"Ehhhh, lo mau kemana hah?". Ucapku sebelum Calum keluar dari mobil.

"Katanya mau pesen pizza? Yaudah ayo".

Sebenarnya aku sangat sangat sangat ini menoyor kepalanya saat ini juga, tapi karena ia berbaik hati membelikanku pizza jadi kuurungkan. "Lo ga pake baju Cal! Bisa-bisa gue emang disangka jalang lo". Aku memutar mata dan Calum sepertinya baru menyadari jika dia tidak pakai baju.

Ia terkekeh, "Yaudah, nih". Aku pun segera meluncur memesan pizza.

Setelah 15 menit menunggu, akhirnya pizza yang kupesan sudah di tangan. Dengan cepat aku melangkah masuk ke mobil Calum. Ia menyambutku dengan senyum. Dan kubalas juga dengan senyuman. Terkadang aku merasa heran padanya, apa yang ia pernah pikirkan tentangku?

Tak lama kemudian, kami telah sampai di pekarangan rumah Michael. Aku menenteng pizza yang meronta-ronta untuk masuk ke perutku. Dan tanpa permisi, kami langsung masuk dan mencari keberadaan Michael dan yang lain di dalam.

"Gue terlambat?". Tanya Calum. Betapa terkejutnya aku melihat keempat orang itu memakai pakaian yang sama seperti Calum-hanya berbeda warna- semacam shirtless.

"Oh ada Calista juga". Kini Ashton berjalan menghampiriku dan Calum. Tak lupa Michael dan Luke mengikut. "Lo mau ikutan juga?". Dengan cepat aku menggeleng.

"Baju gue". Umpat Michael ditemani tawaan dari Luke.

Jadi cerita bagaimana aku mendapatkan baju Michael yang sedang kupakai adalah : Dulu Michael suka dengan Geordie-gadis kelas sebelah. Lalu ia ingin tahu, apakah Geordie juga suka dengannya. Dan kamipun langsung membuat rencana. Aku dan Michael memakai baju yang hampir sama, tetapi aku tetap memakai baju Michael. Dan begitulah Geordie melihat dengan wajah cemburu. Dan setelah itu, Michael pun menembak Geordie.

"Udah punya gue ya". Aku berjalan lalu duduk di sofa yang menghadap ke arah mereka yang sedang workout. Tak lupa dengan pizza yang ada sekarang ada dipangkuanku. Semacam surga dunia, melihat 4 cowok yang sedang workout dan tidak memakai baju. Jika Alena ada disini, pasti ia akan kegirangan. Siapa sih yang tidak mau melihat mereka?

Oh fuck Calista, buang pikiran kotormu. Kau harus kuliah. Batinku.

"Calista!". Panggil Michael. Aku pun menaikkan satu alisku untuk menjawabnya. "Mau bantu temanmu yang berpipi gempal ga?". Umpatan fuck dari Calum pun terdengar. Jadi pipi gempal itu Calum?

"Lo cuma duduk di punggungnya, udah". Aku mengedip-ngedipkan mataku. Yang benar saja aku duduk di punggungnya. "Ayolah, ga mungkin Michael yang bakal duduk diatas Calum". Umpat Ashton.

Dengan berat hati-eh tidak, senang hati maksudnya- aku berjalan ke arah mereka. Dan Calum langsung memposisikan badannya tengkurap. Sebenarnya aku juga tidak tahu jelas bagaimana posisi yang mereka inginkan. Mereka kan hanya bilang duduk diatas Calum.

"Nah sekarang lo duduk di atasnya Calum". Ucap Ashton. Dan sepertinya Calum juga pasrah-pasrah saja. Apa ini salah satu latihannya juga?

"Kaya gimana? Posisi kaya naik kuda?". Dan tawapun meledak dari mereka semua. Kan benar, biasanya duduk diatas punggung itu seperti kuda.

"Kalo mau main kuda-kudaan sama Calum jangan disini, tapi di kamar". Aku langsung menunjukan dua jari tengahku pada Michael-si otak super kotor. Dan umpatan-umpatan lainnya dari Calum. "Lo duduk bersila aja diatasnya. Nanti Calum push-up 15 kali. Lo hati-hati biar ga jatuh". Aku pun mengikuti suruhan Michael dan mulai duduk diatas Calum. Setelah menurutku posisiku nyaman, aku mencoba menjaga keseimbangan.

"Siap?". Ucap Calum. Aku hanya diam. "Calista, siap?".

"Ehh..uhh...iya Cal, gue siap". Dan mulailah badanku naik ke atas juga. Dan yang lainnya menjaga disekeliling dan menghitung hasil push up Calum.

The Reason I Love Tom : Calum HoodWhere stories live. Discover now