CHAPTER 20

36.4K 1.3K 13
                                    

Dengan berat hati, Zeyra menuruti perintah Geogra yang mengancamnya untuk menyetujui bahwa dirinya akan dipindahkan ke mansion laki-laki itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan berat hati, Zeyra menuruti perintah Geogra yang mengancamnya untuk menyetujui bahwa dirinya akan dipindahkan ke mansion laki-laki itu. Apakah Nenek Sura tahu? Jawabannya tidak. Zeyra tidak memberitahu kepada neneknya. Karena sudah dipastikan Nenek Sura pasti akan menolak mentah-mentah.

Setelah mengantar neneknya ke rumah sakit untuk pengobatan. Gadis itu kini tengah berada di depan mansion yang tak kalah megah dengan rumah keluarga Zergant.

“Cepat sedikit, langkahmu lambat!” ujar Geogra, ia berjalan dengan langkah lebar diikuti Zeyra di belakangnya. Gadis itu menghela napas pelan,  sedari tadi Geogra selalu saja marah-marah.

“Selamat datang, Tuan.” Pelayan yang sudah berdiri di depan pintu, membungkuk menyambut Geogra.

Laki-laki itu mengangguk, ia berbalik menghadap Zeyra. Menarik lengan gadis itu, lalu mendorongnya ke arah pelayan tersebut. “Bawa dia.”

“Dia pelayan baru,” ucap Geogra singkat, kemudian beranjak pergi dari sana.

Melihat sang tuan membawa seorang gadis ke mansion, pelayan tersebut memperhatikan Zeyra dari atas sampai bawah. Zeyra yang ditatap seperti itu tersenyum canggung.

“P-permisi, Nona? Apa benar Anda pelayan baru?” tanya pelayan tersebut ragu-ragu. Pasalnya gadis di depannya ini terlihat masih muda.

Zeyra mengangguk kaku. “Benar, perkenalkan namaku Zeyra.” Gadis itu mengulurkan tangan.

Pelayan tersebut langsung menerima uluran tangan Zeyra. “Perkenalkan saya Fani. Mari masuk, Nona.” Pelayan bernama Fani itu mempersilahkan Zeyra untuk masuk.

Dirinya melangkah memasuki mansion yang sangat luas itu dengan lesu. Masing-masing tangannya menenteng tas besar berisi pakaiannya. Langkah kakinya terasa berat. Apakah ia akan bekerja di sini? Di mansion milik laki-laki itu? Entah bagaimana nasib Zeyra ke depannya.

Fani membawa Zeyra menuju kamar khusus untuk pelayan, ia membuka pintu berwarna cokelat itu. Ruang kamar tersebut berukuran sedang, tidak terlalu sempit dan juga tidak terlalu besar. Terdapat satu ranjang dan juga lemari di sana. Itu saja sudah membuat Zeyra bersyukur.

“Ini ruang kamar Anda. Semoga Anda betah ya.”

“Terima kasih. Kak Fani panggil saya Zey saja.”

Fani tersenyum kecil. “Baiklah, Zey. Kalau begitu aku pamit, jika kau butuh sesuatu panggil aku saja ya.”

“Eh, tidak usah. Kak Fani tidak usah repot-repot. Zey akan siap-siap terlebih dahulu. Setelah itu Zey akan bantu Kak Fani.”

GEOGRAWhere stories live. Discover now