh dalam pesonanya Aldi, gue mau mutusin kalo ini sia-sia. Tapi kata detektif gue bentar lagi selesai. Dan saat selesai. Fakta yang Jihan sembunyikan terlalu besar." ujar Vera. Ia menatap Javier yang kini mengusap wajahnya kasar.

Tin Tin Tin Tin

Mobil jazz merah itu keluar. Namun, terhalang oleh mobil Javier yang masih berada di tengah jalan.

Should I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang