29

2.8K 306 13
                                    

Calum POV

Calista membuka pintu kamarku dengan air mata yang menetes-netes dari dagunya. Ia langsung membenamkan kepalanya di bantal yang ada disampingku. Sejenak kubiarkan sampai tangisnya mereda. Karena aku tahu, pasti sesuatu melukai hatinya.

Setelah berpuluh-puluh menit membenamkan kepalanya. Ia pun berbalik dan menatap langit-langit kamarku. "Heartbreak is not cool". Ucapnya sambil menyeka air matanya.

"Kenapa sih lo?". Ia duduk dan menghadapku. Mata sembab, rambut acak-acakan, dan seragam yang masih melekat pada tubuhnya.

"Tadi tuh, gue diajakin pulang bareng sama Egi. Eh taunya gue ditinggalin dan dia malah jalan bareng sama Zoe. Egi bilang, gue dikira pulang sama elo". Ia menyeka kasar air mata yang melewati pipinya dengan telapak tangan. "Heartbreak is not cool".

"Gue kan udah bilang, dia emang ga baik buat lo". Ucapku. Dan saat itu pula mata Calista melotot ke arahku. Okay, aku salah bicara lagi.

"Lo kan emang ga suka sama Egi. Buang aja gih, perasaan lo buat gue. Daripada sakit". Ucap Calista dengan nada serius. Dia sih bisa seenak jidatnya menyuruh aku membuang perasaan, tapi belum tentu dia bisa ngelakuin.

"Mending lo cuci muka, terus ikut gue ke rumah Michael". Ia mengernyit sejenak. "Gue mau workout".

***

Calista POV

Setelah mencuci muka dari rumah Calum, sekarang aku akan mengganti baju. Sungguh, Heartbreak is not cool, aku lebih mirip singa sekarang. Setelah selesai mengganti baju dengan celana pendek dan kemeja flanel oversized milik Michael, aku ke rumah sebelah.

Dan sesampainya disana, Calum duduk sambil memutar kunci dijari telunjuknya. Ia langsung menatapku dari atas kebawah. "Lo pake kemeja siapa?".

"Michael". Ucapku datar.

"Lo keliatan kaya jalangnya Michael". Ia tertawa keras dan pukulan lima jari mendarat di punggungnya yang tidak ditutupi sehelai benang. "Aww sakit, yaudah jalangnya gue aja". Kutendang pantatnya sambil terus mengumpat padanya.

Ia pun pari terbirit dan masuk ke dalam mobil. Aku pun duduk di bagian kursi penumpang. Tentu, dengan wajah memberengut.

"Yahh ngambek deh". Ucap Calum dan aku sama sekli tidak memperdulikannya dan memandang kearah jendela. "Bercanda kok, lo cantik. Okay?". Basi.

Calum pun diam dan akhirnya melajukan mobilnya. Tapi ada sesuatu yang salah sepertinya, kenapa Calum tidak memakai baju? Kau tahu, ia hanya memakai celana sport selutut dan sepatu hadiah ulang tahun dariku. Hot damn Calum.

Aku terus melancarkan jurus diam seribu bahasa. Sebenarnya aku tidak marah, hanya marah bohongan. Dan sedari tadi malah aku yang tidak bisa tenang, kulihat dari ekor mataku, Calum terus-terusan menggaruk tengkuknya dan menggigit bibir bawahnya. Jangan berpikir kotor Cals, jangan berpikir kotor. Masa depanmu masih panjang. Jangan berpikir kotor tentang Calum. Batinku.

Dan bukannya sampai di rumah Michael, kita malah berhenti di Pizza Hut. Katanya sih mau workout tapi kenapa membeli pizza?

"Okay, mungkin gue kelewatan bercandanya. Dan sekarang sebagai permintaan maaf, gue beliin lo pizza. Gimana?". Ugh....soswit. Aku menoleh ke arahnya yang sudah memasang tampang melas. Kenapa dia imut sekali?!

"Okay okay". Ucapku.

"Jadi lo maafin?". Aku mengangguk. Dan ada sebuah senyum yang terukir di bibir Calum. "Yaudah yuk kita pesen pizza".

The Reason I Love Tom : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang