CHAPTER 29

33.9K 1.6K 73
                                    

Selama satu jam, Zeyra tidak bergerak dari posisinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selama satu jam, Zeyra tidak bergerak dari posisinya. Duduk sembari memangku Geogra yang tengah tertidur. Zeyra menyandarkan punggung pada sofa merasa pegal. Dia tidak tahu sampai kapan akan seperti ini.

"Tuan, bangun," ujar Zeyra, memberanikan diri untuk menepuk-nepuk pipi laki-laki itu. Namun Geogra tak kunjung bangun. Matanya masih terpejam erat. Zeyra semakin khawatir, suhu tubuh lelaki itu sangat panas.

Takut terjadi apa-apa pada Geogra, lantas Zeyra dengan susah payah memindahkan lelaki itu agar tertidur di sofa. Ia akan mencari bantuan untuk membawa Geogra ke rumah sakit.

Akhirnya Zeyra bisa bernapas lega setelah berhasil melepaskan diri. Tanpa lama dia segera melangkah keluar untuk mencari Naden. Entah di mana lelaki itu berada.

"Mau ke mana?"

Belum sempat tangannya menyentuh knop pintu, sebuah suara menghentikan gerakan Zeyra. Gadis itu berbalik, ia terkejut melihat Geogra yang sudah duduk menatap tajam ke arahnya.

"Tuan, maaf. Tapi sepertinya Tuan sedang sakit. Zey akan mencari bantuan," ujar Zeyra cepat sebelum laki-laki itu marah dan menyangka bahwa dirinya ingin kabur.

"Ck!" Geogra memijat pelipisnya. Kemudian ia berdiri tetapi hampir saja oleng karena bergerak secara tiba-tiba. Untung saja Zeyra langsung berlari dan membantu lelaki itu.

Geogra mengernyit, ia menoleh pada gadis itu. "Lepaskan." Geogra menghempas lengan Zeyra yang bertenger di bahunya. Dia memilih untuk menggenggam tangan gadis itu. Rasa hangat mulai menjalar di telapak tangan Zeyra. "Ikut aku. Pulang," ucapnya, lalu beranjak dari tempat itu.

Laki-laki itu berusaha mengenyahkan rasa pusing yang semakin mendera. Berbagai macam umpatan terus ia lontarkan sembari menyetir mobil. Zeyra hanya bisa diam mendengarkan. Untungnya kali ini Geogra tidak menyetir bak kesetanan seperti pagi tadi.

"Tuan Muda, Anda sudah pulang?" tanya Bu Inah terkejut melihat kedatangan mereka berdua di depan pintu.

"Di mana Mom?" tanya lelaki itu, mencari keberadaan Rashelyna.

"Tuan, Nyonya dan Nona Giselle sudah kembali ke kediaman, Tuan Muda."

Geogra menghela napas lalu mengangguk. "Tolong siapkan air hangat," Dia melangkah memasuki mansion dengan tangan yang tak lepas menggenggam tangan Zeyra. Bu Inah mengangguk patuh, ia melirik sedikit ke arah Zeyra kemudian beranjak dari sana menyiapkan air hangat untuk tuannya.

"Tuan, apa Anda ingin dibuatkan teh?" tawar Zeyra berinisiatif. Sebenarnya itu hanya alasan agar Geogra melepaskannya. Sebab ia merasa tidak nyaman saat melihat tatapan para pelayan yang mengarah padanya.

"Hm." Ajaib, Geogra langsung menyetujuinya. Zeyra sempat dibuat melongo, ia pikir laki-laki itu akan menolaknya.

"Tapi Tuan, t-tangan."

Tersadar akan sesuatu, Geogra melirik sedikit ke arah tangannya yang masih bertautan. Entah kenapa, ia sedikit tidak rela melepaskan genggaman itu. Dengan perlahan, Geogra melepas tangannya. Kemudian lelaki itu berlalu begitu saja. Zeyra menatap kepergian Geogra, lalu tak sengaja melihat belakang telinga Geogra yang memerah.

GEOGRAWhere stories live. Discover now