18

2.2K 331 10
                                    

"Calis...calis....calista....calis". Panggil Calum dari jendela kamarnya. Aku bangkit dari kursi meja belajarku.

"Ha?". Aku duduk dijendela kamarku sambil membawa novel yang sedang kubaca.

"Bosen, lo ngapain?". Kutunjukan novel yang baru setengah kubaca. "Main Fifa yuk? bisa ga?".

"Bisalah itu sih gampang, main dirumah gue aja ya, gue mager mau kesana". Calum mengangguk lalu meninggalkan jendela tempat kami mengobrol tadi.

Aku pun segera turun menunggu calum datang. Mama sedang keluar sedangkan kak Andy sedang membuat tugasny di ruang tamu. "Kenapa dek?". Tanya kak Andy saat aku turun dari tangga.

"Calis mau main Fifa bareng calum. Boleh?". Kak Andy memutar matanya sambil menghela nafas panjang.

"Kamu nih perempuan, mainnya kok Fifa". Aku tersenyum sok manis pada kak Andy. Aku membukakan pintu rumahku karna calum sudah mengetuknya daritadi.

"Hey man". Ucap calum dengan gaya jabat tangan ala lelaki padaku.

"Apaan sih cal? Yaudah masuk yuk". Calum cekikikan lalu menghampiri kak Andy yang sedang berkutat dengan laptopnya. Sedangkan aku mengambil beberapa snack dan minuman. "Calum bodoh, jadi main ga?". Ia langsung tertawa dan menghampiriku yang sudah duduk di sofa.

"Jadi lo beneran bisa main?". Aku memutar mataku, lalu menghidupkan PS 3 milik kak Andy. "Kalo ga percaya, ayo sekarang buktiin". Kuambil stik PS lalu duduk disamping calum. Ia juga mengambil stik PSnya.

Kami memilih club bola favorite ku yaitu 'Arsenal' sedangkan Calum memilih 'Liverpool'. Kami sudah mulai main, tak henti-hentinya aku berteriak kesal karena Calum merebut bola yang sedang kugiring. Kututup matanya lalu kurebut kembali bola yang hampir masuk ke gawangku. "Calis lo curangg!!!". Pekik calum saat aku berhasil membuat satu goal di papan skor.

"Bodo amat". Lalu kami melanjutkan permainan sampai 90menit.

Sisa waktu tinggal 5 menit, posisi sementara aku 2 sedangkan Calum 1. Meskipun satu skor kudapat dengan curang, tapi yang satu lagi tidak dong.

"Ah lo curang". Kumatikan PSku lalu kuganti dengan acara televisi.

"Satu doang yang curang". Kita ngeringkel di karpet yang menjadi alas sofa. Karena mata kita lelah, kami tidur-tiduran di sofa. "Duh gue laper, lo udah makan?". Tanyaku

"Belumlah, kita kan daritadi main PS".

"Lo bisa masak?".

"Kok nanya ke gue, gue kan cowo mana bisa masak". Calum ketawa. Posisi kami masih tidur-tiduran di karpet.

"Dek, kakak mau beli tinta printer. Jangan kemana-mana ya". Ucap kak Andy yang sudah memutar-mutar kunci mobilnya di jari telunjuknya. "Eh kalian ngapain tidur di karpet, di sofa aja. Kakak pergi dulu". Aku hanya mengangguk begitupun dengan calum.

"Gue mau ke kamar baca novel". Kutinggal calum yang masih cengo di sofa yang kami duduki. Aku ahat ya, ada tamu malah ditinggal pergi. "Lo mau ikut?". Tanpa pikir panjang, calum mengikuti menaiki tangga untuk ke lantai atas.

"Gue belum pernah masuk ke kamar cewek cals". Ucapnya gugup.

"Santai aja kali, pintunya dibuka kok". Calum mengikuti masuk ke dalam kamar. Ia menjelajahi seluruh sudut kamarku. "Kenapa?".

"Ini foto lo sama siapa?". Ia mengambil figura yang kuletakkan di meja disamping ranjangku.

"Ini kak Andy, waktu kecil".

"Kok Johanson?".

"Namanya dia kan Andy Johanson Harris". Calum mengangguk lalu mengambil satu figura yang berada di samping figura fotoku dengan kak Andy.

The Reason I Love Tom : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang