Lilyana mengerjap. Pegasus itu nyata? Selama ini Lilyana pikir itu hanya dongeng.
"Lalu, Kak Lori meminta pantai di wilayah selatan untuk digunakan sebagai kolam renang pribadi,"
Lilyana kembali mengerjap. Pantai? Untuk kolam renang pribadi? Tidakkah ini terlalu berlebihan? Untuk apa membeli sebuah pantai hanya untuk kolam renang pribadi? Di dalam kastil Noewera bahkan ada danau. Lorenzo bahkan bisa tinggal di sana kalau dia mau.
Lilyana kembali mengerjap. Pantai? Untuk kolam renang pribadi? Bukankah itu terlalu berlebihan? Membeli sebuah pantai hanya demi kolam renang—apa gunanya? Lagi pula, di dalam kastil Noewera sendiri sudah ada danau. Lorenzo bisa berenang di sana sesuka hati jika memang itu yang dia inginkan.
"Lalu, Kak Xave..." Duke menggantung ucapannya di udara. Terlihat bingung harus menjelaskannya seperti apa.
Lilyana terlihat mendengarkan dengan begitu semangat. Karena Rexave adalah anak yang sedikit lebih waras dibandingkan dua bocah gila itu, hadiah ulang tahunnya pasti normal, kan? Mungkin sebuah pedang, atau baju zirah, atau bisa jadi mainan ksatria yang dipahat dari kayu.
"Dia..." Duke berpikir keras, "dia meminta dikirimkan penjahat kelas kakap dari penjara bayangan kekaisaran untuk melatih ilmu pedangnya," Duke akhirnya berhasil menemukan kalimat yang sedikit lebih sopan untuk masuk ke telinga Lilyana.
Lilyana diam. Gila! Meski ucapan Duke diperhalus, tapi Lilyana tahu apa maksud Duke.
Rexave, bocah yang kelihatannya polos itu melatih kemampuan berpedangnya dengan membunuh seorang penjahat kelas kakap.
"Tapi, penjahat itu memang harusnya bertemu dengan Dewa untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Jadi, Kak Xave tidak sepenuhnya bersalah," Duke mencoba mengalihkan perhatian Lilyana. Dia jelas tidak bisa membiarkan gadis yang polos dan lembut itu berpikir jika membunuh seseorang untuk meningkatkan kemampuan itu adalah hal yang benar.
Lilyana berpikir sejenak. Hukuman mati?
Di kekaisaran ini, penjahat yang bisa sampai mendapat hukuman mati hanya ada 3. Bangsawan atau pejabat kekaisaran yang melakukan korupsi, pemerkosaan, dan pembunuhan. Jadi, kejahatan mana yang membuat penjahat itu sampai dieksekusi?
"Dia melakukan apa?" tanya Rie penasaran.
Duke mengalihkan pandangannya.
"Aduh! Bagaimana aku harus menjelaskan ini pada Rie?"
Duke menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia tahu gadis kecil di hadapannya tidak sepenuhnya 'kecil'. Tapi, sungguh. Lilyana begitu berbeda dengan anak perempuan istimewa Noewera yang lain.
"Itu..." Duke kembali menggantung kalimatnya. Dia menarik napas panjang sebelum kembali menjelaskan, "Dia adalah seorang bangsawan yang berpesta dengan uang rakyat. Dia juga menyentuh wanita dengan paksa. Dan.... membuat bayi menemui Dewa lebih cepat," Duke berkeringat. Dia memilih kata yang tepat, kan?
Lilyana memasang wajah kesal.
"Wah, bahkan hukuman mati saja tidak cukup!" batin Lilyana.
"Jadi, apa benar-benar tidak ada hadiah yang Rie inginkan?"
Lilyana berpikir sejenak. Sesuatu yang dia inginkan untuk hadiah ulang tahunnya nanti? Apa, ya?
"Apa saya boleh memiliki pelpustakaan plibadi?" tanya Lilyana. Karena di suka membaca, jadi perpustakaan pribadi adalah hadiah yang bagus.
Duke tersenyum. Pria itu mengusap kepala Lilyana lembut, "Tentu saja boleh. Ayah akan membangunnya nanti," kata Duke lembut.
Lilyana bingung. Membangun? Bukankah harusnya membuat?
YOU ARE READING
I'm A Transmigrating Princess
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan] Spin Off ITVAHM Kebahagiaan. Itu adalah kata yang sangat sulit Lilyana rasakan selama hidupnya. Tapi, di kehidupan kedua yang diberikan Avelon, naga yang mencintainya, Lilyana akhirnya bisa merasakan kebahagiaan. Clarice Ex...
Transmigrating 34
Start from the beginning
