"Lah iya juga." Ucap chika.

Netra mereka menuju pada floran yang sedang minum, sang empu yang ditatap hanya cengengesan.

"Gua manggilnya apa ya? Flo nanti mereka berdua melihat, kalau ran juga sama." Ucap gito bingung.

Mereka mendengar ucapan gito itu tertawa, karena ditambang muka bingung yang gito keluarkan.

"Kalau lagi sama bang floran, aku dipanggil itu rara bang gito." Ucap flora menjawab kebingungan gito.

"Nah itu, kan biar enak manggilnya." Ucap gito terkekeh kecil.

"Kamu itu sama kayak kembaranmu, dipanggil git aja pasti kalian berdua nengok." Ucap shani gak habis pikir sama kelakuan gito.

"Lah iya, tapi ini beda ci. Manggil flo dan ran, pasti nengok mereka bertiga." Jelas gito dengan ucapan anehnya.

"Kan sekarang sudah dijawab sama flora bang. Yaudah manggilnya rara, lagian kita yang kumpul juga gak ada yang namanya rara." Jelas kathrin dengan muka kesalnya.

"Dih santai dong neng, gak usah gitu kali mukanya." Ucap gito meledek kathrin.

"Isshh tau ah, ci lihat tuh bang gito." Ucap kathrin ngadu ke shani.

"Dih ngadu." Ucap gito.

"Gitooo." Panggil shani dengan muka datarnya.

"Rasain wlee." Ledek kathrin.

Gito hanya diam, karena shani yang jadi pelindungnya kathrin.

Mereka ngobrol bersama disana, saling bercanda tawa membuat mereka bahagia.

Skip malam hari.

Semua tim delta berkumpul di landasan pacu angkatan udara.

Semua keluarga mereka juga sudah ikut berkumpul untuk mengantar keberangkatan para prajurit.

"Yah, bun, ci, dek. Gito berangkat ya. Kalian baik-baik disini, jaga kesehatan kalian ya." Ucap gito yang berada di dekat keluarganya.

"Abang pasti pulangkan." Ucap kathrin dengan muka sendunya.

"Iya sayang, abang pasti pulang kok." Balas gito tersenyum lalu mengelus pipi kathrin.

"Jaga diri baik-baik disana, awas aja kalau kamu lirik prajurit cewek disana. Awas juga kamu godain wanita disana, pulang-pulang ku potong itumu." Ucap shani dengan nada sinisnya.

Gito dan gracio yang mendengar itu seketika ketakutan, gito gak menyangka shani bakal sekejam itu.

"Ya jangan dong." Ucap gito sedikit bergidik takut.

"Makanya, jangan macam-macam disana." Ucap shani.

"Iya ci iya, aku gak macam-macam kok." Balas gito mengelus pangkal kepala shani.

Shani yang kepalanya di elus sama gito membalas itu dengan senyuman.

"Bang sama kayak kata ci shani, aku sama ci ge akan gabung motong itumu kalau berani macam-macam disana." Ucap gita mendekat ke gito dan diikuti gracia.

"Astaghfirullah kejam amat sih kalian bertiga." Ucap gito ketakutan.

"Bunda juga bakal ikutan." Ucap indah sinis.

"Atin juga." Sambung kathrin.

"Waduh, yah gimana ini bantuin gito." Ucap gito meminta bantuan sama sang ayah.

"Maaf nak, kalau ini kita jalan masing-masing aja." Ucap gracio yang tidak mau membantu gito.

Gito benar-benar ketakutan, wajahnya memperlihatkan itu. Indah, shani, gita, gracia dan kathrin ketawa melihat wajah ketakutan dari gito.

Cinta Sang PrajuritWhere stories live. Discover now