Bab 22

954 78 8
                                    

Selamat membaca..

















































Keesokan harinya, gito terbangun dari tidurnya. Karena pikiran dia masih dihantui sama perjodohan shani.

Saat gito mau beranjak dari tempat tidurnya, tangan kirinya terasa berat. Dia menoleh ke arah kirinya ternyata gita sedang tertidur dengan berbantalkan lengan kiri gito.

Dia melihat kembarannya itu tertidur nyenyak, dia tidak tega membangunkannya. Karena dia tahu, kalau gita sudah tidur dikamarnya sudah pasti dia melepas rindunya sama gito setelah 4 bulan gak bertemu.

"Dek bangun yuk." Ucap gito menepuk lembut bahu gita.

"Eugghhh." Gita membuka matanya setengah sadar.

"Abang sudah baru bangun?" Tanya gita.

"Sudah dari tadi dek, bangun yuk abang mau mandi dulu gak bisa gerak ini." Ucap gito mengelus pipi gita.

"Morning bang gito." Ucap gita mencium pipi kembarannya.

"Morning adek abang." Ucap gito mencium pipi gita.

Gita beranjak dari kasur gito, dia jalan menuju kamar mandi yang ada dikamar gito.

"Dek awas tembok." Ucap gito.

Bugh

"Adddduuhhhh huaaa." Tangis gita setelah kepalanya terbentur tembok kamar gito.

Gito bergegas lari menuju gita..

"Kan sudah abang bilang awas tembok, kamunya gak dengar juga." Ucap gito sambil memelul gita dan mengelus kepala adiknya yang sakit karena benturan.

"Udah dek jangan nangis lagi." Lanjut gito menenangkan gita.

"Sakit abanggg huaaa." Gita masih menangis karena benturan.

"Cup cup cup adik abang ini, sudah ya jangan nangis lagi." Ucap gito yang mencium kening gita karena terkena benturan tersebut.

Gita pun berhenti menangis, dia tetap memeluk gito dan menyembunyikan kepalanya di ceruk leher gito.

"Kamu gak ada kerjaan hari ini kak?" Tanya gito.

Gita yang mendengar pertanyaan itu langsung menatap gito.

"Ada deh kayaknya bang." Ucap gito.

"Terus, ngapain belum mandi?" Tanya gitu datar.

"Hehe yaudah aku mandi dulu bang." Ucap gita terkekeh.

"Sana mandi, abang juga mau mandi. Nanti kalian berdua biar abang yang antar jemput." Ucap gito.

"Oke bang." Gita pun keluar dari kamar gito.

Setelah gito selesai dengan ritual mandinya, dia sudah rapih dan berjalan menuju ruang makan.

"Pagi opa, oma, bunda, ayah." Ucap gito menyapa mereka.

"Pagi bang." Balas mereka bersamaan.

"Abang udah rapih aja?" Tanya sang ayah.

"Mau ngantar atin sama gita kerja yah." Ucap gito lalu duduk di bangku meja makan.

Gak lama gito duduk, turun 2 adik kesayangannya yang sudah rapih.

"Pagi semuanya." Ucap gita dan atin bersamaan.

"Pagi kak/dek." Balas mereka.

"Udah kumpul semua, ayo makan dulu." Ajak indah.

Cinta Sang PrajuritWhere stories live. Discover now