CHAPTER 36

36.2K 1.7K 88
                                    

"Zey," panggil Fani, menghampiri Zeyra yang tengah sibuk berkutat di dapur bersama Bu Inah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zey," panggil Fani, menghampiri Zeyra yang tengah sibuk berkutat di dapur bersama Bu Inah. Merasa namanya disebut, Zeyra mengalihkan pandangan.

"Tuan Muda memanggilmu." Fani meletakkan nampan berisi secangkir kopi. "Oh, iya, Zey. Tuan Muda menginginkan kopi buatanmu," ujarnya.

"Lagi?" tanya Bu Inah, keningnya mengerut. Dia menatap ke arah Zeyra dengan tatapan heran. Sama halnya dengan Fani dan para pekerja di mansion.

Mereka terkadang bertanya-tanya tentang perubahan sikap Geogra. Laki-laki itu melarang para pelayan untuk mengurus keperluannya kecuali Zeyra. Geogra hanya akan memanggil Zeyra jika dia membutuhkan sesuatu. Seperti saat ini, Fani berinisiatif membuatkan Geogra secangkir kopi karena biasanya di jam kerja laki-laki itu selalu meminta untuk dibuatkan kopi.

Tetapi ketika dia memberikan itu pada Geogra, laki-laki itu memberikan tatapan dingin padanya dan menyuruh Fani untuk membawa kembali secangkir kopi tersebut. Sebelum Fani keluar ruangan, Geogra sempat mengatakan untuk membuatkan kopi yang baru tetapi harus Zeyra yang membuatnya.

Aneh bukan?

Fani merasa ada sesuatu yang ganjal antara Geogra dan Zeyra. Mereka seperti tengah menyembunyikan sesuatu sebab ketika Zeyra pergi menemui Geogra, gadis itu tidak kembali lagi.

Fani mengangguk mengiyakan saat melihat Bu Inah menampilkan raut tanya. Zeyra hanya bisa tersenyum paksa. "K-kalau begitu Zey akan buat kopi untuk Tuan Muda."

Zeyra segera beranjak membuatkan secangkir kopi untuk Geogra. Fani melirik Zeyra yang tengah sibuk membuat kopi, lalu pandangannya beralih pada Bu Inah.

Fani menarik lengan Bu Inah sembari terus memandangi Zeyra. Dia sedikit mendekat lalu berbisik, "Bu, apa Ibu merasa ada yang aneh?"

Bu Inah menganggukkan kepala sembari mengamati Zeyra. "Aku merasa Tuan Muda memperlakukan sesuatu yang berbeda saat bersama Zeyra. Aku sering kali melihat Tuan Muda menggenggam tangan Zeyra."

"Benar! Aku juga melihatnya!" pekik Fani, pelan. "Dengar-dengar sebelum Tuan Muda pergi ke kantor, beliau yang selalu mengantar Zey ke sekolah."

Kedua pelayan yang kini tengah berada di pojok tembok mulai memasang ekspresi serius.

"Apa mungkin mereka tengah menjalin hubungan?" tebak Fani asal. Dia mengaduh ketika Bu Inah mencubit lengannya.

"Hush, jangan asal bicara. Bagaimana jika ada yang mendengar?" Bu Inah menatap Fani memberi peringatan. Pelayan itu mengucapkan kata maaf sembari meringis. Setelah Zeyra selesai membuat kopi, gadis yang tak sadar tengah dibicarakan itu berpamitan terlebih dahulu sebelum beranjak dari sana.

"Tapi jika memang benar mereka memiliki hubungan. Aku orang pertama yang akan mendukung mereka!" ujar Fani dengan ekspresi penuh keyakinan beserta sebelah tangannya yang terangkat. "Lebih baik Tuan Muda bersama Zey daripada dengan gadis pemarah itu."

GEOGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang