14•Davendra

55.3K 2.9K 99
                                    

Happy reading

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Setelah berbicara sebentar dengan Gio dan Devina, Kanara bergegas keluar dari gedung mengingat laki-laki itu yang menunggu diluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berbicara sebentar dengan Gio dan Devina, Kanara bergegas keluar dari gedung mengingat laki-laki itu yang menunggu diluar.

Dan benar saja, diluar Daven masih berdiri di depan mobil seraya bersandar ke bagian depan mobil.

Baru saja Kanara tiba, tubuhnya sudah ditarik oleh Daven hingga lagi-lagi Kanara menubruk tubuh pria itu. Melihat tatapan Daven yang seolah sedang marah, Kanara mengurungkan niatnya untuk memarahi pria itu.

"Jangan kasar, Daven." Peringat Kanara, hanya itu yang bisa Kanara katakan.

Daven malah terkekeh geli, melihat raut ketakutan Kanara. Ia menghela nafas pelan, menghirup aroma rambut Kanara yang menempel di dada nya.

Daven mempersilahkan Kanara masuk ke mobil, ia membukakan pintu, bersikap manis selayaknya seorang pacar yang baik.

Di perjalanan pun tidak ada kendala apapun, mereka hanya sama-sama diam. Sesekali Kanara melirik tangannya yang digenggam pria itu, ia juga melirik raut wajah laki-laki itu.

Kanara dibawa Daven ke apartemen laki-laki itu, kali ini Kanara tidak menolak, yang pasti ia yakin Daven tidak akan berbuat macam-macam kecuali sedang marah. Ya bisa dipastikan Kanara aman saat ini.

Baru sampai di apartemen, Daven menepuk-nepuk space kosong di sofa, di sebelah pria itu, mengisyaratkan Kanara untuk duduk di sebelahnya.

Daven menenggelamkan kepalanya ke bahu Kanara, hembusan nafas teratur terdengar dari pria itu.

"Daven?" Panggil Kanara setelah beberapa saat Daven terdiam di bahunya.

Gumaman lirih terdengar dari pria itu.

"Daven" panggil Kanara sekali lagi.

"Ya, Kana?"

Kanara menelan ludahnya saat suara pria itu berubah lagi. Dengan ragu-ragu Kanara bertanya, "Lo bukan—"

"I'm Dave, not Daven." Balas Laki-laki itu lirih.

Kanara mengangguk, ia mencoba sedikit menjauh namun laki-laki itu malah melingkarkan tangannya ke perut Kanara dengan erat.

"Diem na, gue pusing, lemes." Adu Dave dalam dekapannya.

Laki-laki itu memejamkan matanya, menumpahkan segala rasa tidak enaknya ke pundak Kanara. Daven terlalu lama mengambil alih tubuhnya hingga ia lemas tidak karuan seperti ini.

"Lo inget kejadian tadi?" Tanya Kanara memastikan.

Dave mengangguk kecil, "Gue denger semuanya."

Kanara terdiam, bingung harus bereaksi apa.

DavendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang