Bab 18

838 71 1
                                    

Selamat membaca, sorry kalau banyak typonya hehehehe...











































Pagi pun tiba, gito dan keluarga sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan pagi. Meja makan sangat hening dan gak ada yang ngobrol sedikit pun.

Sarapan pagi telah selesai, gracio mengajak keluarganya untuk berkumpul di ruang tamu. Mereka semua pun berkumpul disana. Dan gak lama shani pun datang.

"Assalamu'alaikum." Ucap shani.

"Wa'alaikumsalam." Jawab mereka semua.

"Sini shan duduk, kamu sudah sarapan nak?" Tanya indah.

"Sudah kok bun, makanya shani langsung kesini." Ucap shani yang duduk di dekat gito.

"Kemarin kamu mau bicarain apa bang sama kita?" Tanya gracio.

"Gini, kan semalam gito buru-buru pulang dari rumah sakit. Nah saat itu gito dapat panggilan dari komandan yah, bun. Makanya gito langsung pergi gitu aja, pas ketemu ci shani gito lewat aja." Jelas gito.

"Terus setelah ketemu komandan kalian bicarain apa?" Tanya bunda.

"Tim gito, dikirim ke Afganistan membantu pasukan disana." Ucap gito.

"Apa abang gak bisa menolak misi itu?" Tanya kathrin dengan wajah sedihnya.

"Gak bisa tin, bulan lalu abang sudah meminta pengalihan tugas ke lebanon. Kali ini abang gak bisa menolak lagi, karena kalau abang menerima ke lebanon kemungkinan selesai tugasnya 1 tahun dek." Jelas gito dengan halus.

"Terus ke Afganistan berapa lama bang?" Kali ini gita yang bertanya.

"Kemungkinan 1 bulan, itu sudah paling cepat dek." Ucap gito.

"Kapan kamu berangkatnya to?" Tanya shani.

"Besok ci, kita besok berangkat dari pangkalan udara TNI AD." Balas gito tersenyum.

Mendengar keberangkatan gito besok, kathrin menangis tiba-tiba. Gito yang melihat itu langsung meregangkan tangannya untuk dipeluk sama kathrin.

Kathrin yang melihat itu langsung mendatangi gito, dia memeluk abangnya dan duduk di pangkuan gito. Kathrin menyembunyikan kepalanya di ceruk leher gito dan masih menangis.

"Sudah ya dek, atin jangan nangis lagi. Nanti mata atin sembab sayang." Ucap gito menenangkan kathrin lalu mengelus surai rambut adiknya itu.

"Hiks abang hiks jangan tinggalin hiks atin." Ucap kathrin yang masih menangis dipelukan gito.

"Abang gak ninggalin atin kok, abang cuma ada panggilan tugas negara aja. Kan setelah itu, abang balik lagi kesini dek." Ucap gito yang masih menenangkan kathrin.

"Atin, bang gito juga gak lama kok. Siap itu kan atin masih bisa main sama bang gito setelah pulang nanti." Ucap shani yang ikut menenangkan kathrin.

"Iya sayang, nanti kalau abang pulang kita main-main. Atau kita jalan-jalan aja ke jambi mau gak." Ucap gito sambil mengelus punggung kathrin.

Dengan bujukan liburan pun gak membuat kathrin berhenti menangis, dia tetap saja menangis dipelukan gito. Kathrin itu bayi besarnya keluarga argantara.

Dia sangat manja ke gito, dia gak mau gito meninggalkannya saat gito dapat tugas negara. Seperti waktu gito pertama kali selesai pendidikan, gak beberapa gito dapat tugas berangkat ke suriah. Dan itu atin pun menolak untuk gito berangkat.

Segitu sayangnya kathrin ke gito, sampai dia gak mau gito meninggalkan dia tugas lama-lama. Dia terlalu lengket sama gito, karena gito sangat menyayangi kathrin maupun gita.

Cinta Sang PrajuritWhere stories live. Discover now