16

2.5K 314 14
                                    

Mama dan papa akan ke Vancouver hari ini untuk menjenguk sepupu baruku yang baru dilahirkan. Sebenarnya aku ingin ikut tapi tugas-tugas dari sekolah melarangku apalagi setelah ikut jurnalistik tugas tambah numpuk aja.

Kak Andy akan membeli kaset sebagai hadiah anniversary-nya dengan Kak Chrissy jadi malam ini aku sendirian di rumah. Sebenarnya sih takut, tapi mau gimana lagi? masa mau ikut kak Andy kencan?

Aku duduk di sofa dengan popcorn dan menonton drama kesukaanku dan alena. Drama ini ceritanya hampir sama dengan ceritaku dengan calum, bedanya mereka berantemnya pake kekerasan dan hampir dikeluarin dari sekolah. Faktor mereka berantem terus karena yang cewe tau kalo ibunya yang cowo jalang dan berita ibunya cowo jalang langsung tersebar disekolahnya lalu yang cowo nuduh yang cewe penyebarnya. Tak lama itu yang cowo kecelakaan lalu amnesia dan yang bantuin pulihin memori si cowo ya yang cewe tadi.

"MAMA". Lampu rumahku tiba-tiba mati. Padahal aku tau kalau mama rajin membayar tagihan listrik. Badanku kaku, aku takut gelap. Aku gak berani ngambil senter atau lilin di dapur, aku takut banget sama gelap. Aku menelpon kak Andy untuk menyuruhnya pulang. Tapi sayangnya ponsel kak Andy gak aktif. Shittt aku takut banget sama gelap.

Aku coba nenangin diriku sendiri dan berpikiran positif. Aku benci gelap, hanya ada cahaya dari ponselku. Aku tidak berani menyenter sekelilingku karena takut ada hantu. Maka dari itu aku takut gelap.

"Jesus, bilang pada kak Andy untuk segera pulang. Katakan pada mama aku butuh penerangan tapi aku takut untuk mengambilnya di dapur". Doaku dalam hati. Aku benar-benar takut, aku seperti orang buta tak bisa melihat apa-apa.

"Calista?". Panggil seseorang, aku tau ini suara siapa. Ini suara calum!!

"Calum? Gue di sofa. Gue takut". Aku melihat cahaya blitz ponsel calum. Ia pun menghampiriku lalu duduk disebelahku.

"Lo sendirian?". Aku rasa ada sesuatu yang beda dari calum. Ia seperti memakai baju lengan panjang. Bukannya biasanya dia memakai sleeveless.

"Iya, kak andy keluar. Ditelfon, ponselnya mati. Lo kok tau ada gue disini? lo darimana?". Tanyaku.

"Sebelum gue jawab pertanyaan lo tadi, gue mau nanya. Lo ada lilin gak?".

"Ada, di dapur".

"Kenapa gak nyalain lilin?".

"Gue takut gelap. Gue gak berani ke dapur". Calum menghembuskan nafasnya sampai terdengar olehku. Dia pun mengajakku mengambil lilin di dapur, aku berjalan dibelakangnya. Ia menggunakan ponselnya sebagai penerangan. Setelah kami mendapatkan lilin, ia menyalakannya untukku dan satu lagi untuknya. Kami pun berjalan lagi ke sofa yang aku duduki tadi.

"Lo pake jas ya cal?". Tanyaku pada calum. Karena aku merasa aneh melihatnya malam ini.

"Iya, gue abis ke acara pernikahan temen mama. Gue pulang dulu ya mau ganti baju".

"Jangannnn, gue takut banget sama gelap".

"Jugaan udah ada lilin. Gue gerah banget caliss".

"Please, jangan pergi gue takut gelap cal".

"Oke oke gue gak pulang". Calum langsung melepaskan jasnya beserta kemeja yang ia pakai ARTINYA DIA SHIRTLESS.

"LO GAK PAKE BAJU?". teriakku mungkin tepat di depannya dan yang lebih gobloknya lagi aku pukul dadanya untuk memastikan ia pakai atau tidak bajunya. "Pake baju lo njir".

"Eh sakhettt gak usah dipukul juga kali. Gue gerah banget bodo ah gue males pake baju". Ucapnya lalu tidur-tiduran di sofa yang kami duduki sekarang. Asli ni orang badannya wangi banget apa parfumnya dipake mandi ya?

The Reason I Love Tom : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang