24•Davendra

31.1K 1.6K 110
                                    

Happy reading

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Davendra melangkahkan kakinya dengan tegas memasuki ruang utama rumah keluarganya. Ia berjalan dengan santai sembari sesekali bersiul bersenandung kecil. Tidak ada perasaan bersalah sedikitpun dalam hatinya.

Archandra —ayah dari pria itu menyusul langkah putranya dengan cepat, ia menyekal lengan putranya hingga langkah Dave terhenti.

Pria itu menatap sang ayah dengan tatapan tajamnya, ekspresinya sulit di tebak. Entah apa yang dipikirkannya melalui ekspresi dingin itu.

"Brengsek!" Archandra tanpa ragu melayangkan tamparan keras hingga Dave terhuyung ke belakang.

Dave mendesis kesakitan, ia menyeka sisi bibirnya. Darah, laki-laki itu meludahkan darah yang terasa di bibirnya dengan sembarang.

"Dad— apa yang Daddy lakuin?!" Pekik Devia sang istri bertanyalah pada suaminya.

Archandra sama sekali tidak menghiraukan pekikan istrinya, ia masih menatap Dave dengan tajam.

"Kamu bahkan rela menyakiti gadismu sendiri hanya untuk memuaskan rasa kepemilikan mu yang gila itu, benar-benar bajingan!" Archandra membentak seraya menendang perut putranya tanpa belas kasihan..

Dave terbatuk merasakan sakit luar biasa di perutnya, ia masih diam enggan melawan.

"Sayang! Udah, kamu bisa buat anak kita sakit!" Ucap Devia mencengkram erat lengan suaminya, menahan emosi sang suami.

Archandra membuang nafasnya kasar, ia memanggil salah satu pelayan. "Bawa istri saya ke kamarnya, jangan biarkan dia keluar kamar sedikitpun."

Devia tentu tidak terima mendengar perintah suaminya, ia memberontak kala dua orang pelayan mulai memegangi tangannya. Dua pelayan itu menyeret Devia menjauhi ruangan.

"CHANDRA! aku gak mau, lepasin!" Teriakan dari sang istri hanya dianggap angin lalu oleh sang pemilik nama.

Archandra mendekat, ia menarik rambut tebal putranya agar mendongak menatap dirinya.

Dave terkekeh geli, "kenapa?" Tanya nya parau.

"Kamu tahu apa yang kamu lakuin? Kamu bisa buat dia mati!" Sentak Archandra menghempaskan genggaman di rambut putranya.

"Terus kenapa kalau dia mati?" Dave tersenyum miring.

"Bodoh! Kamu yang akan menderita, Davendra!"

DavendraDär berättelser lever. Upptäck nu