Lilyana membuka kelopak matanya. Cahaya yang entah datang dari mana tiba-tiba menyerang matanya. Membuat Lilyana harus mengerjapkan matanya. Begitu bola berwarna biru muda seperti laut itu terbuka, pemandangan pertama yang Lilyana lihat adalah langit-langit ruangan yang begitu tinggi.
Aneh.
Bukankah harusnya Lilyana sudah mati? Dan, karena dia bersekutu dengan raja iblis, jiwanya seharusnya dimakan oleh sang raja iblis sebagai bayaran. Tapi, kenapa Lilyana masih ada di sini.
Ah, tunggu sebentar!
Apa yang baru saja Lilyana pikirkan dalam kepalanya? Sudah mati? Raja iblis? Apa maksudnya?
Bukankah ini adalah kehidupan pertamanya? Tapi, kenapa Lilyana merasakan sesuatu yang aneh dalam tubuhnya. Lilyana merasa sedih, marah, kesal, benci. Tapi juga bahagia. Aneh sekali.
Lilyana berusaha menggerakkan tangan dan kakinya. Di manapun dia berada saat ini, Lilyana tetap harus pergi. Karena siapa tahu dia sedang ada di tempat yang tidak aman.
Hmmm, aneh. Kenapa tangan dan kakinya tidak mau bergerak? Dan,
Apa Lilyana yang berubah jadi kecil? Atau, semua benda yang ada di sini memang berukuran raksasa? Aneh sekali!
Ketika Lilyana masih sibuk berpikir akan segala kemungkinan yang ada, terdengar suara ricuh yang berada cukup jauh darinya.
"Aku duluan yang masuk! Kau menyingkirlah!" teriak seseorang yang jika didengar dari suaranya adalah anak laki-laki berusia 7 tahun.
"Ucapanmu itu sangat tidak sopan! Aku ini kakakmu tahu!"
Kalau yang satu ini, kedengarannya seperti anak perempuan berusia 7 tahun. Apa mungkin mereka berdua anak kembar? Tapi, apa hubungan kedua bocah ini dengan Lilyana? Apa mereka mengenal Lilyana?
"Karena kau kakakku, makanya kau harus mengalah!" Bocah laki-laki itu tak mau kalah.
"Mengalah apanya, bocah cengeng? Menyingkir!"
Kenapa mereka berdua sampai harus berdebat seperti itu? Apa yang mereka perebutkan saat ini?
"Tuan Lorenzo! Nona Letisya! Tolong tenang! Saat ini Nona Clarice sedang beristirahat!"
Kedua bocah itu diam. Lilyana sontak memutar matanya begitu mendengar ada suara orang lain di tempatnya berada saat ini. Dia sebenarnya berusaha menggerakkan kepalanya. Tapi, entah kenapa lehernya ini berat sekali.
Meski tidak bisa melihat siapa yang datang, Lilyana bisa menyimpulkan sesuatu.
Dua bocah itu adalah seorang bangsawan.
Tapi, siapa itu Clarice?
"Lori, Tisa! Menyingkirlah!" kata seorang anak laki-laki yang mungkin berusia 8 tahun.
Kedua bocah itu masih diam. Sepertinya, bocah laki-laki yang satu ini punya kekuasaan atau harta yang lebih tinggi dibandingkan dua bocah cerewet tadi.
Seorang anak laki-laki dengan rambut merah dan mata hijau muncul. Wajah bocah itu tampan sekali meski usianya masih sangat muda. Lilyana yakin kalau dia akan jadi pria yang paling populer setelah dewasa nanti.
"Lucunya..." kata bocah itu.
Kedua pipinya yang tembam memerah. Dia menatap Lilyana dengan tatapan aneh. Sebenarnya tidak aneh. Bocah itu sedang melempar tatapan gemas dan kagum saat ini. Tapi, Lilyana yang tidak pernah ditatap seperti itu jadi mengartikannya sebagai tatapan aneh.
Siapa sebenarnya bocah ini? Kenapa dia ada di sini?
"Aku juga mau lihat adik bayi!" seru bocah laki-laki yang baru saja dipanggil dengan sebutan Lori itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Transmigrating Princess
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan] Spin Off ITVAHM Kebahagiaan. Itu adalah kata yang sangat sulit Lilyana rasakan selama hidupnya. Tapi, di kehidupan kedua yang diberikan Avelon, naga yang mencintainya, Lilyana akhirnya bisa merasakan kebahagiaan. Clarice Ex...
