27

2.1K 303 10
                                    

Tak bisa kubendung lagi, Egi menyakitiku. Teganya ia jalan berdua dengan Zoe. Kuseka air mataku sebelum mengetuk pintu yang bau obat tercium sangat pekat.

"Cal". Panggilku.

"I know, lo nangis". Ucapnya tanpa menoleh ke arahku sekalipun. "Kenapa?".

"Egi jalan sama Zoe". Air mataku mengucur deras melewati pipi. Dan sampai sekarang, aku masih belum mendapat penjelasan dari Egi.

"Gak usah nangis, masih ada gue. Lo ga sendirian". Aku langsung berjalan ke arah Calum dan memeluknya erat. "Jangan nangis dong Cals, gue jadi ikutan sedih".

"Egi jahat sama gue cal. Dia jahat". Air mataku membasahi bagian pundak baju rumah sakit Calum. Memang dipelukannyalah hal yang paling aman bagiku.

"Sstt...jangan nangis lagi". Calum terus mengusap rambutku.

Calum side : "Andai lo tahu Cals, gue sakit ngeliat lo dateng ke gue dalam keadaan gini. Andai lo tahu, gue masih disini dengan perasaan yang sama buat lo".

"Cal, gue laper". Perutku sejak tadi sudah mulai berontak. Ini sudah jam 6 namun Egi tak kunjung mengabariku.

"Di laci ini banyak makanan, dari orang yang jenguk gue". Ucapnya sambil menunjuk meja disamping ranjangnya. "Lo makan aja".

Aku mengambil satu bungkus roti rasa coklat. Tak lupa menawarkan untuk Calum juga, karena ini kan makanan untuknya.

"Nyanyi dong Cal, gue kangen suara lo". Ucapku sambil mengunyah roti rasa coklat tadi.

"Suara gue lagi jelek". Ia terkekeh. Jangan percaya! Suaranya seperti malaikat bagiku.

"Suara lo ga pernah jelek tau". Aku menarik hidungnya. Dan ia mencubit pipiku pelan.

"Gue ga mau nyanyi pokonya, tapi gue punya lagu buat lo".

"Apaan?". Tanyaku penasaran. Selama ini lagu buatan Calum yang diciptakan buat aku selalu bagus.

"Dibilangin gue ga mau nyanyi". Ia tertawa.

"Ngapain lo kasi tau gue kalo lo ga mau nyanyi". Aku memutar mata sarkas. Tiba-tiba saja ia menarik pipiku sampai menghadapnya. "Sakit tau".

"Gitu aja ngambek, ambilin gitar dulu gih". Batinku bersorak kegirangan. Yeay, Calum akan bernyanyi untukku. Dengan cepat aku mengambil gitar milik Calum di sofa. Entah sejak kapan ada gitar disana.

"Tapi selang infus lo gimana?".

"Ya gak gimana, masih bisa kok". Ia memulai memetik gitarnya. Ugh, melihatnya saja sudah membuatku bahagia apalagi jika bernyanyi. Nyanyian Calum adalah hal favoriteku juga dari dirinya.

-------->>>>

Play the scene over again, before the credits rolling in
Inside my head
I don’t recall a single word, they hit me faster than I heard
Inside my head
And now I'm shaking, wearing thin
I've always wondered where you've been
Tell me if you wanted it at all
I got a long term plan with short term fixes 
And a wasted heart to cast eclipses
And I push my luck and trust the dust enough
That's the story of another us 
One last ditch and new beginnings
So take this heart, put yourself in it
This surprise ending I'm depending on
Be the story of another us
The story of another us
The story of another us
The story of another us
Could be the story of another us 
Memories are pay-per-view, it costs too much to think of you 
I'm hanging by a thread
An epilogue before we're done, a sequel to what we've begun
I'm hanging by a thread 
And now before our hope is lost
My heart is here it's such a cause
Tell me if you wanted it at all
I got a long term plan with short term fixes 
And a wasted heart to cast eclipses
And I push my luck and trust the dust enough
That's the story of another us 
One last ditch and new beginnings
So take this heart, put yourself in it
This surprise ending I'm depending on
Be the story of another us
The story of another us
The story of another us
The story of another us
Could be the story of another us 
Drowning, beside you
Where I'll be to remind you
We're still first in line for
The front row of last resorts
One last ditch and new beginnings 
So take this heart put yourself in it
This surprise ending I'm depending on 
I got a long term plan with short term fixes
And a wasted heart to cast eclipses
And I push my luck and trust the dust enough
That's the story of another us
One last ditch and new beginnings
So take this heart, put yourself in it
This surprise ending I'm depending on
Be the story of another us
The story of another us
The story of another us
The story of another us
Could be the story of another us

Reflek aku bertepuk tangan saat Calum sudah menyelesaikan lagunya. Mulai dari sekarang, aku suka saat Calum bernyanyi. "Bagus banget Calum".

