Lilyana masih diam. Berusaha mencerna apa yang dijelaskan oleh pohon kehidupan. Oh, benar. Lebih mudah jika menyebutnya Claramel. Jadi, mari kita panggil pohon kehidupan dengan nama aslinya.
"Kau kelihatannya sangat terkejut, ya," suara Claramel melembut. Terdengar sedikit khawatir. Karena meskipun gadis di hadapannya bisa jadi adalah seorang wanita dewasa atau remaja tanggung, tapi dia tetaplah seorang gadis kecil. Terlebih, ingatannya dihapus begitu saja. Yang membuat dia benar-benar murni menjadi seorang gadis berusia 5 tahun.
"Sedikit," jawab Lilyana.
"Aku bisa saja memulihkan ingatanmu walau tidak lama, tapi kau harus datang kemari bersama dengan orang yang menghapusnya,"
Lilyana kembali diam. Yang benar saja? Itu bahkan terdengar lebih mustahil dibandingkan menghitung jumlah bintang di langit.
"Saya bahkan tidak tahu apakah olang itu ikut kemali. Kalaupun dia ikut, belum tentu saya bisa beltemu dengannya," balas Lilyana. Pasrah. Dia benar-benar tidak memiliki kesempatan untuk mengingat kehidupan pertamanya. Atau sekadar mengetahui siapa yang membawanya ke dunia ini dan apa tujuannya.
"Oh, jadi kau benar-benar ingin tahu soal kehidupan pertamamu, ya?"
Lilyana diam. Kepalanya menunduk. Gadis kecil itu menatap sepatunya yang ditempeli oleh beberapa kelopak bunga berwarna-warni. Lilyana menganggukkan kepalanya tak lama kemudian. Iya, dia ingin tahu.
"Bukankah ini bagus? Aku kan sudah bilang. Jika kau bisa masuk ke dunia ini, artinya di kehidupan pertama, kau tidak bahagia. Dan kau masih ingin mengingatnya?" suara Claramel terdengar seperti dia tidak habis pikir dengan jawaban Lilyana.
Lilyana menghela napas. Dia mengangkat kepalanya. Sedikit mendangak, "Mau sebuluk apapun kehidupan peltama saya, itu tetap bagian dari diliku. Dan saya tidak boleh melupakannya begitu saja. Di samping itu, bukankah kau bilang jika olang-olang mungkin saja kehilangan nyawa meleka kalena saya tidak mengingat kehidupan peltama saya? Saya tidak mau itu teljadi,"
Kali ini giliran Claramel yang menghela napas. Sial! Dia jadi terlihat seperti seseorang yang tidak punya empati di sini.
"Aku rasa kau benar,"
Hening. Lilyana menunduk, menatap meja di hadapannya. Di sana terhidang nektar bunga yang beberapa saat lalu tampak begitu menggoda. Kini, minuman itu justru terlihat seperti air kotor yang seakan akan melukai tenggorokan jika diminum.
Angin berhembus pelan. Tapi, cukup untuk membuat hamparan bunga menari. Menerbangkan kelopak bunga yang tidak menempel terlalu kuat pada batang. Menciptakan sebuah pemandangan indah yang seharusnya membuat Lilyana terpesona untuk ketiga kalinya. Namun, gadis kecil itu hanya diam.
Rasanya Lilyana ingin menghilang. Tidak mati. Hanya menghilang saja.
Sejenak.
Agar dia bisa menjernihkan pikirannya yang begitu keruh. Tapi, itu mustahil, kan?
"Omong-omong, kau harusnya mendapatkan penjaga sekarang, kan?" Claramel akhirnya membuka mulut setelah keheningan memeluk keduanya cukup lama.
Lilyana mengangguk. Entahlah. Dia sama sekali tidak memikirkan hal itu. Lilyana jadi lupa dengan alasan utamanya masuk ke dalam pohon kehidupan.
"Aku minta maaf, tapi kau tidak bisa mendapatkan penjaga," Claramel merasa seperti menelan bara api saat mengucapkan kalimat itu. Terlebih, saat dia melihat Lilyana yang tersenyum dengan wajah yang nampak begitu sedih.
"Tidak apa-apa. Saya juga tidak begitu menginginkannya," balas Lilyana.
Claramel menatap Lilyana iba. Ah, andaikan saja dia memiliki tubuh fisik sekarang, dia pasti sudah memeluk Lilyana dan menenangkan gadis kecil itu. Namun, apa boleh buat. Jika jiwa Claramel mendapatkan tubuh baru, dia akan terlahir kembali. Yang itu berarti, tidak ada penjaga untuk keluarga Noewera. Dengan kata lain, anak perempuan di keluarga ini akan tetap mendapat perlakuan yang sangat tidak layak. Entah sampai kapan.
YOU ARE READING
I'm A Transmigrating Princess
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan] Spin Off ITVAHM Kebahagiaan. Itu adalah kata yang sangat sulit Lilyana rasakan selama hidupnya. Tapi, di kehidupan kedua yang diberikan Avelon, naga yang mencintainya, Lilyana akhirnya bisa merasakan kebahagiaan. Clarice Ex...
