Transmigrating 51

430 44 8
                                        

***

"Apa Kak Xave masih ingat saat kakak mengompol di pangeran ayah karena tidak mau mengganggu ayah yang sedang rapat?" Letisha menatap Rexave dengan kedua alis yang naik turun dan bibir yang terangkat lebar. Menggoda kakaknya.

Wajah Rexave berubah merah. "Hei, itukan saat kakak masih berusia 3 tahun!" Rexave membela diri.

Semua orang tertawa pelan.

"Xave adalah anak baik yang tidak mau mengganggu ayah." Duke mengusap rambut Rexave. Ikut membela anak pertamanya itu.

Rexave memalingkan wajahnya. Kesal. "Ayah sama saja!"

Duke tertawa pelan. Menarik kembali tangannya dari kepala Rexave.

"Apa kau ingat saat berusia 4 tahun dulu? Kau memakan kotoran anjing karena—"

Letisha langsung mendekatkan wajahnya ke Lorenzo agar bisa dengan lebih jelas memelototi adik kembarnya itu.

"Jika kau berani melanjutkan ucapanmu, akan aku kirim kau menemui ibu sekarang juga!" ancamnya.

Mulut Lorenzo seketika tertutup rapat. Lebih rapat dibanding hati para petinggi kekaisaran yang melakukan korupsi.

Letisha mundur. Kembali duduk di tempatnya semula. Sementara Lorenzo langsung menyumpal mulutnya sendiri dengan buah anggur. Takut mulutnya yang tidak bisa diatur ini mengantarkan dirinya pada kematian.

"Bukankah Lori juga pernah melakukan hal aneh saat kecil?" tanya Rexave. Dia dan Letisha tidak bisa jadi satu-satunya orang yang dibahas aib masa lalunya.

"Apa?" tanya Lorenzo setelah susah payah menelan buah anggur yang memenuhi mulutnya itu.

"Memakan kue coklat dengan kentang rebus." ujar Rexave.

"Kakak benar. Kalau dipikir lagi, bocah ini bahkan..." ucapan Letisha terhenti karena gadis itu tertawa dengan sangat kencang sembari menepuk pahanya.

Semua orang menatapnya. Menunggu Letisha untuk melanjutkan ucapannya. Bahkan, Lorenzo pun ikut menunggu. Tapi, yang mereka tunggu masih sibuk tertawa.

Letisha mengusap ujung matanya yang berair. Perutnya terasa sakit karena terus tertawa.

"Lorenzo selalu mencampur dua makanan saat masih kecil. Entah itu steak sapi dengan kue makaron. Atau jus jeruk dengan potongan kue lemon." Letisha akhirnya menyelesaikan apa yang ingin dia katakan.

Duke berusaha mengingat. Sedetik kemudian, dia tertawa dengan kencang.

Sekarang, pantai itu tidak hanya diisi oleh suara kayu yang terbakar api, tetapi juga suara tawa ayah dan putri pertamanya itu.

"Hei! Kue lemon yang dituang jus jeruk itu enak tahu!" Lorenzo protes.

Duke berhenti tertawa setelah terbatuk beberapa kali. Pria itu meneguk air yang ada di dekat api unggun. Menegaknya seluruh isinya dalam sekali minum.

I'm A Transmigrating PrincessWhere stories live. Discover now