12

2.4K 322 7
                                    

Sudah seminggu sejak bertemunya aku dengan Diandra. Dan benar, ia mendekati calum. Calum bercerita padaku saat diandra itu memfollownya di twitter dan instagramnya. Lalu diandra men-chatnya lewat kik. Karna calum sudah tau kebusukannya, dia sengaja tidak merespon. Untung saja.

"Calista lo tau gak siapa band yang bakal manggung disekolah kita?".

Aku lupa, sebentar lagi ulang tahun sekolahku. 5 Seconds Of Summer yang akan menjadi pengisi acara, lalu ditambah satu band lagi dari luar sekolah.

"Enggak, emang siapa?".

"The Vamps". Aku kaget setengah mati, bagaimana bisa the vamps diundang ke sekolah. Aku gak ngerti harus senang atau sedih karena bisa ketemu band teman SMPku itu.

"Oh my god calsss, gue gak tau harus gimana. Lo pasti kaget juga kan? lo bayangin aja bakal ketemu brad, con, james, dan tristan. Its hard for you". Ucap alena khawatir. Semenjak kelulusan SMP aku tidak pernah berhubungan lagi dengan mereka. Terkecuali dengan James, dia tetap menjadi temanku. Hanya dia yang paling aku kenal di the vamps.

"Im fine len, gue tahu ini susah. Tapi mau gimana lagi? masa gue gak ikut acara ini sih?". Alena berpikir keras, aku tahu dia pasti khawatir jika aku bertemu dengan the vamps. Dan jika brad masih dengan Diandra, pasti si diandra akan ikut.

"Gue bakal disamping lo kok, jadi kalo mereka ngapa-ngapain lo. Gue yang bakal hajar". Aku mencubit pipi alena gemas. Dia sebenarnya takut, dia pernah dijambak diandra karena alena menamparnya. Alena menamparnya saat Brad sudah resmi milik diandra, aku juga tidak tahu kenapa ia menampar diandra waktu itu. Yang jelas mereka berdua dipanggil konseling.

"Thanks lena, tapi gue gak mau lo dijambak lagi".

"Jangan mengingatkan itu, masa lalu". Ia pun ketawa dan mengajakku ke kantin bersama.

***

Hari ini kak Andy tidak bisa jemput, terpaksa aku naik bus sendiri. Alena sedang mengikuti extrakurikuler majalah sekolah. Dia yang akan mewawancarai the vamps dan 5sos nanti sehabis acara perayaan.

"Calista". Aku mencari sumber suara yang memanggilku, aku pernah mendengar suara ini tapi aku agak lupa.

"Kak lou? zayn?". Tanyaku mencoba mengingat orang yang baru turun dari mobilnya.

"Woahh ingat dia". Ucap laki-laki yang berwajah seperti orang Arab.

"Tidak mungkin sampai lupa". Ucapku, lalu kami bertiga duduk bersama di halte.

"Kemana Andy? Sudah lama tidak bertemu". Ucap kak lou, aku memanggilnya 'Kak' karena suruhan kak Andy. Dia orang paling dekat dengan kak Andy saat kursus dulu. Aku disuruh karena agar lebih sopan. Tapi aku hanya memanggil 'kak' padanya saja.

"Dia sibuk kuliah, dia juga membawa mobil ke kampusnya sekarang. Bagaimana denganmu kak, kau sedang sibuk apa?". Tanyaku. Aku memang menggunakan 'aku-kamu' pada mereka-kak lou,zayn,niall,liam dan harry.

"Sedang sibuk apa ya? hanya sibuk sekolah".

"Ohh begitu. Kalau kamu zayn?".

"Sibuk sekolah juga, aku duluan ya. Aku diajak niall membeli senar gitar. Oh iya, kau dicari niall hehehe".

"Tidak penting". Aku membuang muka ke arah lain, dan pas sekali mobil niall berhenti di halte ini menjemput zayn.

Niall sama sekali tidak turun dari mobil, turun saja tidak, membuka kaca juga tidak. Zayn melambaikan tangan kearahku dan aku membalasnya. Dari kaca aku bisa melihat niall yang memakai seragam dan kacamata hitamnya sedang melihat ke arahku.

"Kamu dan niall bagaimana?". Aku hampir lupa jika masih ada kak Lou. Mungkin karena keasikan melamun.

"Tidak bagaimana, bisa dilihatkan tadi. Kak apa niall benar-benar pernah dengan diandra?". Aku masih penasaran dengan kebenaran hubungan mereka. Karena tiba-tiba kabar itu hilang begitu saja.

The Reason I Love Tom : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang