38•Davendra

14.6K 888 96
                                    

Happy reading

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Kanara mengerjapkan matanya saat merasakan usapan lembut beserta kecupan ringan membubuhi wajahnya beberapa kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanara mengerjapkan matanya saat merasakan usapan lembut beserta kecupan ringan membubuhi wajahnya beberapa kali. Ia dapat melihat siapa pelakunya. Satu hal yang akan Kanara langsung lakukan adalah menelisik pemilik netra mata itu. Ia tidak mau keliru dalam membedakan mereka.

"Kana..."

Dave berbisik di telinga Kanara, suaranya seolah terdengar kesakitan. "Maaf, gue pengecut, gue gak bisa menahan diri. Lo sakit karena gue, maaf Kana, maaf..."

Dave terluka melihat Kanara seperti ini. Ia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Kanara, namun kenapa dirinya sendiri yang justru menyakiti Kanara.

"Gue pengen miliki lo dengan cara terbaik gue, lo tahu itu Kana."

Kanara memejamkan matanya, kata-kata itu terdengar familiar di telinganya. Ah, ia ingat, Dave pernah mengatakan itu saat mereka masih SMA dulu.

"Tapi gue gak bisa, Daven berhasil nyakitin lo sampai kaya gini." Lirih Dave merasa kecewa terhadap dirinya sendiri.

"Dari awal gue emang gak mau masuk ke kehidupan lo." Dingin Kanara memalingkan wajahnya, enggan menatap tatapan pria itu.

"Gak ada yang salah dengan jatuh cinta, Kana." Sangkal pria itu menolak, memang apa salah jika Dave ingin memiliki Kanara? Tidak bukan.

"Salah kalau itu lo," jawab Kanara cepat. "Cara lo mencintai dan menginginkan sesuatu itu salah, atau gue harus dibuat kecelakaan lagi biar gue bisa buktiin kalau cara gila lo itu salah?"

Dave tampak terkesiap, bagaimana Kanara bisa tahu... Meski begitu Dave tetap mempertahankan prinsipnya.

"Oh, lo udah tahu rupanya."

"Daven yang bilang, lucu ya? Bagian dari diri lo justru mengkhianati diri lo sendiri." Kanara terkekeh tidak habis pikir.

Dave terdiam beberapa saat, tetapi pada akhirnya ia tetap tidak peduli. Jari-jari laki-laki itu dengan bebas menggapai pipi Kanara yang tidak terpoles riasan sama sekali. Dave menatap Kanara lekat.

"Cantik..."

Tatapan Dave terfokus pada luka berbentuk horizontal yang berada di hidung sampai pipi kiri nya. "Tapi sedikit berkurang karena ini," lanjutnya.

Kanara hanya terkekeh sinis. "Bagus, kalau perlu gue rusak wajah gue sekalian biar lo gak tertarik lagi."

Dave mendengus tidak suka. Meski begitu Dave memilih memeluk Kanara erat, menggesek-gesekkan hidungnya ke bahu wanita itu. "Gue bahkan bisa buat banyak bekas luka agar lo terlihat jelek, Kana. Tapi gue rasa itu gak berguna, karena mau lo jelek sekalipun gue tetap sayang lo lebih dari apapun."

DavendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang