Bab 23

980 80 0
                                    

Selamat membaca..














































Rembulan telah berganti mentari pagi, keluarga argantara sedang berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama.

"Opa sama oma kemana?" Tanya gito.

"Kita mau ke jambi nak, oma sama opa mau liburan disana sama kakek dan nenek kalian." Jelas oma karina.

"Berapa lama disana oma?" Tanya kathrin.

"Lama pokoknya, oma sama opa mau nikmati liburan disana. Mau nikmati masa tua kita soalnya." Jelas opa Alfonso.

"Emang papi ngambil penerbangan pagi?" Kali ini gracio yang bertanya.

"Iya cio, kita ambil penerbangan pagi biar bisa jalan-jalan sampai sana." Balas oma.

"Mau kita anter mi?" Ucap indah.

"Gak usah, kan supir kalian ada. Biar mami sama papi diantar sama supir aja. Kalau gitu kita berangkat ya, baik-baik kalian disini. Assalamu'alaikum." Ucap oma langsung berpamitan dan keluar dari rumah.

Mereka berlima pun menikmati sarapan paginya, hanya keheningan yang terjadi diruangan itu.

Setelah selesai sarapan, piring semua sudah dibereskan oleh bi sumi. Dan semua diangkat ke dapur agar di cuci.

"Gito, pagi ini berangkat sama bunda." Ucap bunda indah.

"Iya bunda." Balas gito yang sudah siap.

"Bunda sama bang gito mau kemana?" Tanya kathrin.

"Ke rumah sakit atin, bang gito mau recovery kesehatannya." Jelas bunda indah.

"Yaudah, nanti siang atin kesana bun." Ucap kathrin.

"Oh iya to, kata bunda kamu mau nanam saham di perusahaan kinal?" Tanya ayah gracio.

"Iya yah, 80% mau gito tanam saham disana. Tapi kalian jangan kasih tahu itu atas nama gito, sebisa mungkin bunda, ayah, gita dan atin tutup mulut soal ini." Ucap gito.

"Siap letnan." Jawab mereka serentak.

Gito yang mendengar itu terkekeh melihat tingkah keluarganya.

"Yaudah, atin berangkat sama ayah ya. Soalnya ayah pengen ke kantor sudah lama gak kesana soalnya." Ucap gracio.

"Iya yah, yuk berangkat yah." Ucap kathrin mengajak ayahnya.

Pagi itu kathrin dan ayah cio berangkat ke kantor bareng. Sedangkan gita, gito dan bunda indah juga sama-sama berangkat.

Indah, gita dan gito telah sampai di rumah sakit. Mereka masuk bersamaan, tapi gito tertahan karena saat jalan dibelakang bunda dan adiknya dia berada dibelakang lalu ditahan oleh seseorang.

"Aku mau bicara serius sama kamu. Tanpa ada penolakan." Ucap shani.

Yapz, orang yang menahan gito itu adalah shani sendiri. Karena shani ingin menjelaskan semuanya pada gito.

Shani pun berjalan duluan, lalu ikut dibelakang shani. Mereka menuju taman rumah sakit yang masih sepi.

Gito melihat shani sudah duduk disebuah bangku disana. Lalu gito menyusul untuk duduk di samping shani.

"Mau ngomong apa?" Tanya gito datar.

"Aku mau jelasin semuanya hiks." Ucap shani yang tiba-tiba meneteskan air matanya.

"Kenapa kamu berubah jadi cuek ke aku?" Tanya shani yang masih menangis.

Gito tak menjawab, di memegang pipi shani lalu menggerakkannya untuk menghadap padanya.

Cinta Sang PrajuritWhere stories live. Discover now