7

2.5K 334 8
                                    

Kepalaku sedikit pusing hari ini, aku mengerjap-ngerjapkan mataku lalu melihat kesekeliling kamar. Aku memaksa masuk kamar mandi, aku sengaja keramas berharap pusingku hilang.

***

Aku langsung turun saat semua perlengkapan sekolahku sudah lengkap. Tentang pusing, sudah mendingan sih.

Drrt....drrt....drrtt....

Ponselku bergetar ada pesan masuk..

From : Tom

I'm sorry for last night. Gue ketiduran calis, gue minta maaf ya. Please jangan marah, bertengkar sama elo gak enak sumpah. Maafin gue ya..

Sebenarnya sih aku udah gak kesal sama Tom. Emang bener kata dia 'bertengkar sama elo gak enak sumpah' biasanya setiap malem dia pasti nelpon aku, tapi kemarin malem sengaja matiin ponsel.

"Ma kak andy mana? udah siang nih kok belum turun?". Tanyaku pada mama yang baru keluar dari kamarnya.

"Astaga, mama lupa. Kak Andy udah berangkat pagi tadi. Dia berangkat subuh gitu, maaf ya mama lupa". Lututku langsung lemas mendengar ucapan mama. Bagaimana tidak, ini sangat mepet untuk ke halte naik bus. Jika nebeng dengan Alena tidak mungkin, dia pasti berangkat sama Luke. Matilah aku!

aku langsung berlari keluar rumah setelah berpamitan pada mama dan meminta uang jajan lebih untuk ongkos.

"Calistaa...". Panggil Aunty Joy yang kebetulan ada di depan rumahnya. Aku juga melihat calum yang sedang memakai sepatunya.

"Iya aunt? calis buru buru". Ucapku dari halaman rumahnya.

"Kamu mau berangkat sekolah?". Tanya aunty yang langsung menghampiriku "Kak andy mana?".

"Calis ditinggal kak Andy, calis duluan ya aunt mau ke halte naik bus". Aku berniat melanjutkan lariku ke halte tapi tanganku dipegang oleh aunty.

"Bareng calum aja". Ucap aunty sambil tersenyum.

What. The. Hell. ?

Aku langsung melihat ke arah calum yang sama terkejutnya denganku. Disangka apa aku jika berangkat bareng dia?

"Cal, calis bareng kamu ya? cepet keluarin mobilnya". Ucap aunty ke calum.

"Tapi ma-"
"Tapi aunt-". Ucapku bersamaan dengan calum.

"Ssssttt...cepet keluarin mobilnya. Calis bareng sama calum aja kan searah". Calum nurut aja dia langsung mengeluarkan mobilnya dari garasi. "Cepet masuk calis, hati hati dijalan". Aku juga nurut masuk ke mobil calum dan duduk disampingnya. Bau mobil ini masih baunya calum he he he. Calum pun melajukan mobilnya.

***

Disepanjang perjalan calum hanya diam, aku juga ikut diam. Aku baru ingat kalau belum membalas pesan dari Tom. Aku langsung mengetikkan pesan lalu mengirimnya ke Tom.

Tiba tiba ponsel calum berbunyi. Ia menaruh ponselnya di dashboard tak sengaja aku membaca nama pengirim pesan masuk.

Sebelas?

"sebelas?". Tanyaku

"Lo baca? jangan sentuh iphone gue". Ucapnya gugup.
"Yee cuma nanya kali gue. Aneh banget namanya sebelas". Umpatku yang langsung mengalihkan pandangan ke luar kaca.

"Anjir, macet. Bisa telat nih". Calum menepuk wajahnya dan membenturkan kepalanya ke setir mobil. Aku ketawa melihat aksi yang calum lakukan. "Ngapain lo ketawa?". Ucapnya sambil menatapku tajam.

"Muka lo pasrah amat. Lucu". Ia mendengus lalu memutar balik arah mobilnya. "Loh mau kemana?".

"Puter balik lah, cari jalan lain. Lo mau telat?". Ucapnya sambil fokus dengan jalanan. Aku sih nurut aja, aku juga gak mau telat sih.

The Reason I Love Tom : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang