CHAPTER 39

33.3K 1.4K 29
                                    

Camela melangkah pelan sembari mengernyit jijik saat tak sengaja menangkap dua orang berbeda jenis kelamin tengah melakukan hal yang tidak senonoh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Camela melangkah pelan sembari mengernyit jijik saat tak sengaja menangkap dua orang berbeda jenis kelamin tengah melakukan hal yang tidak senonoh. Telinganya berdengung mendengar suara musik yang begitu keras disertai lampu yang berkelap-kelip.

Gadis itu berdecak pelan. Dia merenggut tak suka. Jika bukan karena ia yang sedang membutuhkan orang itu, ia tak sudi untuk mendatanginya kemari. Kedua tangannya terkepal kuat seraya menggumamkan nama seseorang yang sangat ia benci. Zeyra. Gadis sialan itu!

Tidak bisa dibiarkan. Camela tidak bisa diam saja, ia harus cepat-cepat bertindak. Zeyra sungguh tidak tahu diri. Gadis miskin dan cupu sepertinya tidak pantas bersanding dengan Geogra. Zeyra sudah berani melewati batas. Camela tidak akan membiarkan Zeyra tenang sedikitpun.

Langkah kaki Camela terhenti ketika matanya menangkap sosok laki-laki di paling ujung ruangan yang tengah duduk sembari memangku seorang wanita. Tangan laki-laki itu dengan nakal melingkar di pinggang sang wanita.

Raut muka Camela terlihat kesal lantas menghampiri sosok itu dengan langkah lebar. "Hei kau!" teriaknya.

Mendengar suara seseorang yang melengking membuat semua orang yang ada di sana mengalihkan pandangan menuju Camela termasuk sosok laki-laki itu.

Satu alis laki-laki itu terangkat. Bibirnya berkedut kemudian tertarik ke atas. Ia menatap Camela dari atas sampai bawah sembari menyeringai.

"Siapa, Sayang?" Wanita yang berada di pangkuan laki-laki itu bertanya.

Laki-laki itu mengusap pinggang sang wanita kemudian mengecup pipinya pelan. "Pergilah." Tanpa kata, wanita bergaun merah itu mengangguk lalu beranjak pergi dari sana.

Tatapan laki-laki itu beralih pada seorang gadis yang kini berdiri beberapa jarak di depannya. Dia mengangkat dagu, memandang Camela dengan angkuh. Kedua tangannya melipat di depan dada.

"Oh, lihat siapa yang datang? Lama tak berjumpa, Camela Maysara."

Camela memutar bola mata. Keningnya mengerut saat menyadari bahwa semua orang di sekelilingnya tengah memperhatikan mereka berdua. Gadis itu berdecak, dia melangkah mendekat ke arah laki-laki itu.

"Ravion, ikut aku!" ujar Camela.

"Wow wow! Tunggu. Jangan terburu-buru, Nona Manis. Kemarilah, duduk di sampingku. Aku cukup terkejut, seorang Camela datang menemuiku," ujar Ravion. Dia menepuk sofa di sampingnya sembari mengedipkan mata.

"Aku ingin bicara denganmu!"

"Ya, silakan," balas Ravion.

"Tidak di sini, Ravion. Ikut denganku!" ucap Camela, ia jengkel dengan sikap laki-laki itu. Gadis itu melirik ke sana kemari. Ia takut jika ada orang-orang Geogra di sini. Camela benar-benar nekat menemui Ravion, musuh Geogra. Amarahnya sudah tidak dapat dibendung lagi. Dia sangat bertekad untuk memberi pelajaran pada Zeyra.

GEOGRAWhere stories live. Discover now