"Thankyou, kan aku udah nyanyi tuh. Lo jangan sedih-sedih lagi dong ya, masih ada gue kok". Dan entah untuk keberapa kalinya aku memeluk tubuhnya yang masih terbalut baju rumah sakit.

"Okay, gue janji".

***

Malamnya, setelah menyuapi Calum dan menemaninya minum obat aku berniat pulang. Tapi tidak ada salahnya kan jika diam disini sebentar?

"Lu kapan pulang Cal?". Ia sedang sibuk memotongi kukunya. Padahal aku sudah mengatakan jika memotong kuku malam-malam tidak boleh.

"Gatau, padahal gue udah sehat banget. Gue pengen sekolah".

"Gue kangen lo yang biasanya duduk disebelah gue masa, cepetan masuk sekolah ya". Calum mengangguk. "Cal gue pulang ya, besok gue harus sekolah".

"Tunggu bentar lagi napa? Masa gue sendirian?". Aku kembali duduk di kursi disamping ranjangnya. Memperhatikan dirinya yang sedang memotong kuku tangan kanannya. Ia terlihat kesusahan dan berulang kali potongan kuku itu loncat dari tanganya.

"Mau dibantuin?". Ucapku

"Gitu kek daritadi, gue udah nunggu masa". Aku tertawa lalu mengambil tangan kanannya dan mulai memotong kukunya. "Hati-hati".

Tak lama kemudian, dokter yang menangani Calum datang. Ia membuka pintu dengan senyuman merekah dibibirnya.

"Bagaimana keadaanmu?". Ucap dokter itu.

"Baik dok, saya sudah tidak merasakan pusing lagi". Ucap Calum.

"Baguslah kalau begitu, karena besok kamu boleh pulang".

"Serius dokter?". Kini giliranku yang menyambung obrolan mereka. Dokter itupun mengangguk dan reflek aku dan Calum berpelukan. Wohoo, Calum akan pulang.

Dokter itu pun keluar dari kamar inap Calum, sedangkan kami masih melanjutkan aktivitas kami seperti fangirlingan.

"Yesss gue besok pulang".

"Wohoo selamat ya, eh gue pulang dulu udah malem. Lo jaga diri baik-baik, besok kan lo pulang". Ucapku

"Kok pulang sih? Ga seru ih".

"Besok gue ikut jemput lo kalo lo pulang sore, besok gue balik kok. Bye cal". Aku langsung melangkah ke arah pintu.

"Calista". Panggilnya. Dan aku menoleh "give me a kiss". Aku terkejut mendengar permintaanya. Mungkin untuk ucapan selamat malam boleh juga. Aku kembali padanya.

Kuarahkan bibirku pada pipinya. Namun, tiba-tiba saja Calum mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku langsung membuka mata dan mata kami bertemu.

Kenapa aku mendadak beku?
Kenapa aku tidak mau menolak?
Kenapa ini?

Bibir kami berpagutan dalam diam. Aku dan Calum sama sekali tidak bergerak maupun membuka mulut. Jadi kami hanya menempelkannya. Dengan sekuat tenaga, aku menarik diriku dari bibirnya yang indah itu.

"Gue pulang Cal". Aku mengatur nafasku saat keluar dari kamar inapnya.

Calum side : "Lo ga bakal nolak yang tadi kalo lo emang ga cinta sama gue, tapi kenapa lo tetep sama Egi? Apa lo ngerasain hal yang sama kaya gue?".

"Gue tetep sayang sama lo Cal, meskipun itu cuma sedikit". Lirihku.

--To be continued--

Yeay, aneh banget lah ya. Bentar lagi kan Calum keluar dari rumah sakit, nah disitu bakal keluar karakter aslinya Egi. Jangan lupa itu, Story of another Us-nya didengerin. One of my fav songs di album ini hehehe.

Read another story "The Junior Diary" check works!

The Reason I Love Tom : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang