Jika Rexave ikut bermain, siapa yang akan mengawasi ketiga adiknya? Memang ada Ryuu, Piyo, dan Tigi di atas sana. Tapi, tanggung jawab atas adik-adiknya adalah milik Rexave. Bukan ketiga roh penjaga itu.
Lorenzo keluar dari air. Melangkah mendekati Rexave.
"Kakak, ini adalah liburan keluarga. Jadi, kakak juga harus bersenang-senang," Lorenzo berusaha membujuk Rexave.
Padahal usia mereka hanya terpaut 1 tahun. Tapi, entah kenapa Rexave selalu bersikap seolah dia 10 tahun lebih dewasa. Lorenzo tahu betul. Rexave juga ingin bermain. Namun, tanggung jawabnya sebagai kakak tertua membuatnya harus menahan diri.
"Kakak sudah bersenang-senang," jawab Rexave.
"Dengan berdiri di atas pasir dan melihat kami bermain?"
Rexave menganggukkan kepalanya.
Letisha dan Lilyana yang melihat kedua bocah itu menghentikan permainan mengumpulkan kulit kerang mereka.
"Apa yang Lori bicarakan dengan Kak Xave. Apa Rie penasaran?" tanya Letisha pada Lilyana.
Lilyana menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak peduli dengan apapun yang sedang dibicarakan oleh kaka adik itu.
"Haruskah kita ke sana?" tanya Letisha.
Lilyana kembali menggelengkan kepalanya sebagai balasan.
"Bagus! Ayo!" Letisha menarik tangan Lilyana. Membuat bocah berusia 15 bulan itu mau tidak mau mengikuti langkahnya.
"Aku sudah bilang tidak mau sialan!"
Lilyana menghela napas. Pasrah. Bahkan ibunya juga bertekuk lutut di hadapan Letisha.
"Ada apa?" tanya Letisha.
"Kak Xave tidak mau ikut bermain," Lorenzo yang menjawab.
Letisha menatap Rexave yang langsung memalingkan wajahnya. Letisha tahu betul apa yang membuat Rexave mendadak berhenti bermain. Karena ayah dan Duchess tidak ada, jadi Rexave merasa jika ketiga adiknya adalah tanggung jawab dirinya.
"Kakak tidak mau menghabiskan waktu bersama kami?" tanya Letisha.
Sebagai orang yang meminta Duke dan Duchess pergi, Letisha jadi merasa bersalah pada Rexave. Padahal Letisha sama sekali tidak melakukan hal itu untuk membuat Rexave merasa bertanggung jawab.
"Bukan begitu... hanya saja ..." Reaxe kehabisan kosakata. Bingung hendak membalas ucapan adiknya seperti apa.
Letisha menarik napas pelan, lalu melangkah mendekat. Tatapannya lembut, tidak lagi setegas sebelumnya.
"Aku tahu Kakak merasa harus menjaga kami karena Ayah dan Duchess tidak ada. Tapi... kami tidak butuh dijaga," ucap Letisha perlahan. "Yang kami butuhkan sekarang adalah bermain bersama kakak kami."
Rexave tetap memalingkan wajahnya, namun bahunya menegang. Letisha tahu, kata-katanya mulai menyentuh.
"Kakak memang penerus Noewera dan harus menjaga martabat. Tapi, kakak juga kakak kami. Dan hari ini, kita datang kemari bukan sebagai Noewera, melainkan sebagai keluarga biasa yang sedang berlibur. Jadi, jangan pedulikan gelar kakak," Letisha berkata dengan begitu lembut. Persis seperti suara mendiang ibu yang ayah simpan di bola sihir.
Rexave tersenyum. Letisha dan Lorenzo tersenyum dengan tak kalah lebar. Kedua bocah itu menarik tangan Rexave menuju pantai. Meninggalkan Lilyana yang hanya diam dan memperhatikan ketiga bocah itu.
Lilyana mengamati mereka, lalu menunduk. Ia tahu dirinya bukan bagian dari itu semua.
Bukan karena mereka mengusirnya, tidak. Mereka tidak pernah jahat. Tapi justru karena itulah rasanya lebih menyakitkan—karena mereka terlalu baik untuk mengatakan yang sebenarnya. Bahwa dirinya seperti duri dalam daging. Hadir, tapi menyakitkan. Terlihat, tapi tak diharapkan.
Ia tidak bisa menjadi adik yang cerewet dan ceria seperti Letisha, yang selalu bisa menyulut energi di ruangan mana pun. Ia juga tidak bisa menjadi sosok yang jahil namun peduli seperti Lorenzo, yang tahu persis kapan harus bermain-main dan kapan harus peduli sungguhan. Dan ia tentu saja bukan Rexave, yang penuh ketenangan dan rasa tanggung jawab.
"Rie juga ke sini!"
"Ayo bermain bersama!"
"Rie kemari!"
Lilyana mengangkat kepalanya. Matanya berbinar. Menatap ketiga bocah yang membentangkan kedua tangannya. Seolah siap menangkap Lilyana kapan saja.
Dan gadis kecil itu...
Tanpa sadar berlari. Menghampiri ketiga kakaknya.
Mungkin...
Lilyana pada akhirnya bisa bahagia.
YOU ARE READING
I'm A Transmigrating Princess
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan] Spin Off ITVAHM Kebahagiaan. Itu adalah kata yang sangat sulit Lilyana rasakan selama hidupnya. Tapi, di kehidupan kedua yang diberikan Avelon, naga yang mencintainya, Lilyana akhirnya bisa merasakan kebahagiaan. Clarice Ex...
Transmigrating 26
Start from the beginning
