4•Davendra

75.3K 3.8K 90
                                    


Happy reading guys

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari awal jam pelajaran sampai bel istirahat terdengar, Devina lebih banyak diam dari biasanya. Padahal Devina sangat cerewet namun hari ini gadis itu hanya diam, melamun.

Devina sama sekali tidak menyahuti guyonan teman-temannya saat di koridor. Ia diam, memandang lurus ke depan.

Bahkan Devina tersentak saat Nilam bertanya padanya.

"Vin!" Panggil Nilam agak keras karena sedari tadi Devina dipanggil tidak menoleh sama sekali.

Devina mengerjapkan matanya, "eh iya kenapa?"

Nilam berdecak kesal. "Lo di tanya dari tadi diem aja, ada masalah apaan sih?"

"Enggak, gak ada apa-apa." Devina menggeleng.

"Yaudah, mau pesen apa jadinya?"

"Samain aja, La." Nilam mengangguk, segera mengantri memesan makanan.

Devina mengedarkan pandangannya, matanya tertuju pada satu objek. Seorang laki-laki yang wajahnya mirip dengannya sedang berkumpul dengan beberapa orang laki-laki lainnya. Laki-laki itu, Dave sedang menatap ke arahnya, ah ralat Dave sedang menatap ke arah Kanara yang sedang memainkan ponselnya bersama Shana.

Tatapan laki-laki itu begitu mengintimidasi. Devina tergugup saat Dave mulai berjalan menghampiri mereka.

Disaat itu juga Devina menatap Kanara dengan cemas. "Na, Lo bisa anter gue ke toilet gak? Cepet, penting banget."

Devina menarik tangan Kanara agar Kanara beranjak dari duduknya, Shana ikut kebingungan. Devina membawa Kanara pergi dari sana, sedangkan Shana yang kebingungan terpaksa mengikutinya.

Sementara Dave yang melihat itu semua menatap tajam kembarannya itu, berani beraninya!

Tapi tidak masalah, hanya dibawa lari bukan berarti bisa lepas darinya bukan?

Dave berbalik badan kembali berjalan menghampiri teman-temannya.

"Waduh! Bisa perang antar saudara ini." Ledek Naresh saat melihat Dave yang tidak jadi menghampiri gadis pujaannya.

Dave mendengus kesal.

"Gimana mau bersatu, di restuin sama kembaran aja kagak." Lagi-lagi Naresh membuat emosi Dave naik.

Laki-laki yang sedang mencoret-coret buku dengan coretan deretan angka dan beberapa soal matematika itu menoleh. "Yaelah, Dave. Lo gak perlu restu kali, kalo ada cara paksa kenapa lo harus pake cara baik-baik ya gak?!"

Zidanne tertawa setelah mengatakan hal itu.

Haidar menendang kaki Zidanne dengan kuat. "Anjing. Lo sama aja ternyata."

DavendraOn viuen les histories. Descobreix ara