28•Davendra

25.9K 1.3K 72
                                    

Happy reading

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Semua orang memiliki cara masing-masing untuk menghadapi kesedihan dan kemarahan yang ada dalam diri mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua orang memiliki cara masing-masing untuk menghadapi kesedihan dan kemarahan yang ada dalam diri mereka. Karakter Dave yang sebenarnya itu lemah, ia takut jika berhadapan dengan kakeknya —orang yang memiliki peran menakutkan di masa kecilnya.

Rasa trauma dan takut itu masih ada hingga ketika ia kembali bertemu dengan sosok kakeknya, kepribadian Dave memilih untuk membiarkan Daven yang mengambil alih. Meskipun terlihat kasar dan keras, sebenarnya itu hanya cara untuk menutupi kelemahannya. Bukan, bukan lemah tentang fisik melainkan lemah tentang perasaan. Kepribadian Dave itu mudah tersinggung, oleh karena itu ia selalu bersikap kasar agar tidak ada yang berani berkata macam-macam padanya.

Berbeda dengan Dave, sosok Daven meskipun terlihat lembut dan perhatian, percayalah itu hanya tipu muslihat saja.

Dave membutuhkan sosok Daven untuk melindungi dirinya sendiri dan Daven membutuhkan sosok Dave agar bisa mengerti bagaimana rasanya jatuh cinta. Daven tidak mengenal perasaan yang bernama cinta itu. Karakter Daven seolah diciptakan hanya untuk melindungi dirinya sendiri, ia tidak tahu bagaimana rasanya memberi kasihnya pada orang lain.

Dave dan Daven itu saling membutuhkan, mereka tidak bisa dipisahkan. Jika Dave mencintai satu wanita, maka Daven pun akan mencintai wanita yang sama.

"Lo pergi nemuin Kanara, Daven. Gue kangen banget sama dia."

Suara dari Dave terdengar di telinga kepribadian Daven. Sejak kedatangan Dave kesini yang membuat laki-laki itu selalu merasa sedih, lemah, bahkan marah, hal itu yang membuat Daven lebih sering muncul daripada Dave.

Daven berdecih malas, ia merotasikan bola matanya sebal. "Kau bahkan masih terkurung bodoh! Berhenti memikirkan gadis itu."

"Omong-omong gimana kabar Kanara ya? Dia baik-baik aja kan?"

"Sepertinya pertanyaan itu lebih cocok untukmu Dave."

"Hahaha... Aku baik-baik saja," meski sempat terdiam sejenak namun Dave membalas dengan kebohongan. Dan Daven mengetahui hal itu.

"Ya, ya, teruslah berbohong hingga kau lelah."

"Gue bakal baik-baik aja kalau gak ada Devina," ucap Dave yang membuat tawa Daven teredam seketika.

"Sepertinya Devina terlalu merepotkan, haruskah aku menyingkirkannya?"

****

Hari perpisahan serta kelulusan Kanara dengan teman-temannya telah tiba. Ia begitu menunggu hari ini, hari dimana masa putih abu-abunya telah selesai.

Kanara mengenakan kebaya modern berwarna peach yang sangat manis, gadis itu terlihat dewasa dan elegan. Kanara menghela nafas mengingat-ingat kenangan masa SMA bersama teman-temannya, kini semuanya telah berbeda. Bahkan saat hari-hari terakhir di SMA pun mereka malah berpisah, tidak lagi bermain-main atau bercanda seperti dulu.

DavendraWhere stories live. Discover now