"Iya, tapi hanya beberapa bulan. Karena diandra dengan brad lagi, sampai sekarang diandra masih dengan brad". Kak louis menatap jalanan sepi didepan halte bus ini, aku juga tidak tahu apa yang ia pikirkan.

"Ohh begitu". Hanya itulah jawabanku. Aku tidak tahu harus menjawab apa.

"Kau membenci niall?". Tanya kak lou

"Tidak dan tidak akan pernah. Dia terlalu baik untuk dibenci. Aku masih ingat bagaimana dia mengajarkanku bermain gitar, dia sangat penyabar".

"Kalau begitu, kenapa kau menolaknya waktu itu?".

"Jadi niall cerita?".

"Tidak juga, aku yang memaksanya. Karena sehabis pulang dari cafe tempat kau bertemu dengannya itu, dia menjadi kacau".

"Dia tidak memintaku untuk bersamanya lagi kak lou, dia hanya minta maaf".

"Kau ini tidak peka sekali, tandanya dia ingin bersamamu lagi bodoh. Dasar anak kecil payah".

"Entahlah, aku tidak yakin padanya. Antarkan aku pulang kak Lou".

"Oke aku akan mengantarmu". Lalu kami berdua sama sama masuk ke dalam mobil kak louis, ia memang baik sama dengam niall. Dia juga menganggapku seperti adiknya sendiri semenjak aku memanggilnya 'kak Lou'. "Kau menyimpan nomorku tidak?". Tanyanya saat mobil sudah berbelok ke arah jalan rumahku.

"Masih, jika kau tidak mengganti nomor".

"Nomorku tetap, sekali-sekali menghubungiku ya. Kau putusnya dengan niall, bukan denganku. Kenapa aku jadi ikutan di asingkan?".

"Hehehehe kau berlebihan kak Lou, aku tidak pernah putus dengan niall. Dia bukan pacarku. Yasudah kau hati-hati kak lou. Jangan ngebut ya". Aku pun turun dari mobil kak lou. "Terima kasih banyak, kak Lou". Ia pun mengangguk lalu pergi pulang ke rumahnya.

Aku pun masuk ke dalam rumah, disana sudah ada mama yang selonjoran di sofa sambil menonton tv.

"Sudah pulang? pulang dengan siapa?". Tanya mama.

"Dengan kak Lou, mama ingat kak lou?".

"Lou? Louis Tomlinson? teman kak Andy itu kan?".

"Iya teman kak Andy. Tadi aku menunggu bus dihalte tiba-tiba dia dan Zayn datang baru pulang sekolah juga. Kami mengobrol dulu lalu aku minta antar pulang".

"Mama kira dengan Niall". Aku mendengus lalu meninggalkan mama ke kamar, badanku sangat remuk hari ini. Tugas jurnalistikku lumayan banyak, tugas sekolah apa lagi.

Aku pun menjadi teringat janji papa yang akan membelikanku sepatu jika masuk tes jurnalistik. Aku langsung mengetikan pesan untuk papa.

To : daddy sucks

Jangan lupa sepatunya, i love you daddy sucks.

Aku memberi contact name 'daddy sucks' karena suruhan papa. Katanya biar kerenan dikit. Kalau mama aku memberi contact name 'mum harris'. Aneh kan?

Oh iya, Tom sudah lama tidak ada kabar. Aku mencoba menghubunginya tapi tetap tidak ada kabar. Aku heran dia suka sekali menghilang. Jujur, aku sebenarnya menyukai Tom. Aku tidak bisa memberi alasan kenapa. Aku tidak menceritakannya ke Alena karna pasti aku dianggap gila. Semenjak dia menghilang aku jadi uring-uringan sendiri. Tapi aku coba lupain rasa sukaku sama Tom sedikit-sedikit.

Drrt....drrtt......drrttt

From : daddy sucks

Okay hun. I love you too

Papa ini memang paling baik. Paling mengertiku hehehe. Hari ini aku tidak ada jadwal sama sekali. Rencananya aku akan kesekolah melihat persiapan ulang tahun sekolahku tapi katanya ada soundcheck jadi aku mengurungkan niatku.

Jadi aku hanya bermalas-malasan di kasur menunggu kak Andy pulang kampus untuk mengajaknya jalan-jalan sekedar mencari makan.

Next day.

Hari ini gladi resik kegiatan ulang tahun sekolahku. Jadi aku hanya menonton pengisi-pengisi acara untuk kegiatan nanti malam. Aku yakin pasti bakal seru karena ada bazaar juga yang boleh didatangi sekolah lain. Tapi untuk penampilan band-band hanya murid sekolahku saja yang boleh melihat.

Alena siap untuk berteriak saat luke dan rekan bandnya mulai menyanyikan lagu-lagu buatan mereka sendiri.

Dan aku, tidak ada niatan untuk melakukan itu sama sekali. Alhasil aku dipaksa di depan oleh Alena. Aku sih nurut aja.

"Lo pake baju apa nanti malem?". Tanya alena saat kami menduduki salah satu kursi penonton bagian belakang.

"Entah, gak kepikiran". Alena berdecak kesal karena melihatku yang tak se-excited dia.

"Pake kaus putih yuk? Gue jadi pengen kembaran sama lo". Ajak alena

"Hitam aja deh, entar pasti gerah kan".

"Yaudah deh, lo mau dijemput gue gak? gue bawa mobil nanti".

"Boleh deh".

Aku dan Alena melihat 5SOS yang sedang check sound. Aku melihat mereka dari kejauhan, begitupun alena.

"Hei Alena, jangan ngelamun". Ucap luke dengan microfonnya. Sumpah ya, ini pasangan so sweetnya minta ampun. "Calista harris, i love you". Ucapnya lagi. Aku langsung menunjukan jari tengahku untuk luke, lalu ia ngakak bersama ash yang sedang melihatku. Michael dan calum belum on stage.

Lalu calum dan michael on stage. Mereka siap dengan gitar dan bass mereka. "Calista, calum mau ngomong sesuatu sama lo". Ucap Ash dari dari balik drum kitnya dengan microfonnya. Aku mengerutkan kening gak ngerti sama yang dimaksud ashton, alena udah nyenggol-nyenggol lenganku dengan sikunya. "Cepetan ngomong gih cal". Sambung michael.

Aku bisa melihat kekesalan di wajah calum.

"Fine, kalian bongkar rencana gue disini". Ucap calum dengan micnya sambil menunjuk Ash dan michael dan Luke ketawa-ketawa ngakak.

"Udah cepet bilang". Suruh luke masih dengan ketawanya.

"Fine, calista gue mau ngomong sesuatu sama lo...gue--".

--To be continued-

anggep aja 1D seumuran sama 5SOS

The Reason I Love Tom : Calum HoodWhere stories live. Discover now