13•Davendra

51.1K 3.1K 82
                                    

Happy reading

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Hancurkan gedung ini beserta isinya sekarang juga."

Semuanya terperangah mendengar ucapan Daven yang terdengar tidak main-main.

"Daven! Jangan gila ya lo!" Sentak Devina mencoba semakin mendekati Daven.

Daven yang merasa di dekati Devina, ia ikut mundur karena refleks.

"Berani maju satu langkah lagi artinya kita semua mati." Tekan Daven menatap bengis mereka satu persatu, kecuali pada Kanara tentunya.

Devina sontak terdiam mendengar hal itu.

"Lo mau Kana mati juga?" Tanya Devina berharap Daven akan luluh jika ia membawa nama gadis yang membuat seorang Davendra tergila-gila itu.

Daven menyeringai tidak takut sama sekali. "Kalau Kana gak jadi punya gue, buat apa dia hidup?"

Devina membuang nafas frustasi, ia jadi ikut gila gara-gara mempunyai kembaran semacam Davendra itu.

"Lo emang beneran gila ya?!" Devina benar-benar tidak tahu harus berbicara apalagi, Daven sangat bebal.

"Dari dulu mereka udah nganggap gue gitu kan? Jadi sekalian aja gue ikutin omongan mereka." Daven mendengus dingin, melirik Devina dengan sinis.

"Artinya lo emang gila." Ketus Kanara, merasa tidak takut sama sekali.

Daven melirik Kanara dengan cepat, ia mendengus dingin. "Gue gila karena lo."

Kanara tersenyum remeh, "Yakin? Bukannya sebelum ada gue lo udah gila ya?"

Daven mengepalkan tangannya, berani-beraninya! Daven mendekati Kanara, menyorot tajam gadis itu dengan aura intimidasi nya.

Kanara menelan ludahnya, merasa terintimidasi oleh Daven. Tenang, ia tidak boleh takut, rencananya bukan untuk takut melainkan mengalihkan perhatian Daven sehingga nyawa mereka selamat.

Ditatapnya Daven dengan tajam oleh Kanara, Kanara tersenyum sinis. "Kenapa? Bener kan?"

Daven tersenyum lebar, "Karena gue belum terlalu gila, lo mau buat gue lebih gila gak?"

Glek

Kanara menelan salivanya, menatap gugup Daven.

Menyadari kegugupan Kanara, Daven semakin mendekatkan wajah mereka, menatap pahatan sempurna milik gadisnya itu.

"Ayo nana, gue siap gila karena lo." Ucap Daven tepat saat bibirnya berada di depan kening Kanara, Kanara dapat merasakan hembusan nafas dari mulut laki-laki itu di keningnya.

"Lo mau tau cara buat gue gila gimana?" Gumam Daven lirih namun masih terdengar jelas.

Daven menatap sayu Kanara, ia mendongakkan dagu Kanara agar menatap dirinya dengan intens. Ia mengelus bibir Kanara dengan ibu jarinya.

DavendraWhere stories live. Discover now