26•Davendra

29.7K 1.5K 80
                                    

Happy reading

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dave mengamuk. Terbukti dengan pacaran kaca dimana-mana, barang-barang yang berserakan sembarang arah, suasana kamar benar-benar kacau dan mencekam.

Mata pria itu memerah, lengannya sudah penuh dengan goresan-goresan bekas pecahan kaca yang ia lempar sembarang arah.

"ARGH!" Suara teriakkan menggelegar memenuhi seisi ruangan. Siapapun yang mendengarnya pasti merasa takut.

Davendra mengepalkan tangannya hingga muncul urat-urat tegang, ia menggenggam gelas dengan kuat hingga gelas itu pecah di tangannya.

Lelehan darah mengalir dari kepalan tangan pria itu. Seperti seakan tidak mengenal rasa sakit, ia malah semakin kuat mengepalkan tangannya. Darah segar terus mengalir.

Prang!

Tepat setelahnya, kaca di banting ke arah tungku api bermodel klasik itu.

Tidak, ini bukan lagi sosok Dave yang selalu brutal. Kini, jiwa itu tergantikan oleh sosok Daven yang tenang. Saat dimana Dave merasa tersiksa, tertekan, marah, maka saat itu Daven akan mengambil alih tubuhnya.

Tatapannya yang tajam mampu membuat siapapun menunduk takut, aura intimidasi nya menguar ke seluruh ruangan.

Daven melangkahkan kakinya dengan tegas ke arah pintu, ia mengetukkan pintunya dengan tenang.

"Buka," suara serak berkata dengan tenang.

Terdengar suara dari luar, itu suara penjaga yang berjaga diluar kamarnya. "Mohon maaf tuan muda, anda tidak di perbolehkan keluar sementara oleh bapak."

Daven tertawa menggelegar, seperti hal tersebut terdengar lucu baginya.

Laki-laki itu meredakan tawanya, seketika matanya kembali menatap tajam dan datar. Bunyi langkah menjadi pertanda bahwa laki-laki itu mulai menjauh dari sekitar pintu.

Daven berjongkok menatap kobaran api yang menjadi satu-satunya sumber cahaya di kamar ini selain lilin yang ada di sudut ruangan.

"Cantik," gumamnya seraya menatap lekat ke arah api yang merah menyala.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DavendraWhere stories live. Discover now