Chapter 24: Kebahagianku Bersamamu

56 5 3
                                    

Seseorang telah mengetuk pintu kamar Vera. Ia terus mengetuk pintu berwarna putih tulang itu. Ia masih tidak mendengar jawaban dari dalam, ia memperkeras ketukannya.

"SIAPA!? MASIH JAM 3! GANGGU!"

Orang itu terlonjak kaget mendengar suara Vera yang keras dan dengan nada membentak. Ia menghembuskan nafasnya berat. Kemudian ia mengetuk lagi pintu di depannya itu.

"Apalagi? Shit!"

"Ini gue."

"ALDI FUCKING HARDIARDJO! STOP GANGGUIN TIDUR GUE!"

"Liat sunrise yuk. Pemandangan bagus nih. Lo kan pengen liat sunrise di Bali. Ya, kali aja-"

"5 menit!"

Aldi mengerutkan dahinya. Kedua alisnya nampak akan menyatu. Ia masih tidak mengerti maksud gadis itu.

"Hah?"

"Tunggu lima menit, Aldi sweetheart," ujar Vera melembut. Aldi yang mendengar pun tertawa pelan dan berniat menggoda Vera.

"Iya, honey. Aku tunggu dibawah ya. Gausah pakek bikini. Aku masih belum-"

"Aldi kambing!"

Tawa Aldi pun membeludak. Ia tidak bisa menahan tawanya. Lalu ia meninggalkan tempat itu. Ia menunggu Vera turun di sofabed ruang keluarga.

***

Aldi menatap Vera tanpa mengalihkan pandang. Ia menatapnya seolah-olah akan menerkamnya saat ini juga. Padahal ia hanya melihat seorang Vera dengan tanktop yang dilapisi blazer transparan dan juga celana pendek lima belas senti diatas lutut. Ingat. Dia tidak menggunakan hotpans.

Mereka telah bersiap untuk pergi ke pantai pagi ini. Aldi telah memutuskan untuk mengajak gadisnya melihat sunrise yang sangat ia dambakan. Pantai adalah salah satu tempat romantis-bagi Aldi-terlebih jika tempat itu sepi. Bukan pemikir yang dangkal, Aldi akan membahagiakan gadisnya itu dengan sepenuh hatinya. Bahkan ia juga baru menyadari jika baru kali ini ia terjatuh di lubang cinta yang paling dalam. Jika di ibaratkan, Aldi seperti air yang terjebak didalam botol. Ia tidak bisa keluar dari botol jika ia tidak di keluarkan.

Ia terlalu menyayangi Vera dengan sepenuh hatinya. Bahkan Jihan yang dulu ia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya jika di bandingkan dengan Vera. Gadis itu terlalu banyak lebihnya. Termasuk cerewet dan kosa kata buruknya yang membuat Aldi makin terpesona. Apalagi saat ia mengumpat Aldi. Ia sering sekali mengumpat Aldi. Dan Aldi menganggap jika itu adalah tanda sayang yang diberikannya pada Aldi.

"Eh, kok lo ngeliatin gue kayak gitu sih?"

"Ga papa. Cantik aja." jawab Aldi. Vera kini menunduk. Pipinya dipenuhi dengan semburat merah. Ia malu jika Aldi mengetahuinya.

"Dibilang cantik aja blussing. Gevin gak pernah bilang kalo lo cantik? Ck ck."

Bugh!

Vera sudah mendaratkan bogeman tangan kanannya tepat didada Aldi. Ia meringis pelan melihat Aldi yang langsung mengaduh.

"Liar juga, eh? Udah. Jadi gak nih?" tanya Aldi yang diikuti anggukan cepat dari orang didepannya.

Aldi membukakan pintu mobil untuk Vera. Gadis itu langsung masuk mengetahui hobi baru Aldi, yaitu membukakan pintu mobil untuknya.

"Mobil siapa neh? Audi A5 hm?"

"Mobilnya kerabat papa. Audi A5 masih mahal kalo di Indo. Jadi gausah minta naik Ferrari atau Lamborghini. Gak ada mobil lain juga. Lagian tempatnya juga lumayan jauh."

Should I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang