CHAPTER 51

32.4K 1.7K 185
                                    

Kelopak mata milik seorang gadis cantik yang tengah terbaring di lantai dingin perlahan terbuka, menampilkan netra cokelat indahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kelopak mata milik seorang gadis cantik yang tengah terbaring di lantai dingin perlahan terbuka, menampilkan netra cokelat indahnya. Zeyra mengernyit memijat pelipis yang berdenyut.

Tatapan mata gadis itu bergulir memindai tempat keberadaannya. Ruangan itu sangat gelap, tanpa pencahayaan sedikit pun. Zeyra beringsut mundur ketakutan begitu teringat akan sesuatu.

Dia baru tersadar kini ia telah berhasil diculik oleh laki-laki itu. Saat itu, Ravion menarik paksa Zeyra masuk ke dalam mobil. Zeyra memberontak berusaha melepaskan diri dari cengkeraman lelaki itu. Setelahnya entah apa yang terjadi, yang pasti sepertinya Ravion yang membuat dirinya tak sadarkan diri.

Zeyra tidak tahu apa alasan Ravion sampai menculiknya. Seingat Zeyra, ia tidak pernah memiliki masalah dengan lelaki itu. Bola mata Zeyra bergetar disertai bibir yang ia gigit kuat. Tubuh gadis itu gemetaran. Dalam keadaan seperti ini membuatnya deja vu.

Zeyra berjengit kaget begitu mendengar suara langkah kaki beserta pintu yang dibuka secara kasar. Gadis itu semakin beringsut mundur, tangannya terangkat untuk menutup mulut.

"Oh, apa kau sudah bangun?" Suara itu, suara Ravion. Zeyra menggelengkan kepala, menahan napas. Keringat dingin mulai menetes di sekitar pelipis.

Tiba-tiba lampu di ruangan tersebut menyala. Sehingga Ravion bisa melihat dengan jelas bagaimana kondisi Zeyra yang bergetar ketakutan. Ravion menyeringai lantas terkekeh.

Zeyra meneguk ludah. Ruangan bercat hitam yang ia tempati saat ini kosong. Tidak ada satupun barang di sana. Terlihat begitu suram dan menyeramkan.

Ravion bersedekap dada, laki-laki itu membawa langkah kakinya mendekat. Zeyra menegang, ia hendak mundur tetapi punggungnya telah membentur tembok. Dia menahan diri agar tidak menangis saat itu juga.

"Zeyra, menurutmu mengapa si bajingan itu bisa terpikat padamu, hm?" tanya Ravion. Dia berjongkok, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Zeyra. Sebelah tangan lelaki itu terulur menyentuh dagu Zeyra, mengangkat sedikit wajah gadis itu yang sedari tadi menunduk.

Ravion meneliti setiap inci wajah Zeyra. "Tapi lumayan juga."

Zeyra berusaha melepas tangan Ravion dari dagunya tetapi lelaki itu malah mencengkeram erat. "L-lepaskan Zey!"

Tatapan Ravion jatuh pada bibir mungil Zeyra yang tengah digigit oleh gadis itu sendiri. Ibu jari Ravion mengusap pelan sudut bibir Zeyra. "Bagaimana jika aku mencicipinya sebentar?"

"T-tidak! Tolong lepaskan!" pekik Zeyra. Gadis itu panik bukan main. Dia memalingkan muka dengan kasar membuat tangan Ravion terhempas begitu saja.

Kekehan berat terdengar, Ravion menghembuskan napas kasar. Kedua matanya menyipit tajam pada sosok gadis di depannya. Lelaki itu sangat berbahaya, Zeyra sungguh gemetar ketakutan.

Secara kasar Ravion menjambak rambut Zeyra hingga wajah gadis itu mendongak. Zeyra memekik, ia hendak menahan tangan Ravion tetapi tak bisa sebab pergelangan tangannya dicekal.

GEOGRAWhere stories live. Discover now