CHAPTER 34

36.8K 1.8K 116
                                    

Jantung Zeyra berdegup kencang, ia melirik pada tangannya yang tengah digenggam dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jantung Zeyra berdegup kencang, ia melirik pada tangannya yang tengah digenggam dengan lembut. Gadis itu menegang mendengar perkataan Geogra yang mengklaimnya sebagai kekasih laki-laki itu. Apa ia sedang bermimpi? Tetapi mengapa sentuhan lembut di tangan Zeyra terasa sangat nyata?

"Kau tidak aku izinkan untuk menolak. Hanya aku yang boleh memilikimu," ujar Geogra, dia menggenggam erat tangan Zeyra.

Mulut Zeyra kelu, tubuhnya menegang, rasanya dia tidak sanggup untuk berbicara. Zeyra masih belum bisa mencerna situasi ini.

Gadis itu meneguk ludah, dia melirik ke arah Kaidan yang tengah diseret oleh Naden. Sebuah tangan menyentuh dagunya, mengalihkan pandangan Zeyra ke arah Geogra.

"Zeyra." Geogra memegang pundak Zeyra sembari mengusapnya. Dia ingin menghilangkan jejak bajingan itu yang telah menyentuhnya. "Kau hanya boleh melihatku."

Dari kejauhan seorang gadis mengepalkan tangan. Kedua matanya menyorot tajam ke arah Zeyra. Seluruh wajahnya memerah. Dadanya naik turun disertai napas yang tak beraturan.

Amarahnya telah memuncak. Tanpa bisa dicegah oleh kedua temannya, Camela melangkah cepat menghampiri Zeyra.

"Camela!"

"Dasar sialan kau, Jalang!" teriak Camela. Sontak saja perhatian semua orang langsung tertuju pada gadis itu. Mereka sudah menduga hal ini akan terjadi.

Geogra menaikkan satu alis, dia mengernyit tak suka ketika Camela menarik lengan Zeyra hingga genggamannya terlepas. Zeyra memejamkan mata saat Camela melayangkan tangan hendak menampar gadis itu.

Tetapi sebelum itu terjadi, Geogra sudah lebih dulu mencekal pergelangan tangan Camela. Laki-laki itu menampilkan raut muka dingin.

"Apa yang kau lakukan?" tanyanya dengan nada datar.

"Kak Geo, gadis cupu ini sangat licik! Dia telah merencanakan ini semua! Dasar jalang! Setelah menggoda sepupu Naden, sekarang kau juga berniat menggoda Kak Geo?!" Camela berteriak dengan wajah penuh amarah.

Camela meronta dalam cengkeraman Geogra. Laki-laki itu menarik lengan Zeyra, menempatkan gadis itu di belakangnya. Camela meringis kesakitan saat tangannya dicengkeram kuat. Dia menatap Geogra dengan ekspresi sedih.

"Sakit Kak..."

"Lancang sekali kau." Geogra menyeringai, ekspresinya terlihat suram dan menyeramkan membuat Camela ketakutan. Dia jadi teringat saat Geogra mencekiknya di sekolah. "Apa kau ingin lenganmu kupotong, hm?"

Camela menggelengkan kepala. "T-tidak, Kak. Tapi jalang itu—Ahhh!"

Geogra menggeram, dia menghempaskan Camela hingga gadis itu terjatuh, lalu kedua temannya datang tergesa-gesa untuk membantu.

Geogra melirik semua orang yang ada di sana menyaksikan kejadian itu dengan tatapan bengis. "Kuperingati, jika ada yang berani memyentuh gadisku. Kalian tanggung akibatnya." Kali ini ia akan membiarkan Camela. Tetapi jika gadis sialan itu kembali berulah, maka dia takkan segan-segan untuk membuatnya menderita.

GEOGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang