CHAPTER 15

33.5K 1.3K 5
                                    

Geogra up!

Eh, btw chap kemarin setelah aku baca ulang ternyata banyak typonya, aku gak nyadarr huaaa T_T

Jika menemukan typo atau kalimat yang kurang tepat, tolong bantu koreksi yaaa, timakaciii ><

Jangan lupa tekan vote dan komen sebanyak-banyaknya 💐



Happy reading!

Sepulang sekolah, Zeyra menyempatkan diri untuk mencari informasi lowongan pekerjaan

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Sepulang sekolah, Zeyra menyempatkan diri untuk mencari informasi lowongan pekerjaan. Ya, dia berniat bekerja paruh waktu. Setidaknya uang itu cukup untuk membiayai kebutuhan hidupnya bersama nenek.

Ditambah keadaan neneknya yang jauh dari kata baik-baik saja. Ekonominya yang sulit membuat Zeyra kekurangan biaya untuk membeli obat. Selama ini neneknya hanya bergantung pada obat. Ia tak mungkin membawa nenek ke rumah sakit. Zeyra tidak memiliki uang yang cukup.

Setelah mendapat beberapa informasi, gadis dengan penuh semangat itu berdandan rapi. Ia menggunakan pakaian formal, kemeja putih dipadukan dengan celana berwarna hitam. Tak lupa ia sedikit merapikan rambutnya yang diikat ke belakang. Berkas-berkas lamaran yang dibutuhkan ia bawa ke dalam map coklat.

Sebelum masuk ke ruang interview, kini Zeyra tengah bersiap-siap di ruang tunggu. Ia mengatur napas supaya tidak gugup dan tak lupa juga berdo'a agar ia diberi kelancaran.

Jika kalian tanya, apakah nenek tahu bahwa ia bekerja? Jawabannya iya. Nenek tahu dan sempat melarangnya.

"Zey, tidak usah bekerja. Turuti ucapan Nenek!" ujar Sura.

"Nek, memangnya salah jika Zey bantu Nenek? Bahkan uang Nenek saja sekarang sudah tidak cukup untuk membeli obat."

"Nenek tidak pernah menyuruhmu untuk membeli obat," balas Sura, alisnya menukik tajam tanda bahwa ia marah.

"Zey hanya ingin membantu Nenek," ucap Zeyra, memegang tangan Sura. Gadis itu memelas menatap penuh permohonan.

"Nenek tidak pernah mengajarkanmu menjadi anak pembangkang." Sura menepis lengan Zeyra, ia memalingkan wajah. Sura benar-benar marah saat tahu Zeyra akan bekerja.

"Zey hanya ingin Nenek cepat sembuh." Helaan napas terdengar. Zeyra mendongak saat air di pelupuk matanya mendesak keluar. "Zey ingin Nenek sehat. Zey tidak suka Nenek sakit."

"Jika itu yang membuatmu bersikeras untuk bekerja. Maka jangan pedulikan Nenek! Fokus saja dengan sekolahmu!" Suara Nenek Sura mulai meninggi.

Zeyra terkejut, semarah-marahnya Sura, ia tidak pernah sampai membentaknya. "Mengapa Nenek berkata seperti itu? Bagaimana bisa Zey tidak peduli pada Nenek? Apa jadinya jika Zey hidup tanpa Nenek? Zey sangat menyayangi Nenek."

GEOGRATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon