Spacecraft, teknologi yang dia berikan kepada kami. Sebuah pesawat ruang angkasa yang dapat menampung puluhan juta orang, tanpa perlu makan, tanpa perlu minum, pesawat ini dapat mempertahankan hidup penumpang di dalamnya selama ribuan tahun sampai mendarat ke tujuan yang diinginkan. Bagaikan bahtera Nabi Nuh. Apakah ini akan menjadi perjalanan terbesar umat manusia yang ke-2?

Pesawat ruang angkasa yang sangat besar yang terletak di laboratorium NASA yang khusus diciptakan untuknya. Diameter yang sangat besar mencapai ukuran beratus-ratus hektar. Dibuat oleh puluhan teknisi ternama dari berbagai dunia. Benar-benar ciptaan manusia paling canggih. Tetapi ini bukanlah murni buatan manusia bumi, kami hanya mengikuti intruksi dari super komputer itu. Sumber energi yang ramah lingkungan, efisiensi pembakaran 100 persen tanpa residu sedikitpun, benar-benar teknologi yang membuat kami terkagum-kagum. Teknologi yang dapat menyelesaikan berbagai masalah yang kami hadapi saat ini. Sayang sekali, saat ini kami hanya memikirkan masa depan kami untuk 2 bulan ke depanya. Benarkah kehidupan di bumi akan berakhir? Benarkah Spacecraft ini satu-satunya harapan kita?

Tidak bosan-bosanya aku melihatnya, pesawat yang sangat megah dan kokoh. Setelah 1 bulan kami membangunnya akhirnya selesai juga. Aku telah selesai melakukan pengecekan ke setiap bagiannya. Aku yakin ini sempurna, pesawat ini akan mengudara dengan lancar.

"Pagi Pak Radit." Terdengar suara wanita memanggilku.

Wanita itu adalah Naomi dengan baju lab khasnya dia datang menghampiriku.

"Pagi-pagi sudah rajin sekali pak."

"Haha iya, aku lagi semangat-semangatnya sekarang."  Aku mengangkat kedua tanganku, menunjukkan seluruh tubuhku yang terlihat optimal.

"Aku sudah periksa semua bagiannya, tidak ada masalah, semuanya sempurna." Penuh percaya diri aku mengucapkanya.

"Rasanya ingin kucoba luncurkan, tapi tidak mungkin sekarang, hahahaha."

"Kami sudah bersiap membuat Spacecraft selanjutnya, ya kita masih punya waktu, kita pasti bisa menyelamatkan umat bumi," kataku sambil berjalan berputar kecil.

Naomi tampak tersenyum penuh harapan, melihat pernyataanku tadi.

"Oh iya pak, ada yang mau bertemu dengan bapak."

"Siapa?"

"Hmm, bapak pasti terkejut melihatnya." Naomi tampak memancingku untuk menebaknya.

"Tuan Presidenkah? Aku sudah bertemu denganya minggu lalu."

"Ya sudah, ayo ikut aku, dia sudah menunggumu di ruang meeting." Ajak Naomi sambil melambaikan tangan.

"Okay, baiklah." Aku mengangguk kecil menerima ajakanya.

Aku mengikutinya melalui lorong menuju ruang meeting. Tempatnya tidak begitu jauh sekitar 5 menit perjalanan. Keadaan NASA sekarang sangat sepi, mereka semua sedang beristirahat setelah 1 bulan penuh membangun Spacecraft tersebut. Dan istirahat ini sekaligus untuk bersiap melanjutkan pekerjaan besar selanjutnya, membangun 50 Spacecraft yang lain dalam jangka waktu 2 bulan.

"Okay kita sudah sampai pak." Naomi membuka pintu ruang meeting dan mempersilahkanku masuk.

Aku melihat seorang gadis kecil di dalam, kira-kira umurnya sekitar belasan dengan rambut hitam yang panjang dan kulit yang putih bersih, mukanya berbentuk oval dengan mata berwarna biru cerah. Dia mengenakan gaun kecil berwarna putih. Entah mengapa aku merasa nostalgia melihatnya.

"Pak Radit, kenalkan Airi." Naomi memperkenalkanya kepadaku.

"Hai, salam kenal." Dia tersenyum sambil menjabatkan tanganya kepadaku

"Perkenalkan aku Radit." Aku membalas jabatan tanganya dengan sedikit ragu-ragu.

"Siapa dia?" Aku melihat ke arah Naomi dengan tampang terheran.

"Ayo tebak dong pak!" balas Naomi seraya mengujiku.

Aku berpikir, menebak siapa gerangan dia, tetapi tidak ada satupun yang terbayang di benakku.

"Haha, aku menyerah Naomi, tolong beritahukan saja jawabanya."  Pundakku kunaikan menunjukkan pose menyerah.

"Hmm, gimana sih bapak, okay deh akan kukasih tahu siapa dia."

"Aku hanya berpikir, bukankah kasihan jika kita bercakap-cakap melalui komputer terus, jadi kubikinlah dia AIRI kepanjanganya Artificial Inteligence Remote Interface."

"Hah?!!" Diriku terkejut serta kagum melihatnya, apakah ini hologram? Atau robot? Tetapi bentuknya terlalu nyata.

"Yah, ini juga berkat bantuan bangsa Givel jadi aku bisa membuatnya, intruksi mereka sangatlah bagus, aku jadinya penasaran sekali, teknologi seperti apa yang dimiliki mereka."

"Oh iya pak, ini hologram bukan robot, tetapi hologram ini dapat merangsang indera-indera kita jadi kelihatan seperti benar-benar ada."  Dia menjelaskan dengan panjang lebar.

"Haha, aku tahu kamu memang ahli dalam bidang hologram, tetapi aku tidak menyangka kamu bisa membuat senyata ini."  Aku tersenyum kecil memuji.

"Oh iya Pak Radit, dari dulu ada hal yang ingin aku mainkan." Tiba-tiba Airi berkata kepadaku, suaranya kecil tapi terdengar merdu.

Dia membuka laci dan mengambil sesuatu, tetapi ada sesuatu janggal yang membuatku terheran.

"Oh, aku memang bisa menggerakkan benda dari jauh, bukan tubuh fisik yang menggerakkanya."

Dia mencontohkan dengan mengangkat kotak sejarak 5 meter dariku tanpa menyentuhnya. Aku dan Naomi tersentak melihatnya.

"Kamu ingat kan 1 bulan lalu saat pertama aku muncul, aku dapat mematikan semua sistem keamanan di sini secara bersamaan."

"Tadi hanya penjiwaan saja, anggap saja aku memiliki tubuh fisik," jelas Airi sambil tersenyum.

Haha, setelah mengalami berbagai kejadian aneh, lucu juga ternyata aku masih bisa terheran melihatnya.

"Yah baiklah, permainan apa yang ingin kamu mainkan tadi." Tidak sabar, aku menunggu apa yang dia inginkan.

"Ini" Dia menyodorkan meja catur kepadaku.

"Tapi ajari dulu aku basicnya, yah, " kata dia tersenyum.

The Lost ExistenceNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