Chapter 8: Tak Terduga

Start from the beginning
                                    

"Lepasin!"

"Ow, kamu kok jadi jahat gini sih, sayang? Oya, aku mau ngomong sama kamu. Kamu yakin pacaran sama Aldi? Kamu mungkin cuma mainannya aja, sayang. Mending kamu sama aku aja, gimana?" tanyanya.

"Kamu gak tau kan kalo Aldi itu nakal? Kamu gak tau kan kalo sebelumnya Gevin sama Aldi temenan? Sayang, denger aku gak mau kamu terluka. Aku gak mau kamu di apa-apain sama Aldi. Kamu kan tau aku sama Bang Dani temenan, jadi ya apa salahnya kamu putus sama Aldi." ucapnya.

"Gak bisa! Mau lo apa sih, Yog? Belom puas lo udah ngerjain gue? Belom puas lo hanvurin hidup gue? Bolom puas lo rebut temen-temen gue? Belum pu-"

"Ya, gue belom puas karena gue belum dapetin lo! Lo tau kan gue suka sama lo sejak lo SMP? Gue kurang apa? Gue pinter, gue ganteng, gue kaya, kurang apa lagi gue?!" seru Yoga sambil menggenggam tanganku.

Aku menetapnya dan melepaskan tanggannya. Namun, dia masih menggenggam tanganku dengan kuat hingga memerah.

"Satu kekurangan lo Yog. Lo itu perfect, lo pinter, lo keren, lo ganteng, lo segalanya bagi mereka. Tapi satu, Yog, yang gue gak suka. Sikap lo." jawabku sambil melepaskan genggamannya.

"Aldi juga! Aldi juga brengsek kayak gue! Gue sama Aldi sama aja, Ve! Lo tau faktanya! Bahkan dia make out didepan mata lo sendiri!" serunya.

"KARNA GUE CALON TUNANGANNYA!" seruku lalu meninggalkannya.

Untung saja, disekolah masih sepi. Jika tidak, mereka pasti sudah heboh dengan berita itu.

"Maafin gue, Di. Sumpah gue keceplosan. Gue bisa jaga diri kok, Di. Gue juga tau lo masih belom bisa move on dari Jihan. Gue minta maaf kalo gue sering jahatin Jihan." ucapku.

Aldi menatapku dangan tatapan andalannya. Menatapku dengan mata sayunya. Lalu, kedua tangannya memegang kedua pipiku.

"Minta maaf sama orangnya, Ve. Jangan jadi pengecut. Gue tau kok kalo lo waktu itu sayang banget sama Gevin. Makanya lo ngelakuin itu. Jadi diri lo sendiri dan minta maaf sama dia." ucapnya.

Aku hanya menganggukkan kepalaku pelan.

***

Malam ini Aldi ingin mengajakku bertemu dengan Jihan. Aku pun memantapkan hatiku untuk meminta maaf padanya.

Aku memilih short dress berwarna biru tua dengan hiasan berlian di bagian leher dan tanpa lengan. Kupadukan dengan high heels berwarna senada.

"Mau pergi kemana?" tanya Bang Dani setelah menyesap coffee latte nya. Aku langsung melihatnya.

"Keluar bareng Aldi. Mau dinner gitu," jawabku asal.

"Dinner apa dinner? nge-date mulu lo dek. Aldi belom jemput?" tanya Bang Dani menatapku penasaran.

Tin Tin.

"Panjang umur," ucapku pelan.

"Kayaknya udah dateng bang, Veve pergi dulu ya, Bang. Baik-baik di rumah." ucapku kemudian keluar dari rumah.

"Udah rapi nih? Gak biasanya," ucap Aldi sambil membukakan pintu mobil untukku.

Aku hanya tersenyum menaggapi perkataannya. Ya, jarang sekali aku memakai dress jika berpergian. Aku hanya ingin menunjukkan ke Jihan, jika aku bisa menjadi lebih.

Ya, Jihan sangat cantik. Tak bisa di pungkiri memang jika Aldi menyayanginya. Dia juga baik (kata orang). Ku hembuskan napasku kasar. Aldi telah duduk di kursi kemudi.

"Cantik," gumamnya pelan sambil menyunggingkan senyuman.

"Apa?"

"Tidak ada siaran ulang, sayang." Aldi menyalakan mobilnya. Dia menatapku sebentar lalu menjalankan mobilnya.

"Kamu kaget gak kalo aku mantannya Jihan?" tanya Aldi tiba-tiba. Aku pun langsung menatapnya yang masih fokus dengan jalanan ibu kota.

"Emm, awalnya sih iya. Tapi setelah kupikir-pikir, gak ada salahnya sih. Jihan cantik, baik, sopan." jawabku sambil mengangguk-anggukkan kepalaku.

"Baik? Sopan? Dari mana kamu tau kalo Jihan baik dan sopan? Gimana kalo Jihan jahat?" tanya Aldi.

"Aku juga gak yakin sih. Tapi Gevin juga bilang gitu. Bang Dani juga. Jadi ya, aku percaya sama suara terbanyak." ucapku sambil menatap jalan dari jendela.

"Tapi kamu percaya kan kalo aku sayang sama kamu? Ah, bahkan bisa-bisa aku cinta mati sama kamu," ucap Aldi ynng membuat pipiku memerah.

"Cie blushing cie, baper ya?" ucap Aldi yang membuatku memukul lengannya.

"Sakit, sayang,"

"Biar tau rasa kamu, Di. Godain aja terus. Makanya cewek cewek pada nempel sama kamu." ujarku dengan kesal.

To be continue...

Should I?Where stories live. Discover now