25

2.6K 310 57
                                    

"Happy birthday, big bro". Ucapku sambil memeluk Calum dari belakang. Ia sedang bermain PS di ruang tamunya.

"Fuck,Cals. Gue bisa kalah". Ia mem-pause gamenya. Dan berusaha melepaskan pelukanku yang semakin erat ini.

"No, ini pelukan tambah umur". Aku tertawa tepat didepan telinganya. Ia masih meronta untuk melepas pelukanku.

"Okay okay. Lepasin gue dulu". Aku pun langsung melepas pelukannya. Ia menatap dengan amarah yang lucu. "Kenapa lo ketawa?".

"Muka lo lucu". Tiba-tiba saja ia memelukku juga. Aku yang masih merasa kaget, tak membalas pelukannya.

"Happy birthday too, lil sist". Kami saling berpelukan seperti teletubies. "Udah ah, gue mau mandi. Lo udah mandi?".

"Belum hahaha, gue udah keburu-buru kesini".

"Yaudah mandi bareng gue". Ia langsung menggendongku ala bridal ke kamarnya.

"Fuck Cal. Gue gamau mandi bareng elo. Turunin gue sekarang juga. Aunty, Uncle, kak Mali". Teriakku sambil terus meronta untuk turun dari gendongannya yang sebentar lagi naik ketangga. Tak lupa memukul lengannya.

"Mampus ga ada yang nolongin elo". Sebenarnya aku sudah tau, Tidak mungkin Calum akan melakukan sesuatu padaku. Ia bukan tipikal seperti itu. Kami sudah ada didepan kamar Calum. Aku masih terus berteriak dan memukulinya dengan kedua tanganku. Lalu ia membawaku masuk kedalam kamar mandi.

"Fuck Cal. Turunin gue". Ia langsung menurunkanku.

"Lo mandi disini cepetan". Ia langsung menutup pintu kamar mandi ini dari luar. Untunglah. "Cepet woi".

"Iya iya".

***

Aku dan Calum sudah selesai mandi. Ingat! kami tidak mandi bersama. Sekarang kami duduk di karpet alas ranjangnya. Ia bersiap menyanyikanku satu lagu. Tak lupa aku mengambil kadoku untuknya saat dia mandi tadi.

"Cal, gue punya kado buat elo". Kukeluarkan kotak kado yang sudah kuhiasi dengan pita. "Ga terlalu mahal sih, tapi semoga lo suka". Ia membuka kotak itu dengan pelan. Saat kotak itu terbuka sempurna, matanya berbinar menatapku.

"Makasi banget calis. Thankyou thankyou". Ia langsung memelukku erat sampai aku sulit bernafas.

"Okay okay. Lepasin gue, gue ga bisa nafas".

"Hehehe gue sih belum nyiapin kado buat elo. Tapi nanti malem pas perayaan gue bawain buat elo". Aku mengangguk. Ia mulai memetikkan senar gitarnya menjadi nada-nada. Kuperhatikan terus dirinya yang begitu indah. Tidak-tidak aku sudah punya Egi.

I can still taste you
Like it was yesterday
Makin' plans to rule the world
You were more than I deserved
I see you, Runnin' in the sand
Long hair blowing in the wind
Never thought that it would end
Leaves fall from
The tallest trees
Even mountain crumble
Into the sea
Holding on, to memories
And I can't let go

Ia terus menyanyikan lirik demi lirik yang buat dari senar gitarnya. Sambil menatapku dan memetik gitar kesayangannya itu.

I wanna get back to where we started
To the summer night
You know, you know, you know, you know we got it right
Yeah, I wanna get back to San Francisco
In the firelight
You know, you know, you know, you know we had it right

Ia telah merampungkan lagunya. "Bagus cal, lo harus ngajarin gue". Aku bertepuk tangan dengan senyum merekah. Aku suka semua lagu yang ia nyanyikan didepanku. Apapun itu.

The Reason I Love Tom : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang