Bab 15

914 67 1
                                    

Selamat membaca, sorry kalau banyak typo..
Jangan lupa votenya hehehe...



























Siang itu, mereka masih berada di kampus kathrin. Mereka berencana mau pergi jalan-jalan, cuma terkendala kathrin tidak mau melepaskan pelukannya dari gito.

"Dek lepas dong, abangnya susah nafas nanti kalau terus atin pelukin gitu." Bujuk indah.

"Gak mau bunda, atin masih mau peluk abang lama. Atin kangen tau bun sama bang gito." Ucap kathrin masih setia memeluk gito.

"Iya nanti lanjut lagi ya dek, sesak nih nafas abang dipeluk terus." Bujuk gito.

Gak lama, kathrin sudah melepas pelukannya. Karena kalau gito yang ngomong kathrin langsung menurutinya.

"Giliran bang gito yang ngomong baru dilepas." Cibir gita.

"Biarin, kan abang aku wleee." Ucap kathrin meledek gita.

"Kan kembaran aku wlee." Balas gita gak mau kalah.

"Mau ribut sampai kapan kalian berdua?" Tanya gito menatap datar ke mereka berdua.

Gita dan kathrin langsung diam, karena kalau gito yang ngomong dengan wajah datarnya. Kedua adiknya itu pasti takut.

"Sudah, kalau mau ribut lagi tinggal aja kalian berdua disini." Ucap dingin gito.

"Maaf bang." Jawab mereka berdua bersamaan.

Indah dan gracio hanya menggeleng saja melihat kedua anaknya yang ribut jadi diam seketika.

Gito memang kalau marah itu susah kepada adik-adiknya, tapi sekalinya marah gito hanya menatap tajam dengan wajah datar membuat kedua adiknya ketakutan.

"Yaudah bun, yah, mi, pi, ci kita pergi aja. Biarkan dua manusia ini ribut disini, kita tinggalin aja mereka berdua." Ajak gito dengan nada dinginnya.

"Sudah bang, kasihan mereka jangan gitu ih." Ucap indah membujuk gito.

"Lagian bertingkah aja kerjaan mereka berdua bun." Ucap gito dengan wajah datarnya.

Sebenarnya indah gak tega melihat kathrin sama gita, cuma memang benar kata gito mereka suka sekali ributin hal yang gak penting.

"Masih mau ribut lagi?" Tanya gito dingin.

"Gak bang." Jawab mereka berdua bersamaan.

"Baikan kalian." Titah gito.

"Kak gita, maafin atin soal yang tadi." Ucap kathrin nunduk.

"Emang diajarin kalau ngomong harus nunduk gitu?" Tanya gito ketus.

Kathrin yang dengar itu kaget, perlahan air matanya keluar membasahi pipinya.

"Hiks..hiks..hiks.." Kathrin mulai menangis karena bentakan dari gito.

"Gak ada yang nyuruh nangis." Ucap gito datang.

Gak ada yang berani melerai gito, karena gito kalau marah ke gita dan kathrin. Bunda ataupun ayahnya hanya diam aja, karena mereka tahu gito lakukan itu bukan akibat emosi. Cuma gito gak suka sama hal sepele begitu sampai ribut.

Kathrin dan gita benar-benar takut sama gito, mereka jarang melihat gito seperti itu. Tapinya sekali marah, gito akan berubah jadi dingin dan nada bicaranya mulai ikutan dingin.

"Gita, minta maaf sama atin. Atin minta maaf sama gita." Ucap gito sambil melipat tangan didadanya.

Gita sama kathrin masih saja diam, gito masih memandang tajam ke arah kedua adiknya itu.

Cinta Sang PrajuritUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum