Lilyana menatap Avelon bingung. Setahunya, Duke Noewera tidak mengundang bangsawan dengan jabatan di atas Duke karena takut mereka akan membuat ulah. Karena keluarga Duke Noewera bukanlah satu-satunya bangsawan yang disegani di kekaisaran ini. Jadi, apa yang dilakukan Putra Mahkota kekaisaran sebelah itu di sini?
"Aku diundang oleh ayahmu," kata Avelon. Seolah dia bisa melihat apa yang ada dalam pikiran gadis kecil itu.
"Kenapa?" Lilyana kembali bertanya.
"Karena ayahmu dan ayahku berteman," jawab Avelon santai.
Lilyana diam. Benar juga.
Alasan Duke Noewera tidak mengundang keluarga bangsawan dengan jabatan sosial yang lebih tinggi darinya adalah karena dia takut mereka akan membuat ulah. Tapi, putra dari sahabatnya ini jelas tidak akan melakukan hal semacam itu. Jadi, tidak ada yang perlu ditakuti.
"Kau mau pergi kemana? Kenapa buru-buru?" kali ini Avelon yang bertanya.
"Saya hanya ingin memastikan sesuatu,"
"Memastikan apa?"
Lilyana memasang wajah kesal. Kenapa bocah ini ingin tahu sekali? Memang itu urusannya?
"Memastikan seorang anak tidak disiksa oleh ibunya?" Avelon menaikkan kedua alisnya dengan kepala yang sedikit miring ke iri.
"Dalimana anda tahu itu?" Lilyana nampak waspada.
Sejak pertemuan pertama mereka, Lilyana sudah bisa merasakan ada yang salah dengan bocah ini. Walau Lilyana tidak bisa memastikan alasannya, tapi dia yakin sekali.
Putra Mahkota Kekaisaran Evander ini menyembunyikan sesuatu.
"Aku tidak menguntit. Aku hanya tidak sengaja melihat saja," jawab Avelon santai sembari memasukkan cookies coklat yang dia simpan dalam saku bajunya. Sejak rasa manis menyentuh lidahnya untuk pertama kali, Avelon tidak bisa melepaskan diirnya dari makanan dengan rasa itu.
Kalian benar. 'Pertama kali' itu terjadi saat Helicore berperang melawan Zenticore.
"Maksud saya, dali mana Anda tahu bahwa Dalaline disiksa?"
Avelon menghentikan gerakannya, tepat ketika hendak menggigit cookie terakhir. Ia sempat mengira Lilyana akan bertanya mengapa ia tahu kalau gadis kecil itu ingin mengejar—siapa pun namanya tadi.
"Anggap saja aku cukup terlatih dengan hal itu," Avelon menggigit cookie terakhirnya setelah menjawab.
"Saya tidak menyangka anda mendapatkan pellakukan semacam itu sebagai seorang Putla Mahkota," Lilyana memasang wajah bingung sekaligus sedih. Bukankah selama ini ibu sambung bocah itu selalu terlihat menyayanginya? Apa mungkin itu hanya semacam kedok? Tapi, Lilyana bisa melihat dengan jelas jika Sienna sangat menyayangi putra sambungnya ini.
"Hei, ucapanmu keterlaluan sekali. Walau Sienna bukanlah ibu kandungku, tapi dia memperlakukanku layaknya putranya sendiri. Kau juga tahu, kan? Sienna dan ibuku adalah sahabat," Avelon mengibaskan tangannya dengan santai.
Lilyana memasang wajah bingung. Mendiang ratu dan ratu saat ini adalah sahabat? Dia baru tahu fakta itu. Jadi, bagaimana bisa kaisar menikah dengan sahabat dari mendiang istrinya sendiri? Lilyana penasaran. Tapi, itu jelas bukan sesuatu yang bisa dia tanyakan.
"Saya mohon maaf atas kelancangan saya, Yang Mulia," Lilyana menundukkan kepalanya anggun. Meminta maaf dengan tulus.
"Tidak masalah,"
Avelon melirik ke belakang. Melihat 4 penjaga yang mengejar setelah tuan mereka berhasil ia tahan.
"Kau mau memastikan Davarin itu disiksa atau tidak, kan?" tanya Avelon.
ESTÁS LEYENDO
I'm A Transmigrating Princess
Fantasía[Bukan Novel Terjemahan] Spin Off ITVAHM Kebahagiaan. Itu adalah kata yang sangat sulit Lilyana rasakan selama hidupnya. Tapi, di kehidupan kedua yang diberikan Avelon, naga yang mencintainya, Lilyana akhirnya bisa merasakan kebahagiaan. Clarice Ex...
