25• Davendra

29.8K 1.3K 86
                                    

Happy reading

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanara menjalani beberapa tahap pengobatan medis yang memakan waktu cukup lama. Sudah sekitar dua Minggu lebih ia di rumah sakit, keadaannya memang sudah membaik namun belum benar-benar pulih seperti sedia kala.

Dan selama dua minggu sejak Dave di bawa paksa oleh orang-orang yang tidak di kenal, sejak saat itu pula Kanara tidak pernah melihat Dave lagi. Entah kemana pria itu.

Merasa kehilangan? Tentu tidak. Kanara sudah menegaskan dari awal, ia tidak pernah mencintai pria itu.

"Hari ini kamu udah bisa pulang," beritahu sang ibu pada putrinya.

Kanara yang sedang memainkan rambutnya refleks menatap Mama nya. Ia menjerit kegirangan. "Yes, akhirnya!"

"Rambut Kana udah lepek banget," keluh gadis itu.

"Gak apa-apa, nanti kalau kamu udah sehat kaya biasa kita ke salon bareng. Anak Mama tetep cantik kok." Ucap Mama Kanara menghibur putrinya.

Kanara tersenyum tipis meskipun ia sendiri tidak yakin apakah perkataan Mama nya benar atau tidak. Mengingat kecelakaan nahas itu yang meninggal cukup banyak bekas luka di tubuhnya. Terlebih lagi di bagian wajah, ada bekas goresan kaca di kening dan pipinya. Dapat di pastikan bekas luka itu tidak akan hilang dengan mudah. Apalagi Kanara tidak bisa lagi berlari kencang seperti dulu, ada masalah di kakinya hingga ia tidak bisa berlari seperti biasa. Untungnya ia masih bisa berjalan meskipun masih kaku.

Gadis itu meraba bagian bekas luka memanjang di pipinya. "Kana udah nggak kaya dulu lagi, dan ini kayaknya gak bisa ilang."

"Bisa, sayang. Nanti Mama konsultasi ke dokter kecantikan, biar ada solusi buat ngilangin luka kamu." Mama Kanara sedih melihat putrinya yang sudah tidak seantusias itu menjalani hidupnya, ia yakin bekas luka itu tidak akan hilang tetapi ia tetap berusaha mencari cara.

Kanara tersenyum, "coba aja nanti." Ia sendiri tidak tahu luka ini bisa hilang atau tidak, tetapi menurut feeling nya bekas luka nya tidak akan bisa hilang sepenuhnya. Pasti ada garis coklat bekas luka di sekitaran wajah nya.

"Yaudah, sekarang ganti baju dulu. Sini, biar Mama bantuin." Titah Mama Kanara seraya memegangi satu tangan putrinya, ia menuntun Kanara turun dari kasur dengan hati-hati.

Setelah memastikan Kanara masuk ke dalam kamar mandi, Mama Kanara duduk di sofa sembari menunggu putrinya selesai. Kendra —suaminya dan putra sulungnya belum datang, jadi tinggalah mereka berdua di ruangan ini.

"Mama!" Panggil Kanara dari dalam kamar mandi, sepertinya gadis itu sudah selesai membersihkan diri.

"Udah selesai?" Tanya Mama nya dari luar pintu.

DavendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang