9

2.5K 338 10
                                    

Jam wekerku sudah bernyanyi diatas meja. Dan sangat terpaksa aku bangun dari atas kasurku. Soal demam kemarin, lumayan mendinganlah jadi aku mau sekolah hari ini. Aku segera mematikan jam wekerku dan pergi mandi.

Setelah selesai dengan perlengkapanku aku segera turun dari kamar dan sarapan bersama mama,kak Andy dan papa.

"Calis, nanti mama sama papa akan ke adelaide menemui uncle Smith. Kamu mau ikut?". Ucap papa saat ia sudah selesai dengan sarapannya. Papa memang jarang sarapan bersamaku, biasanya ia akan pulang pada saat jam sekolah. Dan berangkat lagi ke kantornya.

"Kak Andy ikut?". Tanyaku

"Enggaklah dek, kakak akan camping dengan sekolah nanti. Menginap dua hari satu malam". Aku menimang-menimang keputusanku. Jika ikut mama dan papa bagaimana ujianku besok? besok aku ada ujian dan praktek. Kalau tidak ikut? aku akan sendirian dirumah? matilah!.

"Aku dirumah aja pa, besok aku ada ujian dan praktek. Gak mungkin ditinggal". Ucapku pada papa. Setidaknya aku akan diberi uang jajan lebihkan oleh papa dan mama.

"Yasudah kalau tidak ikut, kalian berangkat sekolah sana. Entar telat". Aku mencium telapak tangan mama dan papa, kak andy juga gitu. Lalu aku dan kak Andy berangkat ke sekolah.

***

"CALISTA!!!". Aku langsung menoleh ke arah pemanggil namaku itu. Aku yakin suara itu akan memenuhi lorong sekolahku ini.

"Apa len?". Alena mengatur nafasnya, mungkin ia sedang berlari mengejarku.

"Gue. Udah. Jadian. Sama. Luke. Hemmings". Ucapnya pelan tapi menekankan tiap katanya. Jelas aku kaget, dia udah resmi sama crush-nya sendiri. Bayangkan saja, bagaimana senangnya manusia didepanku ini?

"seriusan?". Kamipun melakukan ritual berpelukan dan teriak-teriak gak jelas mungkin kami akan disangka orang gila menyamar dengan seragam. Ya memang cocoklah kalau alena dengan luke. Alena ini cantik, berbakat, baik juga pastilah luke tertarik dengannya. Dulu Alena pernah menyukai Harry-teman kursus kak Andy. Tapi setelah tau jika harry playboy, dia mengurungkan niatnya.

Kamipun bersama-sama berjalan ke kelas. Aku dan alena masih bergumam sesuatu yang tidak jelas, mungkin karena aku merasakan bahagianya dia.

Saat masuk kelas, ketiga idiot disekitarku sudah duduk manis dimejanya. Luke langsung tersenyum pada alena, dan aku segera duduk di bangkuku.

"Luke congratulation ya, lo gak dapet bekas kok". Aku berjabat tangan dengan luke.

Aku jadi ingat, pasti Alena akan sering berkumpul dengan idiot ini. Dan aku? aku tidak mungkin ikut berkumpul dengan mereka karena bocah terong asia ini. Ini mimpi buruk!

Dan tom? Hari ini ia tidak ada kabar, mungkin ia sibuk dengan bandnya. Aku jadi ingat tertawa tom waktu itu. Aku benar-benar kenal dengan suara tawa-nya itu, tapi aku lupa siapa itu.

Hubunganku dengan calum masih seperti sebelumnya. Tapi sekarang lebih menjurus ke kanak-kanakkan, ia selalu menyembunyikan barang-barangku di lemari kelas. Dan aku balas dengan menempelkan sign bertuliskan hal konyol seperti "aku calum hood, pemujamu" , "aku kurang cinta" , "aku pasangan gay bersama luke". Tapi herannya, dia selalu sadar. Jadi aku menggantinya dengan kuacak rambutnya dengan air atau aku tempelkan air mineral dingin di lehernya atau pipinya. Ini memang seperti anak kecil yang payah.

Dan kali ini, ia mengikat tali sepatuku dimeja. Aku juga goblok, gitu aja gak nyadar. Aku juga awalnya heran dia di bawah meja lama banget. Tapi aku biarin aja kan dia idiot, jadi waktu akan ke kantin aku baru menyadari kakiku terikat di meja. Lalu Alena dan Rob-ketua kelasku membantu melepaskan ikatannya.

The Reason I Love Tom : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang