8

2.6K 332 7
                                    

Sepulang sekolah aku langsung mengerjakan tugas dari Mr. William agar nanti malam aku bisa mengobrol puas dengan tom. Masalah bolos kemarin, aku dan calum dipanggil guru konseling dan dihukum menghapus papan tulis semua kelas. Its easy, cuma beberapa jam semua pekerjaan menghapus papan selesai. Dan pendapat Alena tentang bolosku kemarin mendapat godaan kalau aku kencan terselubung dengan calum, aku langsung menoyornya ditempat.

"Dek sibuk gak? Bantu Mali nyiapin party ulang tahunnya tuh". Ucap kak Andy diambang pintu kamarku. Pintu kamarku sengaja tidak ditutup agar jika mama manggil aku mendengar.

"Sebentar lagi, aku ngerjain tugas dulu". Aku sih nurut aja, lagipula aku kan bukan berurusan sama kak Mali cuma sama adiknya yang terong itu.

Tadi disekolah aku dikerjain sama bocah itu. Kan tadi ada ujian Mrs. Vinn alat tulisku disembunyikan oleh calum. Seperti anak kecil ya? jadi aku kena marah sama Mrs. Vinn dikira tidak niat sekolah. Ya sudah, aku ikut ulangan di meja guru.

Tinggal 2 nomor lagi tugasku selesai. Susah sih, tapi aku kerjakan semampuku saja. Aku menutup buku tugasku lalu berjalan kebawah mencari mama dan kak Andy siapa tahu salah satu dari mereka mau ikut ke rumah sebelah.

***

Sekarang aku berada di rumah calum. Mama dan kak Andy tidak ikut karena mereka harus membeli kado dan peralatan rumah tanga yang rusak. Jadi aku disini membantu kak mali dan aunty Joy menyiapkan hidangan sedangkan calum mendekorasi taman belakangnya.

"Cal lo mau dibantu gak?". Tanyaku sambil menatapnya dari pintu yang menjadi sekat antara dapur dan taman belakangnya. "Gue masih kesel sih sama elo, tapi yaudahlah gue kasian". Sambungku lagi.

"Boleh, tiupin balon bisa gak?". Ucapnya sambil menggunting-gunting kertas jagung yang ada dipangkuannya.

"Gak pake helium?". Aku langsung saja membuka bungkus plastik balon itu.

"Heliumnya belum dateng". Aku langsung meniup balon-balon tersebut dengan hati-hati agar tidak pecah. tak lama kemudian satu persatu balon kempes, entahlah kenapa bisa kempes mungkin aku kurang mengikatnya atau bocor?. "Cal ini kok pada mengecil gini sih?". Ucapku sambil mencari-cari lubang dibalon tersebut siapa tahu bocor. Calum menghampiriku lalu mengecek satu persatu balon yang sudah aku tiup. Aku hanya mentapnya yang masih sibuk mengecek balon itu.

"Bocor nih, ah ditipu gue sama ini dagang". Ia melempar bungkusan balon terakhir itu dilantai. Aku juga ikut mengecek balon-balon itu. "Yah kurang deh balonnya kalo cuma segini". Ia menunjukan hasil tiupan balon yang masih utuh-maksudnya masih bagus dan tidak bocor.

"Yaudah beli".

"Lo ikut ya, banyak yang mesti yang dibeli juga nih". Ia menunjukan daftar keperluan ulang tahun kak Mali padaku. Aku membaca list keperluan itu satu-persatu.
"Okedeh, ongkos nemenin beliin minum". Calum hanya mengangguk lalu berpamitan pada mamanya sekalian minta uang untuk membeli perlengkapannya. Ia menarikku menuju garasi mobilnya lalu menyuruhku naik.

Seperti biasa, suasananya hening. Aku membaca ulang keperluan dekor party kak Mali. Lumayan banyak yang diperlukan seperti lilin untuk ulangtahun,kertas jagung,piring kue,sendok kue,es untuk minumannya dan lain-lain.

"Kenapa? Party-nya kayak hajatan ya?". Calum cekikikan tapi masih fokus pada jalanan didepannya.

"Ehm..iya". Gumamku pelan, lalu aku memberanikan diri menatap calum yang sedang menyetir. Ia memakai snapback hitam,kaus raglan hitam-putih dan tak lupa skinny jeansnya.

"Ngapain lo liat-liat? gue ganteng ya?". Aku langsung menoyor kepalanya dan dia juga membalas menoyorku juga. "Bilang aja kalo gue ganteng gitu". Dia ngakak sekeras-kerasnya.

The Reason I Love Tom : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang